7 Cara Perawatan Bayi Prematur agar Lebih Aman

Merawat bayi prematur memerlukan perhatian khusus. Simak 7 cara perawatan bayi prematur yang aman, mulai dari pemberian nutrisi hingga menjaga kebersihan dan suhu tubuhnya.

Kelahiran prematur, ialah sebutan untuk bayi yang lahir sebelum usia kehamilan ibu sampai 37 minggu.

Bayi yang lahir prematur memerlukan perhatian khusus karena kelahiran prematur bisa menyebabkan risiko kesehatan bayi baru lahir. Pasalnya, bayi yang lahir prematur mungkin memiliki organ yang belum berkembang sepenuhnya.

Dalam beberapa kasus, bayi butuh perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang memang khusus untuk bayi dengan kebutuhan perawatan intensif.

Perawatan intensif neonatal ini akan memengaruhi tingkat kelangsungan hidup bayi yang baru lahir dengan cara prematur.

Medi-Call: Layanan Perawat Bayi di Rumah

Mengapa Bayi Prematur Butuh Perawatan Khusus?

Laman American Pregnancy menjelaskan alasan mengapa perawatan bayi prematur diperlukan secara khusus.

Bayi prematur tidak sepenuhnya siap untuk menghadapi kehidupannya. Tubuh mereka berukuran kecil dan masih punya bagian yang belum berkembang. Misalnya seperti paru-paru, sistem kekebalan tubuh, sistem pencernaan, dan juga bagian kulitnya.

Untungnya, kini telah ada teknologi medis yang membuat bayi prematur bisa bertahan hidup selama beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan pertama mereka hadir ke dunia hingga cukup kuat untuk menghadapi kehidupannya sendiri.

Seperti Apa Harusnya Perawatan Bayi Prematur?

Merawat bayi prematur membutuhkan perhatian ekstra karena kondisi tubuhnya yang masih rentan. Maka dari itu, orang tua perlu memahami langkah-langkah yang tepat agar si kecil bisa tumbuh sehat dan kuat.

Berikut ini perawatan bayi prematur yang bisa dilakukan:

Bekerja sama dengan NICU dan dokter anak

Bayi prematur umumnya dirawat di NICU untuk perawatan khusus agar berkembang dengan baik setelah kelahirannya.

Selama momen ini, Anda bisa memerharikan apa saja yang perawat di NICU lakukan dan juga bisa ajukan berbagai pertanyaan pada dokter yang menanganinya.

Nantinya, Anda akan tahu seperti apa cara Anda harus menyusui, memandikan, dan juga memberi obat-obatan.

Pemberian makan yang disesuaikan untuk bayi

Di NICU Anda juga akan memutuskan apakah bayi akan diberi ASI atau memberinya susu formula.

ASI memang jadi bentuk nutrisi terbaik karena kandungan berbagai nutrisi penting serta antibodi yang berperan penting dalam melindungi bayi dari infeksi kuman.

Namun, dalam beberapa kasus, bayi prematur membutuhkan kadar protein, vitamin, dan juga mineral ekstra agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Ikuti isyarat menyusui dari bayi

Bayi prematur membutuhkan waktu untuk belajar menyusu dengan baik. Pasalnya, mereka masih harus mengoordinasikan gerakan seperti mengisap, menelan, dan juga bernapas.

Awalnya, mereka mungkin akan menyusu dalam jumlah kecil, yakni sekitar 5 ml atau setara dengan 1 sendok teh setiap 3 jam.

Namun, seiring dengan berjalanny waktu dan latihan, bayi bisa menyusu lebih banyak. Nah, setelah pulang ke rumah, perawatan bayi prematur tentu berbeda.

Pasalnya, perutnya sudah berkembang dan bisa menampung hingga 30 – 60 ml susu per sesi menyusui.

Frekuensinya pun bisa 8-12 kali sehari dan ini sudah mirip dengan bayi yang lahir normal. Hal terpenting yang perlu Anda perhatikan adalah peka pada tanda-tanda saat mereka lapar atau kenyang agar proses menyusui bisa sesuai dengan kebutuhannya.

Jaga kebersihan

Laman Clinic Barcelona mengatakan jika sangat penting bagi Anda untuk selalu mencuci tangan pakai air dan sabun sebelum mengangkat atau menyentuh bayi.

Anda pun harus memberi perhatian penuh pada kebersihan kamar dan juga pakaian mereka.

Selain itu, kontak dengan orang-orang pun sebaiknya dihindari karena berpotensi menularkan infeksi. Menjaga kebersihan juga termasuk salah satu cara perawatan bayi prematur.

Pastikan kondisi sekitarnya hangat

Lantaran bayi prematur hanya punya sedikit lemak di tubuhnya, mereka biasanya harus dibungkus untuk mengatur suhu tubuhnya.

Suhu ruangan harus antara 21-2 derajat celcius. Memang bayi yang baru lahir tidak boleh ditempatkan di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas.

Suhu tubuhnya harus antara 36,5-37 derajat celcius. Jika kondisinya di bawah suhu minimum ini, maka harus konsumsi kalori untuk meningkatkan suhu tubuh mereka dan juga menambah berat badan.

Jika suhunya terlalu tinggi dan terjadi terus-menerus, maka risiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak sangat tinggi.

Pastikan tidurnya benar

Bayi yang baru lahir umumnya tidur antara 16-18 jam dalam sehari. Namun, untuk bayi prematur mungkin butuh tidur lebih banyak lagi.

Perawatan bayi prematur yang perlu Anda lakukan yakni membuat posisi mereka berbaring terlentang dan tak boleh ada benda atau mainan lain di sekitarnya.

Membatasi kunjungan

Keluarga atau kerabat terdekat sangat mungkin mengunjungi bayi Anda ketika ia baru lahir demi merayakan kebahagiaan.

Tapi, bisa jadi masalah jika Anda tidak membatasi kunjungan dan tidak menghindarkan bayi dari kontak langsung dengan siapa pun.

Apalagi dengan orang yang punya penyakit menular atau pilek. Kalau ada seseorang yang punya penyakit pernapasan, sebaiknya tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dengan bayi Anda yang prematur.

Selain itu, pastikan juga mereka sering cuci tangan agar penyakitnya tidak menular lewat benda-benda yang disentuh. Ini juga jadi salah satu perawatan bayi prematur yang bisa Anda lakukan.

Belum Tahu Cara Mengurus Bayi Prematur Anda Sendiri? Sewa Jasa Perawat di Rumah Bisa Jadi Solusi!

layanan baby care Medi-Call — Medi-Call: Layanan Baby Care di Lokasi Anda

Demikian informasi mengenai berbagai perawatan bayi prematur yang bisa dilakukan.

Ada satu cara perawatan bayi prematur yang akan sangat membantu Anda, yakni dengan memesan jasa perawat bayi di rumah.

Anda bisa mempertimbangkan layanan yang tersedia di Medi-Call. Nantinya akan ada perawat bayi profesional yang akan membantu segala hal mulai dari perawatan tali pusat bahkan sampai perawatan ibu.

Segera hubungi WhatsApp Medi-Call sekarang atau pesan jasanya lewat aplikasi.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi: