Sudahkah Anda melakukan tes Sexual Transmitted Diseases (STD)? Jika hasilnya positif, Anda pasti bingung bagaimana menceritakan hal ini ke calon pasangan atau bahkan pasangan Anda.
Sebaiknya, tarik napas dulu, duduk, dan baca dahulu bagaimana harusnya anda menyampaikan hal ini ke pasangan anda.
Sekilas Mengenai STD
Sexual Transmitted Diseases/penyakit seks menular atau biasa disingkat STD, adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya.
Selain dapat ditularkan melalui hubungan seksual, STD bisa tersalur dari ibu ke anak dan penggunaan jarum suntik bersamaan.
Infeksi ini terdiri dari beberapa jenis penyakit, seperti HIV/AIDS, cervicitis (atau biasa disebut peradangan mulut rahim), gonore (kencing nanah), epididimitis, penyakit radang panggul, dan lain sebagainya.
Tiap-tiap jenis penyakit diatas memiliki gejala dan cara penyembuhan yang berbeda.
Seorang penulis dari Boston, Sarit Luban (27) menuturkan tentang Herpes yang ia derita dan bagaimana ia menceritakannya kepada setiap pria yang mengajaknya berkencan dan ingin membangun hubungan yang lebih serius lagi.
Di setiap awal ia diajak berkencan dengan pria, ia mempunyai 2 cara untuk menceritakan kepada pria itu tentang STD yang ia derita.
Cara pertama, ia akan bercerita tentang STD secara casual. Ia akan berterus terang bahwa ia memiliki Herpes. Dan itu sudah menjadi salah satu yang ada pada tubuhnya saat ini.
Cara kedua, ia akan membuka obrolan dengan bercerita tentang Herpes secara umum. Lalu ia akan bertanya apakah calon pasangannya itu sudah tes STD atau belum.
Memang, pada awalnya akan terlihat sangat sulit bagi Anda untuk jujur terhadap pasangan tentang STD yang diderita.
Mungkin Anda akan merasa sedikit risih saat mengetahui Anda menderita STD. Tapi seperti yang kita ketahui, kejujuran adalah sebuah hal paling vital di dalam sebuah hubungan.
Banyak pada saat ini, orang-orang dengan STD hanya akan menyembunyikan tentang STD yang mereka alami dari pasangan mereka.
Pada umumnya, mereka merasa takut kalau saja pasangan mereka merasa risih saat mereka bercerita kalau mereka menderita salah satu penyakit seks menular.
Pada awalnya memang susah untuk jujur.
Tetapi, menurut Dr. Alyssa Dweck, seorang dokter ahli penyakit wanita dan penulis buku The Complete A to Z For Your V menuturkan bahwa,
"Akan lebih baik jika seseorang menceritakan secara langsung dan to the point kepada pasangan mereka tentang STD yang mereka derita. Berikan ruang untuk mereka memikirkan berita itu dari Anda."
Mungkin masih banyak dari Anda yang akan berkata, "Ngomong sih enak, tapi kalau kita udah cerita semuanya, dia malah mikir yang aneh-aneh, gimana?"
Lebih baik, Anda tenang dahulu, tarik napas, duduk tenang, dan simak dahulu cara-cara menyampaikan kepada pasangan di bawah ini:
- Berkatalah sejujurnya dan to the point
Dr. Alyssa Dweck menuturkan, "Biarkan mereka mengetahuinya. Coba katakan, 'aku saat ini sedang dirawat, aku harap kamu juga dirawat [dan di tes] sebaik mungkin."
Dr Tammy Nelson, seorang ahli hubungan dan seks serta penulis buku The New Monogamy juga sependapat.
Ia juga menambahkan bahwa sebaiknya gunakan bahasa yang dimengerti pasangan anda saat mengatakan hal ini. Karena, setiap orang akan sangat menghargai kejujuran.
- Jika infeksinya permanen, katakan apa adanya
Akan lebih mudah saat anda mengatakan anda menderita Chlamydia atau Gonorrhea. Karena masih ada harapan jika infeksi dari 2 penyakit ini bisa dihilangkan.
Akan berbeda cerita bila itu adalah Herpes atau HPV, dikarenakan infeksi dari 2 penyakit ini bisa jadi permanen.
Dr. Alyssa Dweck mengatakan bahwa katakan saja apa adanya. "Kejujuran dan kepercayaan sangat diharapkan di saat menceritakan dua keadaan yang berbeda itu." tambahnya.
Dweck juga bercerita bahwa salah satu dari pasiennya juga sering membawa pasangannya masuk ruangan Dweck saat berkonsultasi. Sehingga pasangannya itu bisa mengikuti perkembangan penyakitnya.
- Cobalah tidak melakukan pembelaan diri terhadap pasangan Anda
Disaat Anda mengetahui telah terinfeksi salah satu dari penyakit STD, Anda pasti akan marah kepada siapa yang sudah menularkan infeksi ini.
Tetapi, kemarahan tersebut hanya akan menyebabkan Anda menjadi takut untuk menceritakan hal ini kepada pasangan.
Dan jikalau Anda pun pada akhirnya menceritakannya, Anda pasti akan melakukan pembelaan diri.
Cobalah anda menenangkan pikiran dahulu sebelum menceritakannya. Buang jauh-jauh rasa marah itu.
Karena saat Anda marah dan melakukan pembelaan diri, percayalah, masalah tersebut tidak akan pernah selesai. Malah menjadi lebih buruk.
- Diagnosis menderita STD bukan menjadi alasan hubungan harus berakhir
Dr. Alyssa Dweck mengatakan bahwa sebaiknya Anda menceritakan tentang penyakit seks menular yang Anda derita terhadap pasangan sejujur mungkin.
Berikan waktu untuk mereka memproses berita itu dan bertanya lebih lagi tentang STD yang anda derita.
Itu mungkin bisa jadi pasangan anda natinya malah akan merasa terbantu dengan berita dari anda.
- Berceritalah tentang ini lebih awal
Jika Anda tidak menderita penyakit seks menular ini, kenapa Anda tidak tes bersama-sama dengan pasangan?
Ini akan menjadi ikatan yang sehat diantara anda berdua. Serta juga anda bisa mengetahui kemampuan pasangan anda dalam menangani pembicaraan yang sulit.
Nelson dan Dweck juga menyarankan bahwa menjadi terbuka tentang penyakit ini yang diderita dan mengatakannya tanpa malu, bisa menghilangkan stigma buruk masyarakat terhadap STD.
Sumber:
http://m.huffpost.com/us/entry/us_58f4ef25e4b0b9e9848d67a0?section=us_healthy-living
http://www.idspecialists.sg/layanan-kami/types-of-infections/sexually-transmitted-disease/?lang=id