Mengenal Proses Melahirkan Caesar: Kondisi dan Prosedurnya

Spread the love

Ketahui lebih dalam tentang proses melahirkan caesar, mulai dari apa itu melahirkan caesar, kondisi yang mengharuskannya, prosedur operasi, hingga pemulihan pasca operasi. 

Proses melahirkan caesar sering menjadi jalan bagi ibu dengan kondisi tertentu yang tidak bisa melahirkan dengan normal atau vaginal birth.

Operasi caesar bisa Anda rencanakan sebelum atau ketika dalam situasi darurat. Laman Cleveland Clinic menyebut jika prosedur ini punya risiko lebih tinggi daripada persalinan normal. 

Selain itu, masa atau proses pemulihannya juga sedikit lebih lama daripada persalinan normal melalui vagina. Mau tahu lebih lengkap soal proses melahirkan caesar? Cek selengkapnya di bawah ini!

Medi-Call: Layanan Perawat Bayi di Rumah

Apa Itu Proses Melahirkan Caesar?

Proses melahirkan caesar/c-section/sesar merupakan prosedur bedah, di mana bayi dilahirkan melalui sayatan (irisan) pada bagian dinding perut ibu serta dinding uterus (rahim).

Umumnya, bayi dilahirkan melalui operasi caesar jika ada masalah yang menghalangi kelahiran secara normal lewat vagina. 

Operasi ini juga bisa direncanakan sebelumnya (elektif) jika memiliki indikasi kalau persalinan secara normal berisiko. 

Sedangkan untuk proses yang dilakukan dengan mendadak atau darurat biasanya karena ada masalah atau ada hal yang menghalangi kelahiran secara normal. 

Namun, laman Better Health menyebut jika proses ini hanya disarankan jika Anda punya masalah serius selama dalam masa kehamilan maupun persalinan. 

Pasalnya, persalinan secara normal melalui vagina, menjadi cara paling aman untuk melahirkan bayi. 

Baca juga:  Segini Biaya Operasi Caesar ERACS di Indonesia!

Kondisi yang Mengharuskan Proses Melahirkan Caesar

Anda mungkin membutuhkan persalinan caesar jika dalam kondisi medis tertentu atau komplikasi ketika melahirkan normal.

Proses melahirkan caesar bisa direncanakan jika Anda dalam kondisi: 

  • Memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya

Sudah pernah melahirkan caesar? Mungkin di proses melahirkan selanjutnya juga masih membutuhkan operasi ini. 

Faktor yang memengaruhinya yakni jenis sayatan rahim ketika operasi caesar sebelumnya dan juga risiko pecahnya rahim. 

  • Transverse lie (bayi dalam posisi melintang)

Selanjutnya, proses melahirkan caesar sangat mungkin dilakukan jika bayi di dalam kandungan berada di posisi horizontal atau menyamping dalam rahim. 

  • Kehamilan kembar

Walaupun kehamilan kembar bisa melalui proses melahirkan secara normal, namun kehamilan dengan dua bayi atau lebih mungkin membutuhkan operasi caesar. 

  • Presentasi sungsang

Posisi sungsang artinya bayi berada dalam posisi kaki atau bokong lebih dulu pada rahim. 

Sejumlah dokter mungkin akan mencoba untuk memutar bayi di dalam kandungan, namun operasi caesar bisa jadi solusi saat usaha mengubah posisi bayi tidak berhasil. 

  • Kondisi kesehatan

Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung dan herpes genital, maka dokter mungkin akan menganjurkan persalinan caesar untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

Penyakit jantung dapat membahayakan saat persalinan dan infeksi herpes genital berisiko menular ke bayi saat lahir.

  • Masalah kesehatan saat masa kehamilan

Beberapa kondisi medis selama kehamilan, seperti patah tulang panggul, miom rahim yang besar, atau kelainan bawaan pada bayi, dapat menjadi faktor yang meningkatkan kemungkinan persalinan caesar.

Selain perencanaan caesar, mungkin operasi ini juga dilakukan tanpa perencanaan karena memang darurat dan Anda mengalami beberapa kondisi.

Laman Better Health menyebut ada beberapa kondisi seperti: 

  • Kepala bayi tidak bergerak ke bawah atau ‘pas’ melalui bagian panggul Anda ketika dalam proses persalinan. 
  • Proses persalinan tidak berkembang, seperti kontraksi yang Anda alami tidak cukup kuat, serviks terbuka terlalu lambat, atau serviks tidak terbuka sama sekali. 
  • Saat bayi menunjukkan tanda kesusahan atau saat kesehatan mereka terganggu. 
  • Tali pusar jatuh melalui leher rahim dan masuk ke vagina setelah air ketuban pecah. 
  • Mengalami masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi. 

Prosedur Operasi Caesar

Sebelum menjalani operasi caesar, terdapat beberapa prosedur yang harus Anda ikuti untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses persalinan.

Prosedur ini mencakup persiapan medis, pemberian anestesi, hingga langkah-langkah yang dilakukan oleh tim medis saat operasi dimulai.

  • Setelah menyetujui untuk menjalankan prosedur ini, Anda akan masuk ke ruang operasi. 
  • Kemudian dokter akan melakukan anestesi (pembiusan) sehingga Anda tidak akan merasakan sakit selama menjalani proses melahirkan caesar. 
  • Operasi caesar akan berlangsung dengan memotong rambut di sekitar area sayatan. 
  • Kateter akan dimasukkan untuk menjaga agar kandung kemih Anda kosong. 
  • Anda akan menggunakan monitor jantung serta tekanan darah. 
  • Ada infus di tangan atau lengan agar kebutuhan cairan dan obat terpenuhi. 
  • Dokter akan membuat sayatan secara vertikal pada bagian bawah pusar hingga ke bagian atas tulang kemaluan. 
  • Dalam beberapa kasus, dokter akan membuat sayatan secara lintang (transverse) atau vertikal, tergantung pada kondisi.
  • Umumnya, jenis sayatan yang akan Anda peroleh disesuaikan dengan posisi terakhir janin yang ada dalam kandungan. 
  • Dokter akan memeriksa dan melihat ada atau tidaknya komplikasi. 
  • Dokter akan mengangkat bayi dari rahim dan langsung membersihkan cairan pada bagian mulut serta hidung bayi. 
  • Tali pusar bayi akan dipotong. 
  • Dokter akan memastikan agar tidak ada titik perdarahan yang terjadi dalam tubuh Anda. 
  • Setelah selesai memastikan, sayatan akan langsung ditutup (dijahit) oleh dokter. 

Apakah Operasi Caesar Aman? 

Menurut Cleveland Clinic, persalinan melalui vagina dianggap lebih aman dibandingkan dengan operasi caesar.

Namun, dalam beberapa kasus, proses melahirkan caesar menjadi opsi yang paling aman. Misalnya, ketika kondisi bayi yang Anda kandung berada dalam posisi sungsang.

Operasi caesar juga lebih aman jika Anda mempunyai plasenta previa (kondisi ketika plasenta menutupi bagian leher rahim). 

Maka dari itu, operasi caesar harus Anda diskusikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Apa yang Terjadi Setelah Operasi Caesar? 

Setelah mengetahui proses operasi caesar, penting juga untuk mengetahui apa yang terjadi setelah operasi caesar.

Setelah bayi Anda lahir, perut Anda mungkin akan sakit selama beberapa hari atau minggu.

Anda bisa membatasi aktivitas dan meminta bantuan keluarga maupun teman-teman setelah pulang dari rumah sakit. 

Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi obat antinyeri yang diberikan oleh dokter untuk mengurangi rasa sakit setelah operasi caesar.

Sementara untuk luka sayatan caesar, dokter atau bidan umumnya akan menjelaskan cara merawat luka operasi caesar, seperti:

  • Membersihkan dan mengeringkan luka dengan lembut setiap hari.
  • Mengenakan pakaian longgar dan nyaman, serta pakaian dalam berbahan katun.
  • Memantau tanda-tanda infeksi pada luka.

Jika Anda memiliki jahitan atau staples yang tidak dapat larut sendiri, bidan biasanya akan melepasnya dalam waktu 5 hingga 7 hari setelah operasi.

layanan baby care Medi-Call
Medi-Call: Layanan Baby Care di Lokasi Anda

Demikian informasi mengenai proses melahirkan caesar, mulai dari apa itu melahirkan caesar, kondisi yang mengharuskannya, prosedur operasi, hingga pemulihan pasca operasi. 

Jika Anda masih merasa kesakitan dan sangat butuh bantuan untuk merawat bayi, pertimbangkan layanan baby care di rumah dari Medi-Call. 

Nantinya, akan ada tim perawat kami yang datang untuk merawat si Kecil. Hubungi lewat WhatsApp Medi-Call atau bisa dengan pesan lewat aplikasi.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi: 

guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip