Masalah Gizi pada Lansia Sebabkan Beberapa Penyakit Ini!

Masalah gizi pada lansia sering kali diabaikan, padahal memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup dan kesehatan mereka. Bahkan, masalah gizi pada lansia bisa menyebabkan komplikasi serius, lho.
Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan biologis yang signifikan.Penuaan juga dapat berdampak pada kebutuhan nutrisi dan kemampuan tubuh untuk menyerap gizi. Perubahan ini sering kali tidak disadari, namun memiliki implikasi besar terhadap kualitas hidup lansia.
Nyatanya, kecukupan gizi lansia sangat penting untuk regenerasi jaringan dan sel-sel tubuh.Meskipun tak ada hubungannya dengan pertumbuhan, tetapi degenerasi jaringan sel-sel sebagian besar berasal dari makro dan mikro nutrisi yang dikonsumsi lansia. 
banner caregiver medi-call
Medi-Call: Layanan Caregiver di Lokasi Anda

Masalah Gizi pada Lansia Bisa Dipengaruhi oleh Perubahan Biologis

Proses penuaan melibatkan berbagai perubahan biologis yang signifikan, yang sering kali berdampak langsung pada status gizi dan kesehatan lansia. Berikut adalah beberapa perubahan biologis yang bisa berpengaruh terhadap masalah gizi pada lansia:
  • Pengurangan massa otot 
Seiring bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan massa otot sebesar 1% hingga 2% per tahun. Penurunan massa otot ini umumnya dimulai sejak usia 30 tahun. Sementara itu, massa lemak (jaringan adiposa) umumnya mengalami peningkatan sebesar 0,5% hingga 1,5% per tahun, yang juga dimulai sejak usia 30 tahun.Kondisi ini kemudian bisa menurunkan cairan tubuh dan perubahan fisik, seperti kulit mengerut, wajah berkeriput, dan tubuh terlihat kurus.
  • Gangguan indra 
Penuaan juga bisa memengaruhi indra, termasuk pengecapan, penciuman, pendengaran, penglihatan, dan peraba. Penurunan fungsi pengecapan kemudian dikaitkan dengan kekurangan kadar zinc yang dapat memicu berkurangnya nafsu makan pada lansia.Sensitivitas terhadap rasa manis dan asin juga menurun, sehingga dapat mendorong lansia untuk lebih menyukai makanan manis dan asin.
  • Katarak 
Katarak merupakan salah satu masalah penyakit pada lansia yang ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur.Dilansir dari laman Pelayanan Kesehatan Kemenkes, penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut kerap dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan asam folat.
  • Gigi geligi yang tanggal dan tidak lengkap
Kehilangan gigi atau gigi yang tidak lengkap, khususnya gigi geligi (gigi di atas linggir tulang rahang) menyebabkan lansia menjadi kesulitan untuk mengunyah, Hal ini kemudian berdampak pada menurunnya fungsi pengunyahan, mengurangi asupan makanan, dan menyebabkan penurunan berat badan.
  • Cairan saluran cerna dan enzim-enzim pencernaan berkurang
Penuaan juga bisa berpengaruh terhadap berkurangnya cairan saluran cerna dan enzim-enzim pencernaan. Sejalan dengan itu, nafsu makan dan kemampuan menyerap nutrisi, terutama lemak dan kalsium juga berkurang. Penurunan produksi air liur dapat mengurangi kemampuan lansia untuk mengunyah dan menelan makanan, sementara penurunan asam lambung bisa membuat rasa lapar berkurang.Selain itu, faktor yang memengaruhi penyerapan vitamin B12 juga berkurang sehingga bisa memicu anemia.
  • Penurunan mobilitas usus
Penuaan juga bisa menyebabkan lansia mengalami penurunan mobilitas usus yang bisa memicu gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan yang dimaksud, seperti kembung, sakit perut, sulit buang air besar, dan sembelit. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan dan wasir.
  • Terjadinya penurunan fungsi sel otak
Penurunan fungsi sel otak adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami lansia. Penurunan fungsi sel otak juga bisa memengaruhi masalah gizi pada lansia.Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek dan melambatnya pengolahan informasi, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (demensia/pikun).Kondisi ini juga bisa menyebabkan lansia kesulitan mengingat hal-hal sehari-hari, seperti waktu makan, sehingga mengakibatkan pola makan yang tidak teratur dan kurangnya asupan nutrisi yang seimbang.
Baca juga:  Terapi Demensia Pada Lansia, Kenali Gejala dan Penangananya
  • Kapasitas Ginjal mengeluarkan air dalam jumlah besar berkurang
Seiring penuaan usia, kapasitas ginjal dalam mengeluarkan air dalam jumlah besar juga cenderung berkurang.Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan pengenceran natrium dan masalah inkontinensia urine (kondisi tidak dapat mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih).Hal ini dapat menyebabkan lansia cenderung mengurangi minum, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Perawat Home Care dan Perawat Luka Medi-Call
Medi-Call: Layanan Perawat Home Care dan Perawat Luka di Rumah Anda
Lansia memerlukan asupan gizi yang cukup dan seimbang demi mempertahankan status gizi optimal, serta mencegah atau mengurangi risiko penyakit degeneratif dan gizi buruk (malnutrisi).Jika Anda memiliki masalah gizi pada lansia, cukup hubungi Call-Center 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call untuk panggil layanan perawat homecare Medi-Call datang ke rumah.Referensi: 
  • Norman K, Haß U, Pirlich M. National Library of Medicine (2021). Malnutrition in Older Adults-Recent Advances and Remaining Challenges. 
  • Kemenkes (2022). Masalah Gizi pada Lansia dan Cara Mengatasinya.
  • Week& (2018). Nutrition Problems in the Elderly.
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip