Penyebab penyakit parkinson sampai sekarang masih belum jelas. Namun, ahli mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebabnya.
Penyakit Parkinson atau Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif (akibat proses penuaan sistem saraf) yang menyebabkan gangguan pergerakan dan keseimbangan tubuh pada penderitanya.Penyakit Parkinson sering ditandai dengan tremor. Selain itu, penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kekakuan dan gerakan lambat.
Dilansir dari laman WHO (World Health Organization), penyakit ini biasanya terjadi pada lansia, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang lebih muda untuk mengalaminya. Selain itu, laki-laki lebih sering terkena penyakit Parkinson dibandingkan dengan perempuan.Penyebab Penyakit Parkinson
Saat ini, penyebab penyakit Parkinson masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, para ilmuwan mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebabnya.Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf yang disebut neuron di otak secara bertahap menjadi rusak atau mati.
Banyak gejala penyakit Parkinson terjadi saat neuron di otak yang memproduksi zat kimia (dopamin) kehilangan kemampuannya untuk berfungsi.
Lebih lanjut, berikut adalah beberapa penyebab penyakit Parkinson yang harus diwaspadai:- Tingkat dopamin rendah
Penyakit Parkinson dapat disebabkan oleh rendahnya atau menurunnya kadar neurotransmitter dopamin.
Kondisi ini terjadi ketika sel-sel otak yang memproduksi dopamin mengalami kerusakan.
Dopamin sendiri memiliki peran untuk mengirimkan pesan ke bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi.
Oleh karena itu, rendahnya kadar dopamin dapat membuat orang sulit mengontrol pergerakannya.
Ketika kadar dopamin terus menurun, gejala penyakit Parkinson menjadi semakin parah.
- Kadar Norepinefrin Rendah
Mengutip Frontiers in Systems Neuroscience, penyakit Parkinson mungkin juga memiliki kaitan dengan kerusakan ujung saraf yang menghasilkan neurotransmitter lain, yaitu norepinefrin.
Norepinefrin ini berperan terhadap sirkulasi darah dan fungsi otomatis tubuh lainnya.
Rendahnya kadar norepinefrin pada penyakit Parkinson dapat meningkatkan risiko gejala motorik dan nonmotorik, antara lain:
- Kekakuan
- Ketidakstabilan postur
- Ketakutan
- Sulit fokus
- Demensia
- Depresi
Gejala di atas mungkin menjelaskan mengapa pasien penyakit Parkinson biasanya menderita hipotensi ortostatik.
Hipotensi ortostatik merupakan kondisi tekanan darah rendah yang terjadi karena perubahan posisi tubuh.Misalnya seperti perubahan tekanan darah saat berdiri sehingga menyebabkan pusing dan risiko terjatuh.
- Body Lewy
Gumpalan protein yang disebut alpha-synuclein atau body lewy mungkin terdapat di otak penderita penyakit Parkinson.
Akumulasi body lewy dapat menyebabkan hilangnya sel saraf dan menyebabkan perubahan gerakan, pemikiran, perilaku, dan suasana hati.
Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan demensia. Demensia body lewy berbeda dengan penyakit Parkinson, namun memiliki gejala yang serupa.- Faktor Genetik
- Faktor Autoimun
Dalam penelitian tahun 2017 yang diterbitkan di JAMA Neurology, para ilmuwan menemukan kemungkinan adanya hubungan genetik antara penyakit Parkinson dan penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis.
Sementara itu, dalam jurnal medis Annals of Medicine, para peneliti memeriksa catatan kesehatan di Taiwan dan menemukan bahwa orang dengan penyakit rematik autoimun memiliki risiko 1,37% lebih tinggi terkena penyakit Parkinson.
Perlu diketahui bahwa penyakit Parkinson termasuk ke dalam kategori penyakit seumur hidup yang melibatkan perubahan neurologis pada tubuh.
Tindakan operasi bisa dilakukan untuk menangani penyebab penyakit Parkinson apabila belum mereda usai penggunaan obat-obatan.Jika Anda memiliki gejala yang sama cukup hubungi Call-Center 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call untuk panggil layanan perawat homecare Medi-Call datang ke rumah.Referensi:- NHS (2022). Parkinson's disease.
- Mayo Clinic (2024). Parkinson's disease.
- Parkinson's Foundation. Understanding Parkinson's.