Usus buntu pada anak bisa berbahaya bila terlambat ditangani. Ketahui penyebab, gejala, dan kapan harus ke dokter. Medi-Call siap bantu pemeriksaan di rumah.
Anak sering mengeluh sakit perut, dan biasanya orang tua langsung berpikir, “Ah, paling masuk angin.” Tapi hati-hati, salah satu penyebab yang perlu diwaspadai adalah penyakit usus buntu atau dalam bahasa medis disebut apendisitis.
Penyebab usus buntu pada anak ada bermacam-macam dan sering terjadi pada anak laki-laki.
Di Indonesia, penyakit ini cukup sering ditemukan dan bahkan menjadi salah satu penyebab darurat perut yang paling banyak. Kalau tidak cepat ditangani, usus buntu bisa pecah dan membahayakan nyawa anak.
Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk tahu apa penyebabnya, bagaimana gejalanya, dan apa yang harus dilakukan bila anak tiba-tiba mengalami sakit perut yang mencurigakan.
Table of Contents
ToggleApa Itu Usus Buntu?
Usus buntu atau apendiks adalah sebuah kantong kecil yang menempel di bagian awal usus besar, letaknya di perut kanan bawah. Sebenarnya organ ini tidak punya fungsi vital, tapi kalau meradang, bisa membuat sakit hebat.
Apendiks yang meradang disebut apendisitis dan pada anak-anak bisa berkembang cepat. Jadi, makin cepat dikenali, makin aman anak dari risiko komplikasi.
Penyebab Usus Buntu pada Anak
Dokter tidak selalu tahu penyebab usus buntu pada anak. Terkadang usus buntu pada anak bisa terjadi tanpa sebab yang jelas. Namun, penyebab utamanya adalah saluran usus buntu yang tersumbat dan meradang. Sumbatan ini bisa terjadi akibat:
- Tinja yang mengeras sehingga menyumbat.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di usus setelah anak terkena infeksi.
- Cacing atau benda asing yang masuk ke saluran pencernaan.
- Tumor, meskipun sangat jarang pada anak.
Begitu saluran tersumbat, bakteri jadi gampang berkembang biak. Akhirnya usus buntu meradang, bengkak, bahkan bisa bernanah.
Siapa yang Lebih Berisiko
Tidak semua anak punya peluang yang sama untuk terkena usus buntu. Faktor-faktor berikut bisa meningkatkan risikonya:
- Usia 10–19 tahun.
- Anak laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan.
- Ada riwayat keluarga dengan usus buntu.
- Pola makan rendah serat yang membuat anak sering sembelit.
- Anak yang sering terkena infeksi saluran pencernaan.
- Memiliki fibrosis kistik, penyakit keturunan yang membuat lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket.
Gejala yang Harus Orang Tua Waspadai
Gejala usus buntu pada anak kadang mirip sakit perut biasa, tapi ada tanda khas yang sebaiknya diperhatikan:
- Sakit perut yang mulai di sekitar pusar lalu pindah ke perut kanan bawah.
- Nyeri makin terasa saat anak bergerak, batuk, atau melompat.
- Anak hilang nafsu makan.
- Mual dan muntah.
- Demam ringan.
- Perut terasa kembung atau keras kalau ditekan.
- Bisa disertai diare atau sembelit.
- Untuk bayi dan balita, gejalanya bisa lebih samar: rewel terus-menerus, tidak mau makan, dan tampak sangat lemas.
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Usus Buntu pada Anak
Untuk menemukan penyebab usus buntu pada anak, biasanya dokter akan melakukan beberapa langkah:
- Menanyakan gejala yang anak rasakan.
- Pemeriksaan fisik, terutama menekan bagian kanan bawah perut.
- Tes darah, untuk melihat ada infeksi atau tidak.
- Tes urine, untuk memastikan bukan infeksi saluran kencing.
- Ronsen, USG atau CT scan untuk memastikan.
Bagaimana Cara Mengobati Usus Buntu pada Anak?
Penanganan utama untuk usus buntu adalah operasi pengangkatan usus buntu, yang disebut apendiktomi.
Ada dua jenis operasi pengangkatan usus buntu:
- Apendiktomi terbuka: dokter membuat satu sayatan di perut kanan bawah. Biasanya dilakukan kalau usus buntu sudah pecah.
- Apendiktomi laparoskopi: dokter membuat beberapa sayatan kecil dengan bantuan kamera. Luka lebih kecil, anak bisa pulih lebih cepat.
Terkadang, kalau kasusnya masih sangat awal dan ringan, dokter bisa mencoba memberi antibiotik dulu. Akan tetapi, sebagian besar anak tetap perlu operasi supaya tidak kambuh lagi.
Sebelum memutuskan tindakan operasi, pemeriksaan awal oleh dokter sangat penting untuk memastikan apakah usus buntu anak masih bisa ditangani dengan antibiotik atau sudah memerlukan tindakan lebih lanjut.
Dengan layanan dokter ke rumah Medi-Call, pemeriksaan awal bisa dilakukan langsung di rumah tanpa perlu terburu-buru ke rumah sakit. Dokter akan membantu mengevaluasi kondisi anak, memberikan pengobatan sementara, serta menyiapkan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan. Semua dilakukan dengan cepat, aman, dan nyaman di rumah.
Hubungi Customer Service Medi-Call 24 jam atau unduh aplikasi Medi-Call di Play Store dan App Store untuk pesan layanan dokter visit sekarang juga.

Apa yang Terjadi Kalau Usus Buntu Tidak Segera Ditangani?
Kalau terlambat, usus buntu bisa pecah. Akibatnya, isi usus menyebar ke seluruh rongga perut dan menyebabkan infeksi parah yang disebut peritonitis.
Selain itu, bisa juga terbentuk abses (kantong nanah) atau bahkan sepsis, yaitu infeksi yang masuk ke darah. Kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi nyawa anak.
Kapan Harus Cepat ke Dokter?
Segera bawa anak ke dokter bila:
- Sakit perut makin parah, terutama di kanan bawah.
- Anak muntah terus dan tidak bisa makan atau minum.
- Demam muncul bersama sakit perut.
- Perut tampak keras, buncit, atau sangat nyeri saat disentuh.
- Anak terlihat sangat lemas atau rewel tanpa henti.
Pencegahan Radang atau Penyakit Usus Buntu
Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit usus buntu pada anak. Namun, gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko terjadinya apendisitis. Biasakan untuk:
- Memastikan anak memiliki cukup serat dalam diet harian mereka. Serat dapat diperoleh dari sayur, buah, dan biji-bijian. Serat penting untuk melancarkan buang air besar.
- Mengajarkan anak agar rutin minum air putih. Cukup minum dapat mencegah tinja keras dan sembelit.
- Mengajak anak cukup aktivitas fisik karena kurang bergerak juga bisa membuat buang air besar tidak lancar.
- Membawa anak ke dokter segera bila ada gejala sakit perut yang terlihat tidak biasa.
Solusi Praktis: Dokter Visit Medi-Call
Kalau anak tiba-tiba mengeluh sakit perut, wajar orang tua panik dan bingung. Apakah ini sakit biasa, atau tanda usus buntu?
Dengan Medi-Call, dokter bisa langsung datang ke rumah untuk memeriksa kondisi anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan awal, memberikan pertolongan pertama, dan kalau perlu segera memberi rujukan ke rumah sakit.
Anda juga tidak perlu ragu, dokter Medi-Call adalah dokter berlisensi yang paham penyebab usus buntu pada anak. Dengan cara ini, orang tua tidak perlu menunggu lama di IGD. Anak bisa lebih cepat mendapat penanganan.
Usus buntu pada anak bukanlah sakit perut biasa. Penyebab usus buntu pada anak yang utama adalah sumbatan di usus buntu yang memicu peradangan. Kalau dibiarkan, bisa pecah dan sangat berbahaya.
Kuncinya ada pada waspada gejala dan bertindak cepat. Kalau dicurigai usus buntu, jangan menunda. Pemeriksaan dokter dan operasi apendiktomi bisa menyelamatkan nyawa anak.
Dengan bantuan layanan Dokter Visit Medi-Call, orang tua bisa lebih tenang karena anak langsung diperiksa tanpa harus menunggu lama di rumah sakit. Hubungi Customer Service Medi-Call 24 jam atau unduh aplikasi Medi-Call di Play Store dan App Store untuk pesan layanan dokter visit sekarang juga.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K
- Gadiparthi R, Waseem M. Pediatric Appendicitis [Internet]. PubMed. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441864
- Cleveland Clinic. Appendicitis in Children Information & More [Internet]. Cleveland Clinic. 2021. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10792-appendicitis-in-children
- Appendicitis in Teens [Internet]. HealthyChildren.org. Available from: https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Appendicitis-in-Teens.aspx
- Reeny Purnamasari, Febie Irsandy Syahruddin, A. Millaty Dirgahayu, Iskandar D, Fadhila Fadhila. Karakteristik Klinis Penderita Apendisitis. Umi medical journal/UMI Medical Journal. 2023 Dec 29;8(2):117–26.