Penyebab Gangguan Ginjal pada Anak
Ginjal berfungsi pada tubuh sebagai sistem pengumpulan dan pembuangan sampah tubuh.Ginjal membuang limbah dan air ekstra dari makanan yang dimakan, kemudian mengembalikan bahan kimia yang dibutuhkan tubuh kembali ke aliran darah.Seseorang yang mengalami gangguan ginjal adalah ketika ginjal melambat atau berhenti menyaring limbah dengan benar dari tubuh sehingga menyebabkan penumpukan limbah dan zat beracun dalam darah. Gagal ginjal pada seseorang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, namun pada kasus terburuk dapat terjadi secara permanen.Tapi apa sih, sebenarnya yang menjadi penyebab gangguan ginjal pada anak?Berikut ini beberapa faktor penyebab gangguan ginjal pada anak yang perlu Anda ketahui:- Cacat lahir
Cacat lahir merupakan masalah yang terjadi saat bayi berkembang di dalam rahim ibu.
Adanya cacat lahir ini dapat mempengaruhi ginjal termasuk kelainan ukuran, struktur, atau posisi ginjal.
Secara umum, anak-anak dengan kondisi ini dapat menjalani kehidupan yang sehat dan normal.Â
Namun, pada beberapa kasus, anak-anak tersebut memiliki peningkatan risiko penyebab gangguan ginjal pada anak di kemudian hari.
- Infeksi
Konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bakteri escherichia coli (E. coli) dapat menyebabkan infeksi penyebab gangguan ginjal pada anak.
Bakteri ini biasanya ada pada makanan seperti susu dan daging yang masuk ke dalam tubuh dan merusak lapisan pembuluh darah sehingga menjadi penyebab gangguan ginjal pada anak.
Tidak hanya dari bakteri E.coli, infeksi penyebab gangguan ginjal pada anak juga dapat terjadi akibat bakteri streptococcus.
Bakteri streptococcus biasanya ada pada tubuh anak yang baru saja mengalami sakit radang tenggorokan maupun infeksi kulit.
Bakteri ini merangsang sistem kekebalan untuk memproduksi antibodi secara berlebihan dan merusak ginjal.
- Keracunan
Keracunan dan overdosis obat juga dapat menjadi penyebab gangguan ginjal pada anak.
Keracunan serta overdosis dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dengan benar.
Sehingga menyebabkan pembengkakan, darah dalam urin, dan penurunan jumlah produksi urin.
