Diare Tak Kunjung Sembuh? Waspadai Gejala Kolitis Ulseratif

Selain diare kronis, kolitis ulseratif bisa menyebabkan demam tinggi. Baca selengkapnya di sini agar Anda bisa menghindari komplikasi lebih lanjut!

Ulcerative colitis (kolitis ulseratif) adalah kondisi peradangan kronis pada lapisan dalam usus besar (kolon) dan rektum (bagian akhir usus sebelum anus). Salah satu gejala yang sering muncul adalah diare kronis, yang terjadi dalam jangka waktu yang lama atau panjang.

Menurut laman Mayo Clinic, kolitis ulseratif juga bisa ditandai dengan nyeri perut dan kram, lemas, demam, hingga penurunan berat badan. Apabila tidak segera ditangani, peradangan usus ini bisa menimbulkan komplikasi serius. 

Lebih lanjut, simak apa saja penyebab dari kolitis ulseratif hingga kapan Anda perlu mendapatkan bantuan medis terkait kondisi tersebut.

Perawatan Abses Gigi Medi-Call
Medi-Call: Layanan Kesehatan di Lokasi Anda

Penyebab Kolitis Ulseratif

Penyebab kolitis ulseratif belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor ini diyakini bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi tersebut.

  • Faktor Usia

Penyakit radang usus ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia antara 15 hingga 30 tahun. Bahkan, ada juga yang baru mengalami kolitis ulseratif setelah melewati usia 60 tahun. Kendati demikian, kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun. 

  • Faktor Genetik

Riwayat keluarga juga berpotensi meningkatkan risiko seseorang menderita kolitis ulseratif. Jika orang tua atau anggota keluarga Anda yang lain pernah mengalami radang usus ini, maka besar kemungkinan Anda untuk mengalami kondisi serupa. 

Faktor genetik memang berpengaruh besar terhadap kerentanan seseorang mengidap penyakit ini. Namun, banyak juga kasus kolitis ulseratif yang terjadi tanpa adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.

  • Gangguan Sistem Imun

Pada kasus tertentu, sistem kekebalan tubuh seseorang dapat bekerja secara tidak normal. Alih-alih melindungi tubuh dari ancaman luar, sistem imun justru menyerang sel-sel sehat pada sistem pencernaan. 

Gangguan sistem imun inilah yang kemudian menyebabkan peradangan kronis yang menjadi salah satu pemicu terjadinya kolitis ulseratif. 

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Kolitis ulseratif yang tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat kolitis ulseratif, berdasarkan laman Cleveland Clinic.

  • Perdarahan Hebat

Peradangan yang parah dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah di usus. Akibatnya, penderita kolitis ulseratif bisa mengalami perdarahan hebat, yang terlihat sebagai diare berdarah. 

  • Lubang di Dinding Usus

Sebagai catatan penting, dinding usus yang mengalami peradangan kronis berisiko mengalami perforasi atau terbentuknya lubang. Kondisi ini bisa membahayakan jiwa bila tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat.

  • Peradangan pada Kulit, Sendi, dan Mata
Baca juga:  Apakah Alergi Obat Berbahaya? Jawabannya Ada Di Sini!

Melansir laman resmi NHS UK, satu dari tiga orang yang menderita kolitis ulseratif akan mengalami peradangan di bagian tubuh lain. Istilah medis untuk kondisi ini adalah manifestasi ekstra usus, yang dapat terjadi pada bagian-bagian berikut:

    • Nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi, terutama di pergelangan kaki, lutut, pinggul, dan pergelangan tangan.
    • Benjolan yang terasa nyeri di kulit, biasanya muncul di area lengan dan kaki.
    • Muncul luka sariawan di mulut.
    • Mata merah, gatal, dan terasa perih.
  • Malnutrisi dan Dehidrasi akibat Penyerapan Nutrisi Terganggu

Proses penyerapan nutrisi dalam usus akan terganggu akibat peradangan. Hal ini membuat penderita kolitis ulseratif berisiko mengalami malnutrisi dan dehidrasi. Pada anak-anak dan remaja, kolitis ulseratif juga bisa mengganggu pertumbuhan dan menunda masa pubertas.

  • Osteoporosis

Penderita kolitis ulseratif umumnya lebih rentan terkena osteoporosis, yang membuat tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah. Jika Anda merasa memiliki risiko osteoporosis akibat peradangan di usus, sebaiknya rutin cek kesehatan tulang untuk mencegah masalah yang lebih serius.

  • Kolangitis Sklerosis Primer (PSC) 

Penderita kolitis ulseratif juga bisa mengembangkan masalah pencernaan yang disebut kolangitis sklerosis primer. PSC terjadi ketika saluran empedu mengalami peradangan dan kerusakan secara bertahap.

Pada tahap awal, PSC biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika penyakit sudah memasuki tahap lanjut, seperti:

    • kelelahan ekstrem
    • diare
    • kulit terasa gatal
    • penurunan berat badan
    • demam
    • kulit dan bagian putih pada mata menguning (jaundice)

Untuk saat ini, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan PSC. Namun, beberapa jenis obat dapat membantu meredakan gejalanya. Kemudian, pada kasus yang parah, transplantasi hati mungkin diperlukan untuk mengatasinya.

  • Megakolon Toksik

Megakolon toksik adalah komplikasi yang jarang terjadi tetapi berdampak serius. Komplikasi ini bisa terjadi akibat kasus kolitis ulseratif yang parah. Pada kondisi tersebut, peradangan hebat di usus besar menyebabkan penumpukan gas, sehingga kolon membesar dan mengalami pembengkakan.

Sebagai catatan, kondisi ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan pecahnya kolon dan menimbulkan infeksi serius di dalam darah (septikemia).

Gejala utama dari megakolon toksik yang perlu Anda waspadai, antara lain:

    • Nyeri perut hebat
    • Demam tinggi
    • Detak jantung yang cepat

Penanganan megakolon toksik biasanya meliputi pemberian cairan, antibiotik, dan steroid langsung melalui infus ke pembuluh darah.

Jika pengobatan yang diberikan tidak segera meredakan gejala, tindakan operasi (kolektomi) untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar mungkin diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk segera mengobati gejala kolitis ulseratif sebelum itu jadi parah.

Segera Panggil Dokter Jika Mengalami Kondisi Ini

Gejala berikut ini perlu segera mendapatkan perhatian medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jadi, pastikan segera panggil dokter ke rumah untuk memeriksa kondisi Anda saat gejala radang usus mulai terasa. 

  • Muncul darah atau lendir pada tinja.
  • Mengalami nyeri perut yang parah dan terus-menerus.
  • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Mengalami demam atau kelelahan ekstrem.
Baca juga:  Apa Tanda Seseorang Mengalami Gejala Gonore Pada Pria?

Tips Pencegahan

Mengutip laman Healthline, cara berikut ini bisa Anda coba untuk mencegah kekambuhan atau meredakan gejala dari kolitis ulseratif.

  • Hindari Makanan Tertentu

Ketika penyakit radang usus Anda kambuh, hindari makanan pedas. Pasalnya, makanan pedas justru dapat memperparah ketidaknyamanan di usus. Selain itu, sebaiknya hindari pula jenis makanan berikut:

    • Produk susu
    • Makanan yang berminyak (seperti gorengan)
    • Minuman bersoda
    • Pemanis buatan, makanan manis, dan gula
    • Alkohol
    • Kopi
    • Daging olahan dan makanan ultra processed
  • Gunakan Bantal Terapi Panas

Saat kolitis ulseratif Anda kambuh, bantal terapi panas bisa menjadi teman terbaik bagi Anda. Kehangatannya bisa membantu meredakan kram dan rasa tidak nyaman di perut, yang akan membuat Anda merasa jauh lebih tenang.

  • Minumlah Banyak Air 

Diare yang terjadi akibat radang usus bisa menyebabkan dehidrasi pada tubuh. Maka, minumlah banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Sebaliknya, hindari kopi dan alkohol karena mereka justru bisa membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan.

  • Mengelola Stres dengan Baik

Stres bisa memicu kambuhnya kolitis ulseratif. Walaupun Anda mungkin tidak selalu bisa menghindari kondisi ini, Anda bisa mencoba cara berikut untuk mengelola stres, seperti:

    • Sering bermeditasi
    • Rutin yoga
    • Melakukan latihan pernapasan
    • Membaca buku atau mendengarkan musik favorit
Gejala Anak Autis Medi-Call
Medi-Call: Layanan Panggil Dokter ke Rumah Anda

Jangan abaikan gejala yang muncul akibat peradangan usus. Jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda tersebut, segera manfaatkan layanan dokter ke rumah melalui aplikasi Medi-Call untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Selama masa penyembuhan, Anda membutuhkan seseorang yang bisa mengurus Anda dengan baik? Tak perlu khawatir, jasa perawat home care dari Medi-Call tersedia untuk memastikan masa penyembuhan Anda berjalan optimal. 

Dalam hal ini, tugas perawat home care meliputi menemani dan merawat pasien, hingga memantau kebutuhan nutrisi pasien. Hubungi Call Center 24 Jam Medi-Call untuk berkonsultasi lebih lanjut tentang kondisi Anda!

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi:

Spread the love
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Archives