Inilah 10 Penyakit pada Lansia yang Harus Diwaspadai Beserta Penyebabnya

Cari tahu 10 penyakit pada lansia, mulai dari hipertensi (tekanan darah tinggi) hingga demensia. Pelajari juga penyebab, serta langkah pencegahan dan pengobatannya.Memasuki usia lanjut, tubuh mengalami banyak perubahan yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Riwayat keluarga, genetika, dan usia membuat seseorang lebih berisiko menghadapi berbagai penyakitSetidaknya ada 10 penyakit pada lansia yang rentan menyerang di usia lanjut. Maka dari itu, penting untuk mewaspadai 10 penyakit pada lansia ini agar bisa melakukan pencegahan sejak dini.Lebih lanjut, di bawah ini adalah penjelasan mengenai 10 penyakit pada lansia agar bisa melakukan pencegahan atau penanganan yang tepat.
banner caregiver medi-call
Medi-Call: Layanan Caregiver di Lokasi Anda

10 Penyakit pada Lansia yang Perlu Diwaspadai

Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami penurunan fungsi yang membuat lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Banyak dari kondisi ini berkembang secara perlahan, sehingga sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal. Untuk itu, pemahaman tentang penyakit-penyakit yang umum terjadi pada lansia sangatlah penting agar kita bisa memberikan perhatian yang lebih terhadap gejala-gejala yang muncul dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Setidaknya, ada 10 penyakit pada lansia yang harus diwaspadai sejak dini. Berikut adalah 10 penyakit pada lansia yang perlu diwaspadai:
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
10 penyakit pada lansia yang perlu diwaspadai yang pertama adalah hipertensi, yaitu ketika tekanan dari darah yang mendorong dinding arteri, menjadi terlalu tinggi. Dilansir dari National Council on Aging, hampir 60% lansia menjalani pengobatan untuk hipertensi. Hipertensi perlu diwaspadai karena jika tidak diobati, hipertensi dapat merusak organ vital Anda, yang mengakibatkan masalah medis yang mengancam jiwa. Dilansir dari National Council of Aging, hipertensi yang tidak ditangani dapat memicu serangan jantung, stroke, penyakit jantung, angina (nyeri dada), gagal ginjal, hingga kehilangan penglihatan.Selain itu, hipertensi juga dapat memicu demensia vaskular (demensia yang disebabkan oleh kerusakan jaringan otak), aneurisma (tonjolan pada dinding arteri), hingga disfungsi seksual.Ada banyak faktor yang memengaruhi tekanan darah, termasuk kadar hormon, kondisi pembuluh darah dan ginjal, serta jumlah air dan garam dalam tubuh Anda.Untuk mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi, lansia dapat menjaga berat badan yang sehat, mengatur tingkat stres, rutin olahraga, menjaga asupan garam setiap hari agar tidak berlebihan, dan periksa tekanan darah secara rutin.
  • Kolesterol tinggi
Selanjutnya, kolesterol tinggi juga merupakan satu dari 10 penyakit pada lansia yang perlu diwaspadai. Lebih dari 50% lansia dirawat karena penyakit kolesterol tinggi. Secara umum, pemeriksaan kolesterol meliputi tiga jenis utama, yaitu low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal sebagai 'lemak baik,' dan trigliserida. Kondisi kolesterol tinggi tidak hanya disebabkan oleh kelebihan LDL atau yang sering disebut 'lemak jahat,' tetapi juga mencakup keseluruhan kadar kolesterol dalam tubuh, yang mengakibatkan arteri tersumbat.Kondisi ini perlu diwaspadai karena berdasarkan salah satu Journal of the American College of Cardiology, penyakit arteri koroner merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas (kematian)  pada orang lanjut usia.Gaya hidup dan faktor genetik sangat berpengaruh terhadap kolesterol tinggi. Gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, yaitu kebiasaan merokok dan minum alkohol, stres, dan aktivitas fisik yang rendah.Selain itu, kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh pola makan yang buruk, seperti porsi makan berlebihan, terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan berlemak, hingga terlalu sering makan makanan manis.Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau mengelola kolesterol tinggi adalah dengan tetap aktif bergerak, kelola berat badan, serta mengurangi lemak jenuh dan lemak trans dalam asupan makanan.
  • Obesitas
Obesitas juga merupakan satu dari 10 penyakit pada lansia yang perlu diwaspadai. Seiring bertambah tua, terutama jika sakit dan tidak terlalu aktif secara fisik, kita cenderung kehilangan massa otot. Massa otot kemudian digantikan oleh lemak. Simpanan lemak pun meningkat dan meningkatkan risiko terkena obesitas dan penyakit lainnya.Obesitas dapat memicu masalah kesehatan lain, seperti menekan sendi yang menyebabkan disfungsi sendi dan gangguan mobilitas (misalnya seperti pengapuran sendi), serta disfungsi paru (misalnya seperti infeksi saluran pernapasan dan emboli paru).Selain itu, obesitas juga dapat memicu obstructive sleep apnea (gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur).Untuk mencegah dan mengatasinya, penting untuk menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi, rendah gula dan garam, serta kaya akan vitamin.
  • Radang sendi atau arthritis
Di antara 10 penyakit pada lansia, salah satunya juga ada radang sendi atau arthritis.Dilansir dari laman Home Instead, arthritis memengaruhi hampir 60 juta orang dewasa. Meskipun arthritis umum terjadi pada lansia, namun penyakit ini bukan merupakan bagian normal dari penuaan.Arthritis sendiri adalah pembengkakan dan nyeri pada satu atau beberapa sendi. Jenis arthritis yang paling umum adalah osteoartritis (pengapuran) dan arthritis reumatoid, meskipun ini biasanya terjadi pada usia yang relatif lebih muda dan bukan pada populasi lansia.Arthritis pada lansia perlu diwaspadai karena dapat membatasi aktivitas sehari-hari, meningkatkan risiko jatuh, dan memicu patah tulang. Nyeri sendi yang tidak ditangani juga dapat mengurangi mobilitas dan keseimbangan, sehingga risiko jatuh dan cedera semakin besar.Beberapa faktor risiko dari arthritis adalah riwayat keluarga, usia, cedera sendi, dan obesitas. Untuk mengatasinya, rutinlah berolahraga, menjaga berat badan tetap ideal, mencegah terjadinya cedera sendi, serta menghindari kebiasaan merokok.
  • Penyakit jantung koroner
Hampir 29% lansia harus mendapatkan perawatan untuk penyakit jantung iskemik atau penyakit jantung koroner, yakni penumpukan plak yang menyempitkan pembuluh arteri menuju jantung. Penyempitan atau penyumbatan arteri ini mengurangi suplai darah dengan oksigen ke jantung, yang dapat menyebabkan keluhan nyeri dada (angina) hingga serangan jantung.Langkah-langkah untuk membantu mengelola penyakit jantung koroner bisa dengan menghindari asupan lemak jenuh dan trans (seperti makanan yang digoreng, pie, margarin, mie instan, mentega, minyak kelapa, dll), batasi konsumsi gula dan garam, dan tidur 7-8 jam setiap malam.Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dengan baik, olahraga kardio secara teratur, serta konsultasikan dengan dokter tentang faktor risiko utama, seperti kolesterol tinggi, penyakit kencing manis (diabetes mellitus), dan tekanan darah tinggi.
  • Diabetes
Dilansir dari laman WHO, diabetes termasuk ke dalam penyakit umum yang berkaitan dengan penuaan. Diabetes sendiri merupakan penyakit yang terjadi ketika tubuh resisten terhadap insulin atau tidak memproduksinya dalam jumlah yang cukup. Insulin diperlukan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi dan mendistribusikannya ke sel-sel tubuh.Ketika proses ini tidak berjalan dengan baik, kadar gula darah meningkat, yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, hingga kebutaan. Untuk mencegah atau mengelola diabetes, lansia perlu menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan 5-7% jika berat badannya berlebih atau mempunyai obesitas.
  • Penyakit ginjal kronis
Di antara 10 penyakit pada lansia, penyakit selanjutnya yang perli diwaspadai adalah penyakit ginjal kronis.Hampir 25% lansia perlu mendapatkan perawatan karena penyakit ginjal kronis, yaitu penurunan fungsi ginjal secara perlahan. Orang yang mengalami penyakit ginjal kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung atau gagal ginjal.Penyakit ini bisa disebabkan oleh diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal kronis, riwayat pribadi dengan cedera ginjal akut, hingga kebiasaan merokok.Langkah-langkah untuk mencegah atau mengurangi gejala penyakit ginjal kronis bisa dengan mengendalikan penyakit yang menjadi penyebabnya, konsultasikan dengan dokter secara teratur, lakukan skrining rutin, dan patuhi resep obat yang diperlukan untuk mengurangi gejala.
  • Gagal Jantung
Satu dari 10 penyakit pada lansia berikutnya ada penyakit gagal jantung, yakni kondisi di mana jantung tidak mampu memasok darah dan oksigen secara memadai ke seluruh organ tubuh. Akibatnya, penderitanya kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.Lansia yang mengalami gagal jantung umumnya sudah memiliki masalah jantung kronis. Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penurunan kesehatan fisik akibat proses penuaan dan pengelolaan masalah jantung yang kurang baik.Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau mengurangi gejala gagal jantung dengan mengikuti anjuran dokter untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
  • Depresi dan demensia
WHO juga menyebutkan bahwa depresi dan demensia termasuk ke dalam 10 penyakit pada lansia. Depresi menyebabkan perasaan sedih, pesimisme, putus asa, kelelahan, kesulitan membuat keputusan, perubahan nafsu makan, serta kehilangan minat dalam beraktivitas. Sementara demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan hilangnya ingatan, kemampuan bahasa, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir lainnya yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Pengobatan depresi dan demensia pada lansia tergantung pada kondisi lansia, namun bisa berupa terapi, dukungan keluarga, dan jika diperlukan, pemberian obat-obatan sesuai anjuran dokter.
Baca juga:  Masalah Kesehatan Mental Pada Lansia yang Perlu Diperhatikan
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Terakhir, di antara 10 penyakit pada lansia, ada penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Kondisi yang paling dikenal dalam kategori penyakit ini adalah bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis disebabkan oleh infeksi yang menyerang paru-paru dan saluran pernapasan, yang menyebabkan penumpukan lendir berlebihan. Penyakit ini termasuk yang perlu diwaspadai pada lansia karena dilansir dari Assisting Hands Schaumburg, orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi akibat bronkitis kronis.Kerusakan paru-paru, akibat bronkitis (terutama jika kronis), berpotensi menyebabkan infeksi yang lebih parah.Merokok merupakan salah satu faktor penyumbang terbesar terhadap perkembangan bronkitis kronis, yang berarti bahwa berhenti merokok merupakan cara terbaik untuk mengatasinya.Selain itu, menjaga makan yang sehat, istirahat yang cukup, menjaga tubuh tetap terhidrasi juga penting untuk mencegah dan mengelola penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 
Perawat Home Care dan Perawat Luka Medi-Call
Medi-Call: Layanan Perawat Home Care dan Perawat Luka di Rumah Anda
Itu dia 10 penyakit pada lansia yang perlu diwaspadai.Apabila Anda memiliki orang tua atau lansia memiliki gejala atau mengidap salah satu dari 10 penyakit pada lansia di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.Partner Medi-Call yang terdiri dari dokter umum maupun perawat lansia selalu siap untuk membantu menangani masalah kesehatan pada lansia.Informasi lebih lanjut hubungi Call-Center 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call.Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K 
Referensi:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip