Kenapa bisa mimisan? Cari tahu penyebabnya, cara menghentikan dengan benar, dan kapan harus segera periksa ke dokter.
Mimisan atau epistaksis sering kali membuat panik, apalagi jika muncul tiba-tiba. Banyak orang tua khawatir saat anaknya bangun tidur dengan bantal bernoda darah.
Begitu juga orang dewasa yang sedang beraktivitas lalu hidungnya berdarah tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Faktanya, mimisan cukup sering terjadi baik pada anak maupun orang dewasa. Sebagian besar penyebabnya ringan, misalnya udara kering atau kebiasaan mengorek hidung.
Namun, ada juga sebagian kecil mimisan yang bisa menjadi tanda kondisi medis serius, misalnya tekanan darah tinggi atau gangguan pembekuan darah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab umum mimisan pada anak-anak dan orang dewasa, tanda kapan perlu waspada, serta cara penanganan pertama yang tepat di rumah.
Dan bagi Anda yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut tanpa harus antri di rumah sakit, Medi-Call menyediakan layanan dokter visit homecare, sehingga evaluasi penyebab mimisan bisa dilakukan langsung di rumah dengan aman dan nyaman.

Artikel ini disusun berdasarkan rujukan medis dan pengalaman klinis, relevan dengan kebutuhan sehari-hari pasien Medi-Call.
Table of Contents
ToggleKenapa Bisa Mimisan pada Anak-Anak?
Mimisan pada anak sering membuat orang tua cemas, padahal sebagian besar penyebabnya sebenarnya sederhana. Beberapa faktor umum yang sering memicu mimisan anak antara lain:
1. Udara kering (AC atau cuaca panas)
Lingkungan dengan kelembapan rendah, seperti kamar ber-AC atau cuaca yang sangat panas, dapat membuat lapisan mukosa dalam hidung menjadi kering.
Bila mukosa kering, ia akan retak seperti kulit yang pecah-pecah, sehingga pembuluh darah kecil lebih mudah pecah. Itulah sebabnya mimisan anak sering muncul pada malam hari atau dini hari saat tidur di ruangan ber-AC tanpa pelembap udara.
2. Kebiasaan mengorek hidung
Mengorek hidung dengan jari (nose picking) masih menjadi penyebab utama mimisan pada anak. Pembuluh darah kecil di bagian depan hidung (disebut pleksus Kiesselbach) sangat dangkal dan mudah tergores kuku.
Tidak jarang, anak-anak melakukannya berulang kali tanpa disadari, sehingga mimisan bisa kambuh walau perdarahannya tidak banyak.
3. Alergi atau pilek kronis
Alergi yang membuat anak bersin-bersin atau pilek berkepanjangan sering menimbulkan iritasi hidung. Ketika hidung tersumbat, anak cenderung menggosok, mengucek, atau meniup hidung terlalu kuat.
Aktivitas ini meningkatkan tekanan di pembuluh darah sehingga bisa pecah dan menyebabkan perdarahan. Kalau alergi tidak terkontrol, mimisan juga bisa terjadi lebih sering.
4. Cedera ringan saat bermain
Anak-anak aktif bergerak, berlari, memanjat, hingga bermain bola, sehingga rentan jatuh atau terbentur. Benturan kecil saja kadang cukup untuk membuat pembuluh darah tipis di hidung pecah, apalagi jika mengenai tulang hidung.
Mimisan karena sebab ini biasanya muncul tiba-tiba, dan sering disertai benjolan atau memar di sekitar hidung.
5. Infeksi saluran napas atas
Pilek, flu, atau sinusitis ringan bisa menyebabkan hidung tersumbat, sering bersin, dan peradangan dinding hidung. Kondisi peradangan ini membuat pembuluh darah makin rapuh.
Terkadang, mimisan muncul bersamaan dengan gejala infeksi seperti batuk, demam, atau hidung meler.
6. Pemakaian obat semprot hidung jangka panjang
Obat semprot dekongestan yang digunakan terus-menerus tanpa pengawasan dokter bisa mengiritasi mukosa hidung. Selaput hidung menjadi lebih tipis, sehingga pembuluh darah berada lebih dekat ke permukaan dan lebih mudah pecah.
7. Kelainan pembekuan darah
Meski jarang, kondisi bawaan seperti kelainan trombosit dapat menyebabkan mimisan berulang yang lebih lama berhentinya. Pada masalah trombosit, perdarahan memang sering terjadi di hidung (mimisan), gusi, atau muncul sebagai lebam tanpa sebab yang jelas.
Sementara pada hemofilia, keluhan utama biasanya berupa perdarahan di sendi, bukan mimisan.
Kenapa anak lebih sering mimisan dibanding orang dewasa? Penjelasannya, pembuluh darah di hidung anak lebih rapuh dan permukaannya lebih dekat ke dinding hidung, sehingga mudah pecah.
Inilah mengapa orang tua sering mendapati anak mimisan tiba-tiba, meskipun tidak ada aktivitas berat sebelumnya.
Kenapa Bisa Mimisan pada Orang Dewasa?
Mimisan pada orang dewasa umumnya memiliki pola dan faktor penyebab yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak. Beberapa penyebab umum mimisan pada orang dewasa antara lain:
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi merupakan salah satu faktor paling umum yang memicu mimisan pada orang dewasa. Saat tekanan darah meningkat, beban pada dinding pembuluh darah di hidung juga naik.Â
Pembuluh kecil yang rapuh bisa pecah sewaktu-waktu, terutama saat tekanan darah melonjak mendadak, misalnya setelah stres, olahraga terlalu berat, atau konsumsi makanan tinggi garam.
Mimisan pada penderita hipertensi biasanya lebih sulit berhenti dan kerap berulang.
2. Paparan rokok, polusi, atau zat kimia
Merokok, bekerja di lingkungan berdebu, atau sering terpapar asap kendaraan dan bahan kimia dapat melemahkan lapisan mukosa (selaput) hidung.
Paparan jangka panjang menyebabkan iritasi kronis, membuat hidung lebih kering, tipis, dan gampang berdarah. Itulah sebabnya pekerja di pabrik dengan paparan bahan kimia atau perokok aktif lebih berisiko mengalami mimisan.
3. Dehidrasi atau udara kering
Kurang minum dan udara kering (misalnya akibat penggunaan AC dalam waktu lama) membuat hidung mudah pecah-pecah. Lapisan mukosa (selaput) seharusnya lembap untuk melindungi pembuluh darah di bawahnya.
Bila terlalu kering, lapisan ini retak dan pembuluh darah mudah robek, memicu perdarahan ringan maupun sedang.
4. Cedera atau trauma
Cedera akibat olahraga kontak (seperti tinju, sepak bola, basket), kecelakaan lalu lintas, atau pukulan langsung ke hidung bisa merusak jaringan pembuluh darah.
Pada kasus yang lebih berat, misalnya patah tulang hidung, perdarahan bisa cukup deras dan memerlukan intervensi medis segera. Pasien pasca operasi hidung (septoplasty atau operasi sinus) juga lebih rawan mimisan karena jaringan hidung masih dalam proses penyembuhan.
5. Sinusitis kronis
Sinusitis menyebabkan peradangan berkepanjangan di hidung, sehingga pembuluh darah di mukosa menjadi rapuh. Pada orang dewasa dengan riwayat sinusitis menahun, mimisan bisa muncul bersamaan dengan hidung tersumbat, lendir kental, atau nyeri wajah.
Peradangan terus-menerus membuat pembuluh lebih mudah pecah walau hanya karena bersin atau meniup hidung keras.
6. Penggunaan obat pengencer darah (antikoagulan)
Obat-obatan seperti warfarin, aspirin dosis tinggi, atau clopidogrel berfungsi mencegah penggumpalan darah. Namun, efek sampingnya membuat perdarahan lebih mudah terjadi dan lebih sulit berhenti.
Pasien yang rutin mengonsumsi obat ini cenderung mengalami mimisan yang lebih deras atau lebih lama berhenti dibanding orang tanpa terapi obat tersebut.
7. Adanya Polip atau Tumor hidung
Meski jarang, penyebab mimisan yang berulang tanpa faktor pemicu jelas bisa berasal dari polip hidung (pertumbuhan jaringan jinak) atau bahkan tumor di rongga hidung.
Mimisan akibat kondisi ini biasanya terjadi unilateral (hanya di satu sisi) dan sering kambuh meski sudah dilakukan perawatan sederhana.Â
Jika keluhan disertai hidung tersumbat kronis, hilangnya penciuman, penurunan fungsi pendengaran, atau mimisan, pemeriksaan THT lanjutan sangat disarankan. Penurunan fungsi pendengaran dapat terjadi pada kanker nasofaring, di mana gejalanya juga bisa berupa mimisan.
Kapan Mimisan Perlu Diwaspadai?
Walaupun sebagian besar kasus mimisan tidak berbahaya, ada kondisi tertentu yang perlu dianggap serius. Segera cari pertolongan medis jika:
- Mimisan tidak berhenti lebih dari 20 menit meski sudah ditekan dengan benar.
- Mimisan berulang tanpa sebab jelas, terutama pada orang dewasa.
- Mimisan disertai gejala lain seperti pusing, lemas, gusi berdarah, atau memar mudah.
- Mimisan terjadi setelah cedera kepala atau wajah.
Perlu diingat, mimisan yang sering kambuh bukan sekadar gangguan biasa. Ini bisa menjadi tanda ada kondisi mendasar seperti hipertensi, gangguan pembekuan darah, atau kelainan anatomi pada hidung. Jadi, penting untuk tidak menganggap remeh, terutama jika mimisan disertai gejala sistemik lain.
Cara Pertolongan Pertama Saat Mimisan
Jika bertanya-tanya kenapa bisa mimisan tiba-tiba, biasanya penyebabnya sederhana. Namun, penanganan pertama tetap penting agar perdarahan segera berhenti. Berikut langkah-langkahnya:
- Duduk tegak, jangan berbaring. Posisi ini membantu mengurangi aliran darah ke hidung.
- Condongkan kepala sedikit ke depan, agar darah tidak mengalir ke tenggorokan.
- Tekan cuping hidung (bagian lembut bawah tulang hidung) dengan jari telunjuk dan ibu jari selama 10–15 menit tanpa henti.
- Kompres dingin di pangkal hidung untuk membantu menyempitkan pembuluh darah.
- Hindari mendongak terlalu tinggi atau memasukkan tisu/benda ke dalam hidung, karena bisa memperburuk perdarahan.
Pertolongan pertama penting, tapi jika mimisan tidak reda atau sering kambuh, segera hubungi dokter Medi-Call. Pesan layanan dokter ke rumah dengan mudah melalui Customer Service 24 jam atau aplikasi Medi-Call.
Peran Layanan Medis dalam Penanganan Mimisan
Meskipun sebagian besar penyebab mimisan tergolong ringan, ada kalanya perdarahan dari hidung perlu mendapat perhatian khusus.
Mimisan berulang, sulit berhenti, atau disertai keluhan lain seperti pusing dan lemas sebaiknya segera diperiksakan ke tenaga medis. Mengapa Penting Berkonsultasi dengan Dokter?
Pemeriksaan medis bertujuan menemukan penyebab mendasar dari mimisan. Dokter biasanya akan melakukan evaluasi seperti:
- Mengukur tekanan darah, karena hipertensi sering memicu mimisan berulang.
- Memeriksa mukosa hidung, untuk melihat adanya iritasi, infeksi, atau polip.
- Tes darah bila diperlukan, terutama bila dicurigai gangguan pembekuan darah.
Dengan pemeriksaan menyeluruh, pasien bisa mendapat jawaban lebih jelas tentang kenapa bisa mimisan dan bagaimana cara mengatasinya dengan tepat.
Mimisan berulang? Segera hubungi Dokter Medi-Call!
Jadi, kenapa bisa mimisan? Penyebabnya bisa beragam, mulai dari faktor sederhana seperti udara kering atau kebiasaan mengorek hidung, hingga kondisi serius seperti hipertensi atau gangguan pembekuan darah.
Sebagian besar kasus mimisan, terutama pada anak-anak, bersifat ringan dan bisa berhenti dengan pertolongan pertama sederhana.
Namun, mimisan yang sering kambuh atau sulit berhenti pada orang dewasa perlu diwaspadai sebagai tanda kondisi medis tertentu.
Selalu lakukan pertolongan pertama dengan benar, jaga kelembapan hidung, serta hindari kebiasaan buruk seperti mengorek hidung. Dan yang terpenting, jangan ragu mencari bantuan medis, termasuk layanan homecare seperti Medi-Call, agar penanganan mimisan lebih cepat, aman, dan tepat.
Pesan layanan dokter ke rumah dengan mudah melalui Customer Service 24 jam atau aplikasi Medi-Call.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K
Referensi:
- Cleveland Clinic. Nosebleeds (Epistaxis): Types, Causes, Treatment & Prevention [Internet]. Cleveland Clinic. 2019. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13464-nosebleed-epistaxis
- Nosebleeds [Internet]. Vic.gov.au. 2012. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/nosebleeds
- Mayo Clinic. Nosebleeds: First aid [Internet]. Mayo Clinic. 2017. Available from: https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-nosebleeds/basics/art-20056683