Cara pengobatan penyakit difteri yang tepat akan memberikan peluang kesembuhan untuk pasien.Difteri merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, namun bukan berarti tidak dapat menyerang orang dewasa.Setiap tahun selalu terjadi peningkatan wabah difteri di beberapa daerah negara Indonesia.Salah satu upaya pencegahan tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah melalui pemberian vaksin difteri.Meskipun begitu apabila difteri menyerang tubuh seseorang maka harus segera ditangani.Adapun cara pengobatan penyakit difteri adalah dengan pemberian antibiotik.Walaupun difteri dapat disembuhkan, namun akan menyebabkan kelumpuhan pada penderitanya.
Difteri
Difteri merupakan penyakit yang menyerang selaput lendir dan tenggorokan disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan Corynebacterium ulcerans.Racun yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut menyerang organ vital seperti jantung, ginjal, hati, saraf dan lainnya. Penyakit menular ini merusak permukaan jaringan pada area pernapasan.Pada umumnya difteri menyerang balita dan anak usia sekolah, namun bakteri ini juga dapat menyerang bayi hingga orang dewasa.Bakteri Corynebacterium diphtheriae membutuhkan waktu 2 sampai 5 hari untuk berkembang biak dan menampilkan gejala yang diperlihatkan pada tubuh.Adapun gejala yang ditimbulkan apabila terserang difteri, antara lain :- Demam tinggi disertai menggigil,
- Sakit tenggorokan dan kesulitan menelan,
- Badan terasa lemas dan mudah lelah,
- Kesulitan bernafas sehingga nafas terasa cepat,
- Batuk dan pilek,
- Apabila sudah parah, maka gejala yang ditimbulkan adalah munculnya selaput putih yang menutupi tenggorokan dan amandel.
Cara Pengobatan Penyakit Difteri
Apabila pasien mengalami gejala penyakit difteri, maka segeralah panggil dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat serta pengobatan penyakit difteri oleh tenaga medis.Adapun cara pengobatan penyakit difteri yang umumnya dilakukan oleh dokter, antara lain :- Pemeriksaan fisik terkait gejala yang ditimbulkan pasien
- Pengecekan laboratorium menggunakan sample lendir di tenggorokan dan hidung, serta bisul apabila ada pada tubuh pasien.
- Pasien difteri akan diisolasi di ruang perawatan rumah sakit untuk dipantau oleh dokter dan juga pemberian antibiotik maupun antitoksin.
- Pemberian antitoksin pada pasien bertujuan untuk menetralisir racun dari bakteri Corynebacterium diphtheriae. Sedangkan pemberian antibiotik untuk melawan kuman dan menyembuhkan infeksi. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan tingkat keparahan pasien.
- Pengobatan penyakit difteri di rumah sakit pada umumnya berlangsung sekitar 2 minggu. Setelah itu pasien akan di cek laboratorium kembali.
- Apabila masih ditemukan bakteri Corynebacterium diphtheriae maka pemberian antibiotik akan dilanjutkan lagi oleh dokter.
- Bagi pasien yang memiliki membran abu - abu dalam tenggorokan, dokter akan menyarankan pengangkatan membran agar pasien tidak mengalami gangguan pernafasan.
- Sedangkan bagi pasien yang memiliki bisul, maka dokter akan menyarankan untuk membersihkan bisul yang ada kulit.
- Apabila bakteri telah menyerang bagian jantung dan saraf, maka orang terdekat pasien juga harus menjalani pemeriksaan untuk memastikan tidak tertular bakteri Corynebacterium diphtheriae.