Seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami berbagai perubahan yang memengaruhi fungsi organ, sistem kekebalan tubuh, hingga kesehatan mental. Anda mungkin punya orang tua, kakek, atau nenek yang sedang berada di fase ini, fase yang penuh tantangan namun tetap bisa dikelola dengan baik.

Mengetahui masalah kesehatan pada lansia dan cara mengatasinya bukan hanya bentuk kasih sayang, tapi juga investasi pada kualitas hidup mereka.
Mari kita bahas satu per satu perubahan dan masalah kesehatan pada lansia, lengkap dengan pencegahan serta solusi yang bisa Anda akses, termasuk dari layanan home care seperti yang disediakan oleh Medi-Call.
1. Penurunan Daya Ingat (Demensia dan Alzheimer)
Penurunan fungsi kognitif adalah salah satu kondisi yang paling sering dijumpai pada lansia. Salah satu bentuknya adalah Alzheimer, yang menurut Alzheimer’s Association (2024), dialami oleh sekitar 1 dari 9 orang usia 65 tahun ke atas di dunia.
Gejalanya bisa berupa mudah lupa, bingung, hingga kesulitan berbicara. Hal ini bukan hanya memengaruhi kualitas hidup lansia, tapi juga berdampak besar pada keluarga.
Cara Mencegah:
- Menjaga kesehatan otak dengan aktivitas stimulatif seperti membaca, bermain puzzle, atau belajar hal baru.
- Rutin olahraga ringan seperti jalan kaki dan senam otak.
- Periksa rutin ke dokter, terutama jika ada riwayat keluarga.
2. Penyakit Jantung
Jantung adalah salah satu organ yang paling rentan terhadap penuaan. Plak kolesterol dan tekanan darah tinggi yang tak terkendali bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Menurut data dari WHO (2023), penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di kalangan lansia secara global.
Cara Mencegah:
- Mengatur pola makan rendah garam dan lemak jenuh.
- Mengontrol tekanan darah dan kolesterol.
- Rutin cek kesehatan jantung, minimal setahun sekali.
3. Diabetes Tipe 2
Banyak lansia tidak menyadari bahwa mereka sudah mengalami pra-diabetes. Gejalanya bisa samar, seperti sering lelah atau haus, namun jika tidak dikendalikan bisa berakibat komplikasi serius seperti gangguan ginjal dan neuropati.
Cara Mencegah:
- Menghindari konsumsi gula berlebih.
- Menjaga berat badan ideal.
- Pemeriksaan gula darah secara rutin.
4. Osteoporosis
Tulang menjadi lebih rapuh seiring usia. Osteoporosis membuat lansia berisiko tinggi mengalami patah tulang, bahkan hanya dari jatuh ringan. CDC (2023) melaporkan bahwa satu dari dua wanita dan satu dari empat pria berusia di atas 50 tahun akan mengalami patah tulang karena kondisi ini.
Cara Mencegah:
- Konsumsi cukup kalsium dan vitamin D.
- Olahraga beban ringan seperti tai chi atau yoga.
- Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
5. Gangguan Penglihatan dan Pendengaran
Masalah seperti katarak dan presbycusis (gangguan pendengaran karena usia) seringkali tidak langsung disadari. Akibatnya, komunikasi jadi terganggu dan lansia bisa merasa terisolasi.
Cara Mencegah:
- Cek mata dan telinga secara berkala.
- Gunakan alat bantu seperti kacamata dan alat bantu dengar sesuai anjuran dokter.
Medi-Call memiliki layanan konsultasi dokter spesialis mata dan THT yang bisa datang ke rumah untuk pemeriksaan lebih mendalam.
6. Masalah Pencernaan: Konstipasi dan Gangguan Lambung
Saluran pencernaan melambat seiring usia. Produksi enzim pencernaan menurun, otot usus melemah, dan seringkali lansia mengonsumsi obat-obatan yang bisa memperlambat pergerakan usus.
Konstipasi (sembelit) menjadi keluhan umum yang tampak sepele tapi berdampak besar. Jika dibiarkan, sembelit kronis bisa menyebabkan wasir atau impaksi feses, yang butuh penanganan medis.
Pencegahan dan Perawatan:
- Tambahkan makanan berserat seperti sayur, buah, dan gandum utuh.
- Minum minimal 6–8 gelas air putih per hari.
- Jangan terlalu lama menahan buang air besar.
Medi-Call bisa membantu dengan home visit dokter umum dan pemberian obat yang sesuai untuk penanganan sembelit ringan hingga sedang.
7. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan Pneumonia
Lansia lebih rentan terhadap infeksi pernapasan, termasuk flu, batuk kronis, bronkitis, dan pneumonia. Sistem imun yang menurun serta penyakit kronis yang mendasari seperti jantung atau diabetes membuat infeksi lebih berisiko menjadi parah.
Menurut HealthDirect Australia (2023), pneumonia adalah penyebab kematian paling umum dari penyakit infeksi pada lansia di atas 65 tahun.
Cara Pencegahan:
- Vaksinasi influenza tahunan dan vaksin pneumonia setiap 5 tahun.
- Menjaga kebersihan tangan dan etika batuk.
- Hindari paparan asap rokok dan polusi.
8. Risiko Jatuh dan Cedera Akibat Ketidakseimbangan
Jatuh bisa menjadi peristiwa yang mengubah hidup. Bahkan jika hanya tergelincir kecil, patah tulang atau cedera kepala bisa terjadi. Lansia sering mengalami gangguan keseimbangan karena lemahnya otot kaki, gangguan saraf, atau efek samping obat.
Pencegahan Efektif:
- Tata ulang rumah: pasang pegangan di kamar mandi, pencahayaan yang cukup.
- Lakukan latihan keseimbangan seperti senam lansia atau yoga ringan.
- Konsultasikan obat-obatan yang mungkin memicu pusing atau tekanan darah turun.
9. Kesehatan Mental: Depresi dan Isolasi Sosial
Depresi pada lansia sering disalahartikan sebagai “hal biasa karena usia tua”, padahal ini kondisi medis serius. Mereka yang kehilangan pasangan hidup, merasa tidak dibutuhkan, atau menghadapi perubahan peran sosial sangat berisiko.
NIH (2022) menemukan bahwa 20% lansia mengalami gangguan mood, terutama depresi ringan hingga sedang.
Pencegahan:
- Dorong mereka untuk terlibat dalam komunitas lansia atau aktivitas sosial.
- Buat rutinitas yang bermakna, seperti merawat tanaman atau menulis jurnal.
- Konsultasi psikolog secara berkala.
10. Inkontinensia Urine
Masalah menahan kencing sangat sering dialami oleh lansia, baik pria maupun wanita. Bukan hanya soal frekuensi, tapi juga kepercayaan diri dan kenyamanan hidup mereka. Ada beberapa jenis inkontinensia(kondisi ketika seseorang tidak dapat mengontrol keluarnya urine (air seni) atau feses):
- Urge incontinence: dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil.
- Stress incontinence: terjadi saat batuk, tertawa, atau angkat beban.
- Overflow incontinence: kandung kemih tidak bisa kosong sepenuhnya.
Sayangnya, banyak lansia tidak mau mengungkapkannya. Padahal kondisi ini bisa diobati atau dikendalikan.
Cara Pencegahan:
- Latihan otot dasar panggul (senam Kegel).
- Batasi konsumsi diuretik seperti kopi dan teh.
- Konsultasikan ke dokter bila sering buang air kecil malam hari atau tidak tuntas.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Kadang kita cenderung menunda periksa ke dokter karena merasa gejalanya “hanya karena usia” atau “masih bisa ditahan”.
Padahal, beberapa gejala pada lansia justru jadi tanda awal kondisi serius. Menunda penanganan hanya akan memperburuk keadaan dan membuat pemulihan lebih lama.
Berikut adalah tanda-tanda penting yang tidak boleh diabaikan:
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas dalam waktu singkat. Bisa jadi gejala kanker, hipertiroid, atau depresi.
- Perubahan perilaku atau suasana hati drastis, seperti mudah tersinggung, apatis, atau kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.
- Kesulitan buang air besar/kecil yang tidak kunjung membaik, atau kebocoran urine secara terus-menerus.
- Lupa arah atau lupa nama anggota keluarga sendiri. Bisa jadi tanda awal demensia atau Alzheimer.
- Sesak napas saat aktivitas ringan, terutama jika disertai nyeri dada, keringat dingin, atau pusing.
- Luka yang tak kunjung sembuh, terutama di kaki. Ini bisa jadi komplikasi dari diabetes atau gangguan peredaran darah.
Jika menemukan satu saja dari gejala-gejala ini pada orang tua atau anggota keluarga lansia, sebaiknya langsung konsultasikan ke tenaga medis.
Tapi, bagaimana kalau kondisi mereka membuat sulit pergi ke klinik?
Tenang, Medi-Call menyediakan layanan home visit dokter umum dan spesialis ke rumah, lengkap dengan pemeriksaan, terapi, dan bahkan tindakan awal bila dibutuhkan.
Menjaga kesehatan lansia itu bukan sekadar tugas medis, tapi bagian dari mencintai mereka secara utuh. Dengan memahami 10 masalah kesehatan yang sering dialami lansia, Anda bisa lebih sigap dalam mengenali tanda awal, mencegah komplikasi, dan memastikan kualitas hidup mereka tetap optimal.
Kesehatan lansia seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor pola makan, aktivitas fisik, lingkungan, dan dukungan emosional. Karena itu, pencegahan tidak cukup hanya dengan konsumsi obat atau suplemen.
Memilih layanan home care yang tepat memang bukan perkara mudah, terutama jika menyangkut kesehatan dan kenyamanan orang tercinta di rumah. Namun dengan kejelasan layanan, tenaga medis profesional, serta tarif perawat home care yang kompetitif dan transparan seperti yang ditawarkan oleh Medi-Call, Anda tidak hanya mendapatkan kemudahan, tetapi juga ketenangan.
Sekarang, Anda sudah tahu pentingnya jasa perawat home care, bukan? Bila Anda membutuhkannya jangan lupa menghubungi Medi-Call.
Segera hubungi Call-Center Medi-Call 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call untuk mendapatkan layanannya.
Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K