Kanker serviks merupakan penyakit yang masih membingungkan bagi masyarakat.
Namun yang terpenting untuk mencegah penyakit tersebut adalah menjauhi perilaku berisiko seperti berganti pasangan seksual atau memakan makanan berpengawet atau memiliki senyawa karsinogen.
Kanker Serviks merupakan penyakit kedua yang memiliki prevalensi (angka kejadian) terbanyak di Indonesia.
Gejala fisik kanker serviks kemungkinan meliputi:
- Perdarahan vagina tidak normal
- Rasa tidak nyaman pada vagina
- Munculnya buih yang berbau busuk
- Kesulitan untuk buang air kecil
Perilaku apa saja yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker serviks?
- Melakukan hubungan seks sejak remaja
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual
- Perokok aktif maupun perokok pasif
Diagnosis
Dalam mendiagnosis Kanker Serviks, infeksi Human Papillomavirus (HPV) untuk kanker serviks harus muncul. Cara mengevaluasinya bisa dimulai dengan Papanicolaou (Pap) testing.
Rekomendasi Screening
Berdasarkan American Cancer Society (ACS), ada rekomendasi screening untuk beberapa kelompok umur:
- < 21 tahun: Tidak memerlukan screening
- 21 – 29 tahun: Cytology (Pap smear) setiap 3 tahun sekali
- 30 – 65 tahun: Human Papillomavirus (HPV dan cytology co-testing setiap 5 tahun sekali atau cytology saja setiap 3 tahun sekali.
- > 65 tahun: Tidak memerlukan screening jika sudah melakukan screening yang cukup sebelumnya dan hasilnya negatif dan juga tidak munculnya risiko HPV yang tinggi dalam tes tersebut.
Data Prevalensi Kanker RS Dharmais
Di Indonesia sendiri, data prevalensi yang terekam di RS Kanker Dharmais dari tahun 2010 - 2013 tertera sebagai berikut:
Estimasi Jumlah Kasus Baru dan Jumlah Kematian Akibat Kanker di RS Kanker Dharmais Tahun 2010-2013
Dari data tersebut, terlihat bahwa Kanker Serviks berada di peringkat kedua tertinggi kasus terbanyak di RS Kanker Dharmais.
Dari Departemen Kesehatan sendiri menganjurkan bagi para kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun untuk memperbaiki faktor perilaku dan pola makan untuk mengurangi risiko timbulnya kanker.
Karena kelompok umur tersebut berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker karena faktor perilaku dan pola makan yang tidak sehat.
Dari pihak Departemen Kesehatan pun juga mencanangkan Pencegahan Kanker dengan menerapkan perilaku CERDIK:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet sehat dengan kalori seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stres
Menjadwalkan Vaksinasi Serviks Secara Berkala Dengan Medi-Call
Saat ini, salah satu pencegahan Kanker Serviks adalah dengan menjadwalkan vaksinasi Gardasil dengan Medi-Call.
Vaksinasi Gardasil ini digunakan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap infeksi HPV yang lebih baik diberikan pada kelompok yang belum pernah melakukan hubungan seksual.
Namun perlu diingat bahwa pemberian vaksinasi tersebut keefektifannya tidak sebaik jika diberikan pada kelompok yang sudah berhubungan seksual.
Infeksi HPV dapat terjadi di organ serviks, vagina, vulva, dan anus. Vaksin tersebut dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh HPV tipe 6, HPV tipe 11 dan juga HPV tipe 16 dan HPV tipe 18.
Aplikasi Medi-Call menyediakan layanan vaksinasi yang bisa datang ke rumah.
Cukup download aplikasi Medi-Call yang tersedia di Android dan iOS dan pilih layanan doctor-visit dengan menuliskan keluhan “Vaksinasi Gardasil”.
Range harga untuk vaksinasi* dan biaya tindakan berkisar antara Rp 850.000 dan biaya pemanggilan dokter sekitar Rp 200.000.
Dokter yang terdekat di area Anda akan datang ke rumah Anda ketika Anda sudah selesai menginput pemesanan Doctor-Visit untuk layanan Vaksinasi Gardasil. Segera panggil dokter untuk Vaksinasi, sekarang!