Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak Paling Mudah

Cara mengatasi bau mulut pada anak penting untuk diketahui oleh seluruh orang tua agar anaknya makin percaya diri. Pasalnya, bau mulut kerap kali mengganggu kenyamanan dan penampilan sehingga dapat menurunkan rasa percaya diri anak.Bau mulut tidak datang sendirian melainkan menjadi tanda adanya gejala lain akan kesehatan pada tubuh. Berikut penjelasan lebih detail tentang bau mulut mulai dari cara mengatasi bau mulut pada anak dan penyebabnya.
layanan baby care Medi-Call
Medi-Call: Layanan Baby Care di Lokasi Anda

Penyebab Utama Bau Mulut pada Anak 

Bau mulut bisa terjadi ketika adanya penumpukan bakteri di gigi atau mulut itu sendiri. Napas yang tidak sedap menjadi tanda kebersihan mulut yang kurang terjaga.

Berikut penyebab bau mulut pada anak yang lainnya:

  • Mulut kering atau xerostomia yang disebabkan oleh kurangnya kelenjar air liur di mulut.
  • Permasalahan pada gigi dari karang gigi, baik gigi berlubang sampai abses gigi.
  • Penyakit tertentu yang berkaitan dengan kebersihan mulut, seperti amandel, gondongan, diare, diabetes, dan lainnya.
  • Terdapat benda asing yang tersangkut di hidung tanpa sengaja.
  • Efek samping makanan tertentu, terutama yang mengandung banyak bawang putih.
Baca juga:  7 Cara Menghilangkan Bau Mulut pada Anak yang Bisa Diterapkan

Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak Paling Efektif

Sekarang, saatnya masuk ke pembahasan utama yakni cara mengatasi bau mulut pada anak yang paling efektif.Cara mengatasi bau mulut pada anak yang dilakukan di bawah ini memang sederhana, tapi harus dilakukan dengan benar:
  • Menyikat Gigi dan Lidah
Cara mengatasi bau mulut pada anak yang pertama adalah menyikat gigi. Bukan hanya menyikat gigi, tetapi lidah juga penting untuk dibersihkan.Membersihkan lidah bisa dilakukan menggunakan sikat gigi saat menyikat gigi. Selain itu, ada juga alat khusus pembersih lidah yang dapat membersihkan lebih efektif.

Perhatikan juga cara anak menyikat gigi apakah sesuai dengan anjuran atau tidak. Ditambah lagi, para orang tua wajib mengganti sikat gigi anak jika sudah lewat dari dua bulan lamanya.

  • Kumur dengan Obat Khusus Anak

Di tempat perbelanjaan, ada banyak yang menjual obat kumur yang fungsi utamanya adalah mencegah bau mulut. Ada obat kumur yang bisa digunakan untuk anak dan ada juga yang khusus orang dewasa.

Harus diingat jika anak yang diperbolehkan menggunakan obat kumur adalah anak yang usianya 6 tahun ke atas. Jika anak masih di bawah usia tersebut dan mengalami bau mulut, maka sebaiknya cari opsi lainnya.

  • Hindari Makanan Pedas dan Berbau
Cara mengatasi bau mulut pada anak selanjutnya yakni menghindari makanan pedas atau makanan yang baunya menyengat. Sebaiknya perbanyak air putih untuk menetralisir lidah anak jika sudah terlanjur memakan makanan pedas.

Contoh makanan yang berbau adalah jengkol, pete dan sejenisnya. Tidak semua orang suka makan makanan demikian sehingga orang yang tak suka pasti akan terganggu dengan aromanya.

  • Cari Permen Karet Rendah Gula

Masih jarang diketahui jika ternyata ada jenis permen karet yang masih tergolong rendah gula. Kunyah permen karet rendah gula karena dengan mengunyahnya maka permen karet akan mengurangi bau mulut.

Beruntungnya, sekarang orang tua tidak perlu terlalu khawatir jika memilih permen karet. Sudah banyak jenis permen karet yang komposisinya rendah gula.

  • Periksa ke Dokter

Terakhir, jika masih takut terjadi masalah serius dari bau mulut anak, maka silahkan periksa ke dokter. Dokter akan memberikan diagnosis tepat dan bagaimana cara penyembuhan terbaiknya.

Medi-Call: Layanan Perawat Bayi di Rumah
Itu dia informasi selengkapnya mengenai cara mengatasi bau mulut pada anak.

Cegah sedini mungkin supaya anak tidak sampai bau mulut. Mulai dengan cara yang paling mudah yakni dengan menggunakan obat kumur satu hari sekali.

Apabila masih bingung dan butuh perawatan dari rumah silahkan hubungi Call Center 24 jam atau gunakan aplikasi Medi-Call. Jika membutuhkan bantuan, Anda juga bisa memanggil jasa perawat bayi Medi-Call datang ke rumah. Semoga membantu, ya!Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K              Referensi:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip