Tips Cerdas Mengatur Pola Makan Ibu Menyusui saat Puasa

Ketahui pola makan ibu menyusui saat puasa agar tetap sehat dan produksi ASI lancar. Jaga pola makan dengan mencukupi kebutuhan cairan, makanan bergizi, serta hindari pantangan tertentu!

Di bulan Ramadan, tak sedikit ibu menyusui yang ingin tetap menjalankan ibadah puasa, namun khawatir akan memengaruhi produksi ASI untuk bayinya. 

Pasalnya, saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dalam waktu yang cukup lama, sementara ibu menyusui membutuhkan nutrisi yang optimal untuk menjaga produksi ASI tetap lancar. 

Lantas, apakah ibu menyusui tetap bisa berpuasa? Lalu bagaimana pola makan ibu menyusui saat puasa agar tidak mengganggu kualitas ASI?

Yuk, cari tahu jawabannya mengenai pola makan ibu menyusui saat puasa di bawah ini!

layanan baby care Medi-Call
Medi-Call: Layanan Baby Care di Lokasi Anda

Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa?

Dilansir dari NU Online, dari segi agama Islam, puasa Ramadan diwajibkan bagi seluruh umat Islam, tak terkecuali ibu menyusui. Namun, ibu menyusui diperbolehkan tidak berpuasa jika khawatir akan kesehatan dirinya atau bayinya. 

Islam memberikan keringanan ini dengan syarat tertentu, seperti jika puasa berisiko mengganggu produksi ASI atau membahayakan ibu dan anak. Jika tidak mampu berpuasa, ibu menyusui dapat menggantinya di lain waktu atau membayar fidyah sesuai ketentuan.

Sementara dari segi medis, dilansir dari Australian Breastfeeding Association, ibu menyusui yang berpuasa umumnya tetap dapat menghasilkan ASI dengan kualitas yang baik. 

Penelitian menunjukkan bahwa puasa tidak menyebabkan perubahan besar pada kandungan energi atau nutrisi utama dalam ASI, sehingga tidak berdampak pada pertumbuhan bayi.

Meskipun ada kemungkinan perubahan kecil pada kadar vitamin dan mineral dalam ASI selama puasa, hal ini biasanya bersifat sementara dan tidak membahayakan bayi.

Selain itu, produksi ASI umumnya tetap stabil selama menerapkan pola makan ibu menyusui saat puasa yang tepat.

Namun, jika terjadi dehidrasi parah, produksi ASI bisa menurun, sehingga penting bagi ibu menyusui untuk memerhatikan asupan cairan saat sahur dan berbuka.

Baca juga:  7 Tips Menyusui Bayi Baru Lahir, Ibu Wajib Tahu!

Pola Makan Ibu Menyusui saat Puasa

Agar tetap sehat dan menjaga produksi ASI saat berpuasa, ibu menyusui perlu menerapkan pola makan yang tepat. Berikut adalah pola makan ibu menyusui saat puasa yang bisa Anda terapkan:

  • Cukupi kebutuhan cairan agar tetap terhidrasi

Pola makan ibu menyusui saat puasa yang pertama adalah menjaga kecukupan cairan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih sebelum memulai puasa dan setelah berbuka. 

Dilansir dari laman Mamava, ibu menyusui perlu minum setidaknya 2,3 liter cairan per hari atau lebih.

Selain air putih, ibu menyusui juga bisa mengonsumsi sumber cairan lain seperti jus buah tanpa gula, sup, atau air kelapa yang dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit.

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka

Selain mencukupi kebutuhan cairan, pola makan ibu menyusui saat puasa juga dengan memastikan asupan nutrisi lengkap, seperti protein, karbohidrat, serat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral.

Agar kebutuhan nutrisi ibu menyusui dan bayi tetap terpenuhi selama berpuasa, penting untuk memilih makanan yang bergizi. Berikut beberapa makanan yang disarankan bagi ibu menyusui saat berpuasa:

    • Sayuran seperti brokoli, tomat, kubis, jamur, dan kentang yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral.
    • Buah-buahan seperti alpukat, mangga, pisang, dan jeruk yang mengandung vitamin C, serat, serta antioksidan.
    • Seafood sebagai sumber protein dan asam lemak omega-3, namun batasi konsumsi ikan dengan kandungan merkuri tinggi.
    • Daging merah dan hati seperti daging sapi dan kambing yang kaya zat besi untuk mencegah anemia.
    • Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan lemak sehat yang membantu energi bertahan lebih lama.
    • Telur, susu, dan produk olahannya yang kaya kalsium untuk mendukung kesehatan tulang ibu dan bayi.

Dengan mengonsumsi makanan bernutrisi ini saat sahur dan berbuka, ibu menyusui dapat menjaga kesehatan dan kelancaran produksi ASI selama menjalani puasa.

  • Hindari Makanan Asin, Pedas, dan Berkafein agar Tidak Mudah Haus

Salah satu cara untuk mencegah rasa haus berlebihan adalah dengan menghindari makanan yang dapat memicu peningkatan kebutuhan cairan, seperti makanan asin, pedas, dan berkafein.

Makanan asin, seperti makanan olahan, camilan kemasan, dan makanan berbumbu tinggi garam, dapat meningkatkan kadar garam dalam tubuh. Hal ini menyebabkan ibu bisa merasa lebih cepat haus saat berpuasa.

Makanan pedas juga sebaiknya dibatasi karena dapat merangsang produksi keringat yang lebih banyak, membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat.

Selain itu, bagi beberapa ibu, makanan pedas bisa memengaruhi kenyamanan bayi yang menyusu, terutama jika bayi lebih sensitif terhadap perubahan rasa ASI.

Minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan soda, memiliki efek diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga tubuh lebih cepat kehilangan cairan.

Jika ingin tetap mengonsumsi teh atau kopi, sebaiknya batasi jumlahnya dan pilih alternatif yang lebih ringan, seperti teh herbal tanpa kafein.

Medi-Call: Layanan Perawat Bayi di Rumah

Demikian informasi mengenai pola makan ibu menyusui saat puasa. Dengan pola makan ibu menyusui saat puasa yang tepat, ibu menyusui bisa menjalani puasa dengan nyaman tanpa mengganggu produksi ASI.

Jika ibu menyusui masih ragu atau mengalami kendala selama berpuasa, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli laktasi.

Dukungan dan saran dari profesional dapat membantu memastikan kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga selama menjalani ibadah puasa.

Untuk mendapatkan panduan menyusui yang tepat, Medi-Call siap membantu Anda. Dengan layanan perawatan bayi, Anda dapat melakukan konsultasi laktasi secara pribadi dan mendapatkan saran terbaik selama proses menyusui.

Segera hubungi layanan babycare dari Medi-Call melalui WhatsApp atau aplikasi untuk memberikan yang terbaik bagi si Kecil!

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi:

Spread the love
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip