Bebas rabies di Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day) diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya mengalahkan penyakit mengerikan ini.
Tanggal 28 September ditetapkan untuk mengenang kematian Louis Pasteur, ahli kimia dan mikrobiologi Perancis, yang mengembangkan vaksin rabies pertama.
Zero By 30
Tema Hari Rabies Sedunia 2017 adalah 'Zero by 30', yang menekankan tindakan penting untuk menjadi bebas rabies pada tahun 2030.
Sebagian besar kasus rabies pada manusia, yaitu mencapai 90% kasus, disebabkan oleh cakaran atau gigitan anjing yang terinfeksi.
Virus rabies menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kematian. Sampai hari ini, lebih dari 90% kematian karena rabies terjadi di Afrika, Asia dan Timur Tengah.
Diperkirakan 3,3 miliar orang hidup dengan risiko terserang rabies dengan perkiraan 59.000 orang meninggal karena rabies setiap tahun, dengan lebih dari setengah yang meninggal adalah anak.
Proses Penularan Virus Rabies
Segera setelah penularan virus, misalnya karena gigitan anjing, tidak ada gejala klinis yang langsung muncul.
Virus rabies ini kemudian berjalan merambat melalui jaringan sistem saraf, juga tanpa menyebabkan gejala apapun, sampai mencapai otak, yaitu pusat sistem saraf.
Setelah sampai di otak, biasanya 1-3 bulan setelah gigitan, akan muncul gejala tidak khas meliputi kelemahan atau malaise umum, kelelahan, sakit kepala atau ketidaknyamanan dan rasa tertusuk atau gatal di tempat gigitan.
Gejala Terjangkit Rabies
Seperti penyakit infeksi otak lainnya, akan muncul gejala yang lebih spesifik seperti insomnia, kecemasan, kebingungan, lumpuh sedikit atau sebagian anggota gerak, eksitasi, halusinasi, agitasi, hipersalivasi (peningkatan produksi air liur), kesulitan menelan, dan hidrophobia atau takut akan air.
Akhirnya menjadi koma atau kehilangan kesadaran dan meninggal karena kegagalan fungsi jantung atau paru-paru.
Gejala rabies awal dapat dengan mudah dikacaukan dengan penyakit lain dan rabies sering tidak terpikirkan.
Proses Pemeriksaan Dokter
Namun, jika ada dugaan rabies, biasanya karena bekas gigitan anjing, beberapa pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk mendiagnosis rabies ante-mortem (sebelum kematian) pada manusia, dapat dipertimbangkan.
Pemeriksaan dilakukan pada sampel air liur, serum, cairan tulang belakang, dan biopsi kulit dari folikel rambut di tengkuk, untuk menemukan adanya virus rabies atau antibodi untuk virus tersebut.
Cara Mengatasi Gigitan Dari Hewan yang Terinfeksi Rabies
Untuk mencegah perburukan klinis, jika digigit atau tergores anjing segera lakukan pencucian luka dengan sabun dan air selama minimal 15 menit.
Oleskan etanol atau antiseptik serupa untuk mencegah infeksi sekunder. Carilah bantuan medis darurat untuk Profilaksis Pasca Pajanan atau Post Exposure Prophylaxis (PEP) sesegera mungkin.
Vaksin adalah satu-satunya cara untuk mencegah timbulnya rabies setelah paparan, sedangkan obat tradisional, seperti permen karet nangka dan bubuk cabai tidak dapat menghentikan perjalanan alamiah infeksi virus rabies.
Kemudian perhatikan hewan yang menggigit, terkait tanda penyakit rabies selama 14 hari kemudian.
Usahakan jangan membunuh binatang itu, tetapi jika hewan itu mati, laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang pengawas hewan.
Secara umum, setiap mamalia yang menggigit tanpa didahului provokasi, harus diperiksa untuk risiko rabies.
Tiga Cara Utama Untuk Melindungi Diri Dari Rabies
Sampai saat ini, tersedia tiga cara utama untuk bebas rabies:
- Mengurangi risiko gigitan binatang,
- Perawatan hewan peliharaan
- Vaksinasi, baik untuk hewan maupun manusia.
Dua Jenis Vaksin Rabies Tersedia
- Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP), yaitu vaksinasi pencegahan sebelum paparan virus rabies
PrPP adalah serangkaian vaksinasi pencegahan rabies yang biasanya diberikan kepada orang yang dianggap berisiko tinggi terpapar.
Misalnya petugas pengawas hewan, dokter hewan, atau orang yang tinggal di, atau bepergian ke, daerah endemis rabies.
Jika seseorang telah mendapatkan PrPP dan terkena rabies, tetap masih perlu PEP, tetapi dosis PEP berkurang.
Sebuah paket vaksin rabies secara lengkap, yaitu PrPP atau PEP, akan menginduksi kekebalan atau imunitas tubuh terhadap virus rabies selama bertahun-tahun.
- Profilaksis Pasca Pajanan (PEP), yaitu vaksinasi untuk menghentikan timbulnya rabies setelah terpapar virus
PEP adalah suatu program vaksinasi yang melindungi terhadap rabies, setelah terkena gigitan binatang.
PEP terdiri dari suntikan immunoglobulin atau antibodi terhadap virus rabies ke dalam luka, dan serangkaian vaksinasi rabies lanjutan.
Jumlah, dosis dan jadwal vaksin mungkin berbeda-beda, tetapi pada umumnya 1 dosis pada setiap hari ke 0, 3, 7, 14 dan 28 setelah gigitan.
Agar PEP efektif, haruslah mencakup keduanya, yaitu vaksinasi dan pengobatan immunoglobulin.
Pada orang yang telah menerima PrEP, masih perlu hanya dua dosis tambahan vaksin, yaitu pada hari ke 0 dan 3 setelah paparan, dengan tidak perlu suntikan immunoglobulin.
Efek samping vaksinasi rabies serius sangat jarang terjadi dan risiko kematian akibat rabies, jauh lebih tinggi dibandingkan masalah efek samping vaksinasi.
Apabila Anda memerlukan vaksinasi rabies terutama setelah terkena gigitan hewan, sekarang bisa mendapatkan vaksinasi rabies bersama dokter Medi-Call di rumah dengan menghubungi Call-Center 24 Jam atau aplikasi Medi-Call.