Penyebab, Gejala, dan Perawatan yang Efektif untuk Depresi pada Lansia

Lansia sering menghadapi tantangan kesehatan dan perubahan hidup yang bisa menempatkan mereka pada risiko depresi lebih besar. Tapi, depresi pada lansia bukan bagian normal dari penuaan. 

Depresi merupakan kondisi yang butuh pengobatan dan perhatian medis. Dengan memberi perawatan yang tepat, maka seorang lansia bisa merasa lega dari gejala depresi yang ia alami. 

Data dari CDC mengatakan jika ada sekitar 4% orang dewasa yang berusia 70 tahun ke atas mengalami depresi. 

Selanjutnya, laman WHO juga mengatakan bahwa ada sekitar 14% orang dewasa yang usianya 60 tahun hidup dengan gangguan mental dan kondisi kesehatan mental yang paling umum, yakni depresi dan kecemasan. 

Dengan ini, maka penting memberi perhatian khusus terhadap kesehatan mental lansia, mengingat dampak yang muncul terhadap kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai depresi pada lansia, mulai dari pengertian hingga perawatan yang dibutuhkan.
banner caregiver medi-call
Medi-Call: Layanan Caregiver di Lokasi Anda

Apa Itu Depresi pada Lansia?

Depresi menjadi kondisi kesehatan mental yang bisa memengaruhi siapa saja dan dari segala usia, termasuk lansia. 

Walaupun wajar merasa sedih, tapi jika Anda merasa suasana hati bisa memengaruhi kemampuan menghadapi kehidupan sehari-hari, maka mungkin saja Anda mengalami depresi. 

Banyak lansia yang mengalami gejala depresi, namun sering kali menganggap bahwa gejala tersebut disebabkan oleh faktor alami.Misalnya seperti penuaan, kondisi kesehatan yang menurun, atau bahkan demensia. Akibatnya, gejala depresi pada lansia sering terabaikan karena dianggap sebagai bagian dari proses penuaan.

Selain itu, sebagian lansia terkadang lebih suka untuk tidak membicarakan mengenai depresi karena merasa malu dan tidak mau mengakui bahwa mereka tidak punya kemampuan mengatasinya. 

Sangat disayangkan karena hal tersebut bisa membuat mereka tidak mencari pertolongan, bahkan menunda pengobatan. 

Baca juga:  Masalah Kesehatan Mental Pada Lansia yang Perlu Diperhatikan

Depresi pada Lansia Berbeda dengan Depresi pada Orang yang Lebih Muda

Depresi memengaruhi lansia secara berbeda dari orang yang lebih muda. Depresi pada lansia seringkali terjadi bersamaan dengan kondisi medis lain dan berlangsung lebih lama. 

Laman WebMD mengatakan jika depresi pada lansia berkaitan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi, serta kematian akibat penyakit. Selain itu, depresi pada lansia juga dapat mengurangi kemampuannya untuk merehabilitasi. 

Depresi pun dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian setelah mengalami serangan jantung. Maka dari itu, penting untuk merawat lansia, bahkan saat depresinya dalam kategori ringan. 

Penyebab Depresi pada Lansia

Dari laman Health Direct, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan depresi pada lansia. Berikut penjelasannya: 

  • Kesehatan fisik yang buruk

Penyakit fisik bisa menyebabkan depresi pada lansia, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Kondisi medis seperti kanker, kurang vitamin, atau penyakit tiroid bisa mengubah cara kerja tubuh dan memicu terjadinya depresi. 

Orang-orang yang mengalami depresi ketika berusia di atas 60 tahun juga mungkin memiliki kondisi medis lain. 

Sangat penting memeriksakan depresi untuk tahu apakah depresi yang dialami diakibatkan karena adanya penyakit serebrovaskular (penyakit yang memengaruhi suplai darah pada otak). 

Bahkan, terkadang obat-obatan yang dikonsumsi juga dapat memicu depresi, seperti obat pereda nyeri dan obat tekanan darah. 

  • Isolasi sosial

Seorang lansia terkadang bisa terisolasi dari teman, keluarga, dan komunitasnya seiring bertambahnya usia. 

Hal ini sangat mungkin terjadi karena banyak rekan sejawat atau temannya yang sudah meninggal, atau kesulitan mengunjungi orang lain. 

  • Mengalami kehilangan di usia tua

Seiring dengan usia yang terus bertambah, laman Health Direct mengatakan jika ada kemungkinan seorang lansia mengalami periode kehilangan yang intens (masa duka yang berat/masa kehilangan yang begitu terasa). 

Kehilangan intens tersebut dapat berupa kehilangan pasangan, teman, kerabat, atau anggota keluarga lainnya. 

Bahkan bisa juga melibatkan kehilangan hewan peliharaan, kesehatan, dan aset. Kehilangan semacam ini juga terkadang memicu munculnya depresi. 

Gejala Depresi pada Lansia

Seorang lansia mungkin tidak menunjukkan gejala depresi yang jelas. Tapi, gejala yang disebutkan dalam artikel National Institute Aging ini bisa muncul pada seorang lansia yang mengalami depresi: 

  • Merasa sedih, hampa, dan putus asa yang sering terjadi atau sepanjang waktu. 
  • Tidak mau melakukan aktivitas yang biasanya dianggap menyenangkan. 
  • Kesulitan tidur dan/atau tidur terlalu banyak. 
  • Kurang energi dan sering merasa lelah. 
  • Memiliki perasaan tidak berharga dan rasa bersalah yang besar. 
  • Mengalami kenaikan atau penurunan berat badan. 
  • Perubahan nafsu makan. 
  • Merasa mudah tersinggung, gelisah, dan gampang frustasi. 
  • Sulit berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat sesuatu. 
  • Berpikir untuk menyakiti diri sendiri bahkan berpikir untuk bunuh diri. 

Perawatan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Depresi pada Lansia

Untuk perawatan depresi pada lansia mungkin memiliki perbedaan dengan perawatan depresi pada orang yang usianya masih muda. Berikut ini perawatan yang disarankan oleh American Psychological Association (APA): 
  • Group Cognitive-Behavioural Therapy (Group CBT)

Pertama, yakni terapi kognitif-perilaku yang akan menargetkan masalah dan gejala yang dialami saat ini. 

Dalam terapi ini, fokusnya yakni pada hubungan antar perilaku, perasaan, dan pikiran yang bertujuan untuk mengubah pola-pola yang mengurangi kesenangan. 

Selain itu, juga mengubah pola yang mengganggu kemampuan seorang lansia untuk dapat berfungsi dengan baik. 

  • Interpersonal Psychotherapy (IPT)

Selanjutnya yakni psikoterapi interpersonal. Terapi ini dirancang untuk membantu seorang lansia yang mengalami masalah hubungan sosial atau perasaan yang terkait. 

Tujuannya adalah meningkatkan hubungan interpersonal lansia dan bisa meringankan depresi. Fokusnya yakni pada hubungan, identifikasi area masalah utama, dan juga pendekatan kolaboratif. 

  • Group Life-Review / Reminiscence Therapy

Ini merupakan terapi untuk meninjau kehidupan dan bernostalgia secara berkelompok. Bentuk terapi satu ini memang terutama ditujukan bagi lansia yang akan membantunya melihat kembali bagaimana perjalanan hidup mereka. 

Baik dalam masa transisi maupun dalam menghadapi tantangan yang telah mereka lalui, refleksi diri diharapkan dapat membantu lansia untuk lebih bisa menerima dan mencapai kedamaian batin. 

  • Gunakan jasa rawat lansia di rumah
Terakhir, Anda bisa menggunakan jasa perawat lansia di rumah. Kini, layanan perawat lansia tidak hanya berada di panti jompo, rumah sakit, atau sejenisnya. Tapi, sudah ada layanan home care yang akan membantu Anda merawat orang tua atau kerabat yang sudah lanjut usia langsung di rumah. 
Perawat Home Care dan Perawat Luka Medi-Call
Medi-Call: Layanan Perawat Home Care dan Perawat Luka di Rumah Anda
Langsung gunakan jasa perawat lansia dengan menghubungi WhatsApp Medi-Call atau lewat aplikasi Medi-CallDitinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K
Referensi:  
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip