Pertolongan pertama hipotermia pada lansia diberikan untuk mencegah suhu tubuh terus menurun dan menyebabkan kematian mendadak pada orang tua.
Keadaan darurat saat bencana alam terjadi seperti banjir beresiko besar menyebabkan seseorang terserang hipotermia.
Hipotermia dapat dialami mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia.
Para lansia yang sudah lemah fisik dan mentalnya akan lebih beresiko jika mengalami hipotermia.
Tidak hanya mengakibatkan kerusakan pada sistem tubuh dan fungsi saraf, hipotermia juga dapat menyebabkan kematian mendadak.
Oleh sebab itu pertolongan pertama hipotermia pada lansia perlu dilakukan dan sesegera mungkin selagi menunggu tenaga medis datang.
Setelah pertolongan pertama sudah diberikan, selanjutnya tenaga medis seperti dokter akan melakukan pemeriksaan keadaan lansia yang terkena hipotermia.
Jika dirasa sulit untuk pergi ke rumah sakit, langsung panggil dokter atau tenaga medis bantuan ke lokasi Anda menggunakan aplikasi Medi-Call atau menghubungi Call-Center Medi-Call 24 jam.

Jenis Hipotermia
Ada beberapa langkah yang harus dikerjakan secara hati-hati, cepat dan tepat untuk melakukan pertolongan pertama hipotermia pada lansia.
Sebelum itu, perlu diketahui berbagai tanda lansia terserang hipotermia yang terbagi menjadi 3 kondisi, antara lain:
- Hipotermia Ringan
Hipotermia kategori rendah dimana suhu tubuh berada pada 32 – 35°C dimana lansia mulai kesulitan berbicara, menggigil hebat dan akan lebih banyak menghasilkan urine (air kencing)
Pada tingkat ini, lansia beresiko mengalami luka dingin (Frostbite) berupa kulit membeku dan mengelupas.
- Hipotermia Sedang
Suhu tubuh pada tingkat sedang berada pada 28 – 32°C, keadaan lansia semakin kritis ditandai dengan berhentinya rasa menggigil, nafas terasa dangkal dan membuat refleks semakin melambat.
Lansia juga beresiko memunculkan luka pada jaringan kulit dan muncul ruam pada kulit.
- Hipotermia Berat
Suhu tingkat ini berada dibawah 28°C ditandai dengan denyut nadi melemah, terjadi penumpukan cairan dalam kantong paru-paru sehingga kesulitan bernapas, koma hingga henti jantung.
Pada tingkat ini, lansia berpotensi mengalami pembengkakan pada jaringan lunak dan tulang terasa membeku.
Pertolongan Pertama Hipotermia pada Lansia
Setelah mengetahui macam-macam jenis hipotermia dan komplikasi luka yang akan ditimbulkan, untuk mencegah komplikasi luka dan kondisi yang lebih gawat sebaiknya lakukan pertolongan pertama hipotermia pada lansia dengan langkah-langkah berikut ini:
- Memindahkan Lansia
Usahakan memindahkan lansia ke tempat yang hangat dan kering.
Pindahkan dengan cara menggendong atau mengangkat lansia dan jangan sampai menyentuh air karena dapat membuat pakaiannya basah dan memperparah kondisi tubuhnya.
Ini merupakan fase terpenting dalam memberikan pertolongan pertama hipotermia pada lansia.
- Periksa Lansia
Setelah dipindahkan ke tempat yang hangat atau setidaknya kering, cobalah untuk memeriksa kesadaran lansia dan periksa jalur pernapasannya.
Pastikan tidak ada yang mengganjal atau menghambat jalur pernapasannya.
- Lepaskan Seluruh Pakaian
Langkah ini dilakukan ketika pakaian lansia sudah basah dan membuatnya semakin dingin.
Akan tetapi, jika pakaian si lansia masih kering maka tidak perlu dilakukan.

- Berikan Selimut Kering
Buatlah tubuh lansia menjadi hangat dengan cara memberikan selimut tebal yang kering.
Selimut ini berfungsi melindungi tubuh lansia dari suhu dingin dan membantu suhu tubuh untuk naik.
Pertolongan pertama hipotermia pada lansia ini memberikan kesempatan lansia untuk menyesuaikan suhu di tubuhnya.
Perlu diketahui bahwa pertolongan pertama harus dilakukan secepat mungkin dan segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.