Batuk Berdarah karena Apa? Cek Penyebabnya!

Ada banyak alasan mengapa batuk berdarah bisa terjadi. Memang sangat mengkhawatirkan jika Anda mengalaminya. Jika ingin dapat perawatan terbaik dan lekas pulih, sebaiknya ketahui batuk berdarah karena apa di sini.

Kondisi batuk berdarah atau yang juga sering disebut hemoptisis merupakan kondisi medis yang cukup mengkhawatirkan.

Pasalnya, kondisi ini bisa menandakan terjadinya gangguan serius di sistem pernapasan atau organ tubuh lain. 

Walaupun tidak selalu berarti kondisi serius, penting untuk mengetahui penyebab dan tindakan penanganan batuk berdarah. 

Medi-Call: Layanan Dokter Umum Terdekat ke Lokasi Anda

Batuk Berdarah karena Apa? Ini Penyebabnya

Mengetahui penyebab batuk berdarah dapat membuat Anda memahami kondisi yang mungkin terjadi pada tubuh.

Batuk berdarah karena apa? Bisa jadi karena ini penyebabnya: 

  • Infeksi Saluran Pernapasan
Dilansir dari laman Mayo Clinic, penyebab pertama batuk berdarah adalah infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia atau bronkitis. 

Peradangan yang muncul karena infeksi ini bisa merusak pembuluh darah kecil yang terdapat dalam saluran pernapasan. Itulah yang bisa memicu keluar darah saat batuk. 

Umumnya, darah yang dikeluarkan juga tercampur dengan lendir, serta sering disertai gejala demam dan gejala infeksi lain. 

Pada kasus yang ringan, batuk darah karena infeksi bisa sembuh dengan antibiotik atau perawatan medis dari dokter.

  • Tuberkulosis (TBC)
Selanjutnya, infeksi bakteri serius yang banyak dialami oleh penderita batuk berdarah adalah TBCBiasanya kondisi ini terjadi di berbagai negara yang yang memiliki angka kasus TBC tinggi. Laman Verywell Health menyebut bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosis bisa merusak jaringan pada paru-paru. Jadi, jika Anda mencari batuk berdarah karena apa, maka salah satu kemungkinan penyebabnya adalah TBC yang memicu rusaknya jaringan paru-paru dan mengakibatkan perdarahan. 

Penderita TBC perlu menjalani pengobatan jangka panjang agar infeksinya benar-benar hilang. Pengobatan biasanya dilakukan  dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan anjuran dokter. 

  • Kanker Paru-paru
Batuk yang mengeluarkan darah bisa jadi indikator awal kanker paru-paru. Kondisi ini lebih berisiko bagi perokok atau yang berusia di atas 50 tahun. 

Pada penderita kanker paru-paru, ada tumor yang menekan dan merusak pembuluh darah di dalamnya. Akhirnya, darah akan keluar ketika batuk. 

Gejala ini sering ditandai dengan kondisi nyeri dada, berat badan turun secara drastis, serta napas yang pendek. 
  • Bronkiektasis
Selanjutnya, batuk berdarah juga bisa disebabkan oleh Bronkiektasis, yakni kondisi ketika saluran napas melebar dan mengalami penumpukan lendir. 

Dengan kondisi tersebut, biasanya risiko infeksi berulang makin besar. Akhirnya, ini bisa mengakibatkan perdarahan di bagian saluran napas. 

Batuk berdarah di kondisi bronkiektasis umumnya tak terlalu parah, tapi kemunculannya tidak menentu. 

  • Emboli Paru
Dilansir dari laman Verywell Health dan Mayo Clinic menyebutkan bahwa penyebab batuk berdarah juga bisa karena emboli paru. 

Emboli paru terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah arteri di bagian paru-paru karena adanya bekuan darah. 

Kondisi ini terjadi pada penderita yang memiliki riwayat gangguan pembekuan darah. Selain itu, kondisi lain yang menjadi faktor risiko emboli paru yakni penyakit varises (penyumbatan pembuluh darah kaki), riwayat mengidap kanker, dan riwayat terbaring di ranjang dalam jangka waktu lama (bedridden). Mengenai gejala yang bisa diamati dari penderita emboli paru yakni nyeri dada, sesak napas mendadak, dan salah satunya adalah batuk darah. Untuk mencari tahu penyebab pasti dari batuk berdarah, sebaiknya hubungi dokter agar mendapat pemeriksaan yang akurat.

Pengobatan Darurat untuk Batuk Darah Berat

Selain tahu batuk berdarah karena apa saja, penting juga untuk mengetahui pengobatan khusus yang perlu dilakukan.Apalagi jika sudah masuk dalam kategori berat atau ketika disertai dengan sesak napas, batuk semakin parah ketika malam hari, dan terjadi secara terus-menerus. 

Berikut adalah beberapa penanganan medis batuk berdarah berat:

  • Bronkoskopi Terapeutik

Pertama adalah bronkoskopi terapeutik. Cara ini bukan sekadar jadi metode diagnosis, tapi sekaligus menghentikan adanya perdarahan. 

Nantinya, dokter akan memasukkan zat yang dapat menghentikan perdarahan ketika batuk. Misalnya dengan garam beku 0.9 NaCl dingin (cold saline) atau fibrinogen. 
  • Vasokonstriksi dan intubasi

Di kasus batuk darah berat, dokter bisa saja memakai obat vasokonstriktor yang akan membantu Anda untuk mengurangi pendarahan. 

Mekanismenya dengan mengerutkan pembuluh darah yang ada dalam paru-paru. Intubasi (memasukkan selang pernapasan ke dalam saluran napas) pun diperlukan agar risiko tersumbatnya saluran napas karena darah bisa diminimalisir. 

  • Operasi

Operasi sangat dibutuhkan jika sumber pendarahannya adalah dari tumor yang besar. 

Dalam operasi ini, Anda akan melalui tahap pengangkatan seluruh atau sebagian tumor yang mungkin membantu untuk mengatasi perdarahan saat batuk. 

  • Argon plasma coagulation
Selanjutnya, ada prosedur bernama argon plasma coagulation yang merupakan tahap untuk mengatasi perdarahan di dinding paru-paru.Prosedur ini dilakukan dengan gas argon dan listrik untuk proses pembakaran area tersebut, sehingga perdarahan berhenti. 
  • Terapi laser

Ini bertujuan untuk langsung menghilangkan tumor dengan menggunakan laser. Caranya dengan membakar area yang mengalami perdarahan. 

Baca juga:  Ketahui 6 Gejala TBC pada Orang Dewasa dan Cara Pencegahannya

Harapan Hidup Penderita Batuk Berdarah

Menyimak batuk berdarah karena apa sekaligus pengobatannya mungkin cukup mengkhawatirkan. Dengan ini, maka timbul pertanyaan tentang bagaimana harapan hidupnya? 

Laman Verywell Health menjelaskan jika seseorang batuk berdarah karena kanker paru-paru, maka jawabannya bervariasi. 

Tapi, makin cepat diketahuinya penyebab seseorang mengalami batuk berdarah, maka besar pula kemungkinannya untuk sembuh. 

Namun, hemoptisis juga bisa menjadi kondisi serius. Pasalnya, batuk darah parah bisa langsung mengancam jiwa.

Apalagi jika jumlah darah yang keluar sangat banyak dan perdarahannya tidak bisa langsung dihentikan. 

Ada penelitian dari NCBI yang menunjukkan bahwa mereka yang menderita kanker paru-paru dan mengalami hemoptisis punya tingkat kelangsungan hidup lebih rendah daripada penderita kanker yang tidak mengalami hemoptisis. 

Ada 41% subjek yang punya kondisi ini bisa hidup lima tahun dengan hemoptisis dibandingkan dengan 67% yang tak mengalaminya. 

Gejala Anak Autis Medi-Call
Medi-Call: Layanan Panggil Dokter ke Rumah Anda

Penting untuk Segera Tahu Kondisi agar Penanganan Lebih Cepat

Namun, ada satu hal yang jadi kabar baik, yakni makin cepat Anda tahu kondisi tubuh, maka makin besar kesempatan untuk sembuh. 

Itu dia informasi mengenai batuk berdarah karena apa dan berbagai pengobatan yang bisa ditempuh.Oleh sebab itu, jika Anda mengalami batuk berdarah, segera panggil dokter ke rumah dengan menghubungi WhatsApp Medi-Call atau lewat aplikasi Medi-CallDitinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K
Referensi:
  • Coughing up blood Causes [Internet]. Mayo Clinic. 2018. Available from: https://www.mayoclinic.org/symptoms/coughing-up-blood/basics/causes/sym-20050934
  • Coughing Up Blood (Hemoptysis): Causes, Tests & Diagnosis, Treatment [Internet]. Cleveland Clinic. 2022. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17696-coughing-up-blood
  • NHS Choices. Coughing up blood (blood in phlegm) [Internet]. NHS. 2019. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/coughing-up-blood/
  • Lung Cancer and Hemoptysis: When to Take Action [Internet]. Verywell Health. Available from: https://www.verywellhealth.com/lung-cancer-and-hemoptysis-5212804
  • Coughing Up Blood (Haemoptysis) | Causes, Diagnosis and Treatment [Internet]. patient.info. Available from: https://patient.info/chest-lungs/cough-leaflet/coughing-up-blood-haemoptysis
  • 1.O’Gurek D, Choi HYJ. Hemoptysis: Evaluation and Management. American Family Physician [Internet]. 2022 Feb 1;105(2):144–51. Available from: https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2022/0200/p144.html
  • Hu P, Wang G, Cao H, Ma H, Sui P, Du J. Haemoptysis as a prognostic factor in lung adenocarcinoma after curative resection. British Journal of Cancer. 2013 Aug 20;109(6):1609–17. Available from:
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3776995/
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip