4 Penyebab Alergi Debu Kulit dan Tips Pencegahannya

Alergi debu kulit merupakan reaksi alergi yang muncul pada kulit saat terpapar oleh berbagai partikel debu di udara yang tercampur dengan zat pemicu alergi. Gejala yang dapat muncul adalah gatal, ruam, kemerahan, dan iritasi kulit. Laman American College of Allergy, Asthma, & Immunology (ACAAI) mengatakan bahwa gejala alergi debu bisa memburuk selama atau setelah menyedot, menyapu, dan juga membersihkan debu di rumah. Pasalnya, partikel-partikel debu akan teraduk dengan zat pemicu alergi dan membuatnya melayang di udara. Dengan ini, maka risiko reaksi alergi muncul menjadi sangat tinggi karena kulit mudah terpapar. Ingin tahu lebih lanjut soal alergi debu kulit? Cek di sini.
Perawatan Abses Gigi Medi-Call
Medi-Call: Layanan Kesehatan di Lokasi Anda

Penyebab Alergi Debu Kulit

Alergi debu terjadi lantaran sistem imun tubuh keliru menganggap bahwa debu merupakan zat berbahaya. Akhirnya, sistem imun melepas senyawa kimia histamin untuk melawan berbagai partikel asing yang terdapat dalam debu. Meski peran histamin penting untuk melawan partikel asing yang dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, senyawa ini bisa memicu reaksi peradangan. Adapun peradangannya seperti bersin, batuk, sesak napas, juga ruam pada kulit yang merupakan gejala dari alergi. Dari segi penyebab, bukan hanya ketika Anda menghirup debu, tapi alergi debu kulit bisa terjadi karena ini: 
  • Kecoak
Kecoak dapat hidup di berbagai jenis bangunan dan lingkungan sekitar Anda. Beberapa orang mungkin mengalami gejala alergi saat mereka ada di lingkungan yang terdapat kecoak. Hewan ini dapat memicu alergi debu kulit karena partikel kecil dalam kecoak menjadi komponen umum debu rumah tangga yang mengakibatkan munculnya gejala alergi. 
  • Tungau Debu
Tungau debu disebut sebagai penyebab paling umum dari alergi debu kulit oleh laman ACAAI.Tungau itu sendiri hidup dan berkembang biak secara mudah pada tempat-tempat yang lembab dan hangat. Partikel-partikel tungau debu akan sering ditemukan di kasur, bantal, karpet, dan juga perabot yang dilapisi oleh kain. Saat kulit Anda melakukan kontak langsung (bersentuhan) dengan partikel-partikel tungau, maka gejala alergi bisa muncul. Dalam partikel itulah sebenarnya terdapat jenis protein yang oleh sistem imun tubuh secara keliru dianggap berbahaya dan memicu reaksi alergi. 
  • Spora Jamur
Jamur memakai butiran spora untuk berkembang biak. Masalahnya, butiran spora sangat ringan dan mudah melayang di udara. Anda pun sangat mungkin menghirup spora jamur tersebut. Selain itu, sangat mungkin spora jamur menempel pada kulit.Ketika masuk ke dalam tubuh atau saat kontak langsung dengan kulit Anda, reaksi dari sistem kekebalan akan menganggapnya juga sebagai ancaman. Akhirnya, ada gejala alergi debu kulit yang muncul seperti batuk, bersin, ruam, kemerahan, bahkan iritasi pada kulit. 
  • Bulu hewan
Dalam debu, terkadang terdapat bulu hewan yang menjadi salah satu zat pemicu alergi pada beberapa orang. Jika Anda punya alergi debu kulit, reaksinya akan muncul setelah Anda menghirup udara yang terdapat bulu-bulu hewan. Bahkan, reaksinya dapat muncul saat kulit Anda bersentuhan langsung dengan bulu-bulu hewan peliharaan. 

Tips Pencegahan Munculnya Reaksi Alergi Debu

Menghindari berbagai zat pemicu alergi, menurut Mayo Clinic, merupakan strategi terbaik yang bisa Anda lakukan. Walaupun tak sepenuhnya bisa menghilangkan zat pemicu alergi, tapi setidaknya Anda bisa mengurangi risiko reaksi alergi secara signifikan. Ini caranya: 
  • Menggunakan bed cover anti-alergen
Cara mencegah alergi debu yang berikutnya adalah dengan menggunakan penutup tempat tidur yang memiliki anti-alergen. Ada fakta menarik dari Cleveland Clinic yang menjelaskan bahwa pada tempat tidur Anda, ada sekitar 100.000 hingga 10 juta tungau debu mikroskopis. Guna mencegah reaksi alergi muncul, Anda bisa pertimbangkan untuk menggunakan seprai atau bahkan rangkaian produk anti-alergi untuk tempat tidur lainnya. Pasalnya, terdapat serat berongga anti-alergi yang bisa melindungi selimut, bed cover, kasur, dan bantal Anda di rumah dari berbagai bakteri dan tungau debu yang menjadi pemicu alergi. 
Baca juga:  Gejala Alergi Debu yang Wajib Diketahui!
  • Mencuci tempat tidur setiap minggu
Cara pencegahan munculnya gejala dari penderita alergi debu kulit bisa dengan rutin mencuci tempat tidur setiap minggu. Anda harus mencuci seprai, sarung bantal, hingga selimut di air panas dengan suhu setidaknya 55ºC. Pasalnya, terdapat studi laboratorium menunjukkan bahwa air hangat yang mengandung deterjen cucian membunuh sebagian besar tungau.Jika kesulitan, maka coba memasukkannya ke benda-benda yang bisa mengeringkannya dengan suhu yang sama.Misalnya seperti mesin cuci dan mesin pengering untuk membunuh tungau dan pemicu alergi yang lain. 
  • Menjaga tingkat kelembaban
Selanjutnya, cara mencegah alergi debu kulit adalah dengan menjaga kelembaban di rumah Anda. Jagalah agar kelembaban tetap rendah dan relatif di bawah 50%. Anda bisa memakai dehumidifier atau AC untuk membantu menjaga kelembaban di tingkat yang tepat. 
  • Vakum secara teratur
Menyedot debu karpet dan juga perabot yang berlapis kain bisa menjadi salah satu cara pencegahan yang cukup efektif. Namun perlu diingat bahwa menyedot debu saja tidak bisa sepenuhnya menghilangkan tungau debu dan zat pemicu alergi secara keseluruhan. Anda bisa mencoba memakai vacuum cleaner yang memiliki kantong filter mikro berlapis ganda atau yang menggunakan teknologi HEPA untuk meningkatkan efektivitasnya. 
  • Mencoba alternatif selain karpet dan yang berlapis kain
Anda bisa juga mencoba mencegah terjadinya alergi debu kulit dengan mencoba alternatif lain dari karpet atau perlengkapan lain yang berlapis kain. Pasalnya, karpet dan peralatan berlapis kain menjadi habitat yang nyaman untuk tungau dan zat pemicu alergen lainnya. Mengurangi peralatan berlapis kain dan yang susah dibersihkan akan meminimalisir terjadinya reaksi alergi debu pada kulit. 
Perawatan Abses Gigi Medi-Call
Medi-Call: Layanan Kesehatan di Lokasi Anda
Saat Anda mengalami gejala-gejala dari alergi debu kulit yang tak kunjung membaik, maka wajib melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter alergi-imunologi. Hubungi melalui WhatsApp Medi-Call atau melalui aplikasi Medi-Call untuk kemudahan panggil dokter ke rumah kapan saja dan di mana saja.Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K 
Referensi:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip