Beda Luka Hipertrofik dan Keloid
Secara fisik, keduanya tidak jauh berbeda, sama-sama menimbulkan penebalan pada bekas luka.Untuk memastikan penebalan bekas luka tersebut merupakan keloid atau bukan, perhatikan perbedaan di antara keduanya, seperti:- Lebar luka hipertrofik tidak lebih luas dari ukuran luka asli, sedangkan keloid dapat tumbuh lebih besar.
- Luka hipertrofik dapat menipis seiring bertambahnya waktu, sedangkan keloid justru akan semakin menebal.
- Kemunculan luka hipertrofik bisa dilihat dalam jangka waktu satu bulan, pada keloid akan terlihat dalam waktu sekitar 3 bulan.
- Luka hipertrofik tidak tergantung dari warna kulit namun sebaliknya, potensi terjadinya keloid akan meningkat ‘pada orang dengan warna kulit gelap.
Keloid Terasa Gatal
Pada saat pertumbuhannya, bisa saja keloid terasa gatal, sakit, atau lunak saat disentuh.Terjadinya luka pada kulit juga menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung saraf tubuh.Bagian ujung saraf yang terluka tersebut bisa berubah menjadi lebih sensitif terutama pada masa pemulihan luka baru.Biasanya, sensasi rasa gatal, sakit, atau lunak tersebut akan menghilang jika keloid sudah berhenti tumbuh.Berikut adalah beberapa alternatif yang bisa dicoba bila keloid terasa gatal:- Gunakan krim pelembab atau minyak
Penggunaan minyak kelapa atau minyak vitamin E dapat mencegah kulit kering penyebab keloid terasa gatal.
- Lembaran gel silikon (silicon gel)
Penggunaan lembaran gel silikon akan meningkatkan temperatur pada area keloid 1-2 derajat dari suhu tubuh untuk meningkatkan aktivitas kolagenase sehingga jumlah kolagen dapat berkurang.
Anjuran penggunaan dimulai sejak 2 minggu pasca penyembuhan luka selama lebih dari 12 jam atau seharian.
Lembaran gel silikon sendiri dapat dibeli bebas di apotek namun penggunaannya tetap sesuai instruksi dokter.
- Terapi Tekan
Terapi ini adalah pemberian tekanan pada area keloid terasa gatal dengan maksud membatasi suplai darah dan oksigen sehingga produksi kolagen dapat berkurang.
Satu kali sesi terapi ini dilakukan minimal selama 23 jam atau seharian dalam kurun waktu 6 bulan atau jika keloid masih aktif di bawah pengawasan dokter.
- Injeksi Interferon
Tindakan ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi keloid sebab dapat mengurangi intensitas produksi kolagen tipe I dan III.
Kedua tipe kolagen tersebut memiliki peranan yang hampir sama, yaitu untuk menyembuhkan luka serta membentuk jaringan.
Adapun efek samping dari injeksi interferon adalah timbulnya gejala menyerupai flu seperti demam, nyeri, menggigil, serta rasa tidak nyaman.
Langkah-langkah alternatif di atas relatif aman dan dapat dilakukan sendiri.Untuk pengobatan keloid terasa gatal yang melibatkan suntikan atau operasi, konsultasikan secara langsung dengan dokter ke rumah melalui aplikasi Medi-Call atau hubungi Call Center Medi-Call.