Vaksinasi untuk Menghindari Resistensi Antibiotik

Bagikan artikel ini

Vaksinasi dan resistensi antibiotik, adakah hubungannya? Apakah Anda termasuk orang yang kerap mengkonsumsi antibiotik?

Terlalu sering menggunakan Antibiotik dapat menyebabkan Anda mengalami resistensi antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri.

Kondisi Resistensi terhadap antibiotik terjadi saat bakteri berevolusi dan menjadi kebal terhadap antibiotik.

Jika bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik menginfeksi manusia ataupun hewan, maka infeksi yang disebabkannya akan lebih sulit untuk diobati.

Resistensi antibiotik dapat mempengaruhi siapa saja, dari segala usia, di negara manapun sehingga  resistensi antibiotik saat ini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan secara global.

Resistensi antibiotik menyebabkan rawat inap di rumah sakit menjadi lebih lama, biaya medis yang lebih tinggi dan angka kematian yang meningkat.

Resistensi antibiotik terjadi secara alami, namun penyalahgunaan antibiotik pada manusia dan hewan mempercepat prosesnya.

Pemberian vaksin dapat mengatasi permasalahan resistensi antibiotik.

Mengapa vaksinasi penting dalam mengatasi permasalahan resistensi antibiotik?

Hal ini dikarenakan vaksin dapat membantu membatasi penyebaran resistensi antibiotik.

Kenaikan jumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik terjadi secara global, hal ini dikarenakan penggunaan antibiotik secara berlebihan dan penyalahgunaan penggunaan antibiotik.

Vaksinasi manusia dan hewan adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya infeksi dan dengan demikian dapat mencegah atau mengurangi penggunaan antibiotik.

Penggunaan vaksin yang telah ditemukan sebelumnya dan penelitian lebih lanjut untuk penemuan vaksin-vaksin baru merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam mengatasi resistensi antibiotik.

Bagaimana vaksin yang ada dapat mengatasi permasalahan resistensi antibiotik?

Memperluas penggunaan vaksin yang ada akan mengurangi penggunaan antibiotik dan pengembangan resistensi antibiotik.

Baca juga:  Manfaat Vaksin Influenza untuk Bayi dan Efek Sampingnya

Misalnya, jika setiap anak di dunia menerima vaksin untuk melindungi mereka dari infeksi bakteri Streptococcus Pneumoniae (yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis dan infeksi telinga tengah), diperkirakan dapat mencegah penggunaan antibiotik selama kurang lebih 11 juta hari per tahun.

Vaksin terhadap virus, seperti flu, juga berperan dalam mengatasi resistensi antibiotik, karena pada umumnya masyarakat sering mengonsumsi antibiotik  pada saat mereka mengalami gejala seperti demam.

Hal ini dianggap tidak perlu dikarenakan demam yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh virus.

Pengembangan vaksin baru dapat mengurangi perkembangan resistensi antibiotik. Mengapa?

Pada saat ini, antibiotik merupakan salah satu obat standar yang diberikan oleh tenaga medis untuk mengatasi penyakit-penyakit yang umum.

Sehingga pengembangan vaksin yang baru sangat dibutuhkan untuk mengatasi penyakit-penyakit seperti Streptococcus Grup A (yang menyebabkan “radang tenggorokan”), yang mana belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini, sebelum bakteri yang menyebabkan penyakit ini menjadi resisten terhadap antibiotik.

Pengembangan vaksin yang baru juga dibutuhkan untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang telah kebal terhadap antibiotik.

Misalnya,  bakteri TB multi resistansi (TB-MDR) yang pada tahun 2015 diperkirakan telah menginfeksi 480.000 orang.

Proses pengembangan vaksin  hingga vaksin siap untuk digunakan secara tepat merupakan proses yang panjang dan kompleks.

Komunitas ilmiah perlu memprioritaskan penelitian pada vaksin  yang memiliki dampak terbesar terhadap resistensi antibiotik, dan mendorong investasi dalam proses  penelitian ini.

Selain vaksinasi, apa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah resistensi terjadi pada diri Anda dan keluarga?

Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran resistensi antibiotik pada diri Anda dan keluarga, berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan :

  • Gunakan antibiotik hanya bila diresepkan oleh profesional kesehatan yang bersertifikasi,
  • Jangan pernah meminta antibiotik jika dokter Anda mengatakan bahwa Anda tidak memerlukannya,
  • Selalu ikuti saran dokter Anda terkait penggunaan antibiotik,
  • Jangan pernah berbagi atau menggunakan antibiotik sisa,
  • Cegah infeksi secara teratur dengan mencuci tangan, menyiapkan makanan secara higienis,
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan menghindari seks bebas.
Baca juga:  Rabies Virus, Yuk Kenali Lebih Jauh Penyakit Ini

Sumber:

http://www.who.int/features/qa/vaccination-antibiotic-resistance/en/

http://www.who.int/mediacentre/commentaries/stop-antibiotic-resistance/en/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

DMCA.com Protection Status