6 Pengobatan Osteoporosis yang Efektif Beserta Efek Sampingnya

Pelajari berbagai metode pengobatan osteoporosis yang efektif, mulai dari obat-obatan, terapi, hingga suplemen kalsium dan vitamin D. Ketahui juga efek sampingnya agar bisa memilih perawatan yang tepat untuk kesehatan tulang Anda.

Osteoporosis atau yang juga dikenal sebagai keropos tulang merupakan kondisi berkurangnya kepadatan tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terutama lansia dan wanita setelah menopause. Jika tidak ditangani dengan baik, osteoporosis dapat mengganggu kualitas hidup dan membatasi aktivitas sehari-hari. 

Namun, kabar baiknya, berbagai metode pengobatan kini tersedia untuk membantu memperlambat perkembangan penyakit osteoporosis.

Lantas, apa saja pilihan pengobatan osteoporosis bisa dilakukan? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Operasi Tulang Belakang Medi-Call
Medi-Call: Layanan Fisioterapi di Rumah Anda

Berbagai Jenis Pengobatan Osteoporosis

Osteoporosis didiagnosis melalui pemindaian kepadatan tulang. Namun, keputusan pengobatan juga mempertimbangkan faktor lain, seperti usia, jenis kelamin, risiko patah tulang, dan riwayat cedera.

Osteoporosis juga dapat meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada lansia. Jika Anda didiagnosis osteoporosis, pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko cedera serupa di masa depan.

Berikut adalah sejumlah pengobatan osteoporosis yang bisa ditempuh:

  • Bisfosfonat

Bisfosfonat merupakan pengobatan osteoporosis yang bekerja dengan cara memperlambat kerusakan tulang, menjaga kepadatan tulang, dan mengurangi risiko patah tulang. 

Ada banyak jenis obat Bisfosfonat, meliputi alendronat, ibandronat, risedronat, dan asam zoledronat, yang tersedia dalam bentuk tablet, sirup, atau suntikan.

Berikut adalah cara penggunaan Bisfosfonat sebagai pengobatan osteoporosis:

    • Dikonsumsi saat perut kosong dengan segelas air penuh.
    • Tetap berdiri atau duduk tegak selama 30 menit setelah minum obat.
    • Tunggu 30 menit hingga 2 jam sebelum makan atau minum asupan lain.
    • Biasanya mulai bekerja dalam 6–12 bulan dan dapat digunakan selama 5 tahun atau lebih.

Bisfosfonat mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping, seperti iritasi pada kerongkongan, sulit menelan, dan nyeri perut. 

Dalam kasus yang lebih jarang, penggunaan Bisfosfonat menimbulkan efek samping osteonekrosis rahang (tulang rahang terekspos dan tidak tertutup oleh gusi), terutama pada dosis tinggi untuk pengobatan kanker.

Jika memiliki riwayat masalah gigi, sebaiknya periksa ke dokter gigi sebelum memulai pengobatan.

  • SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators)

Pengobatan osteoporosis berikutnya adalah SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators). Obat ini bekerja seperti estrogen dalam menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang, terutama di tulang belakang.

Raloxifene merupakan salah satu jenis SERMs yang digunakan dalam pengobatan osteoporosis. Namun, obat ini hanya hanya diperuntukkan bagi wanita pascamenopause.

Raloxifene berpotensi menyebabkan efek samping, seperti hot flashes (sensasi panas tiba-tiba), kram kaki, dan peningkatan risiko penggumpalan darah.

  • Hormon Paratiroid

Hormon Paratiroid merupakan pengobatan osteoporosis yang bekerja dengan cara mengatur kadar kalsium dalam tulang dan merangsang pembentukan tulang baru.

Contoh pengobatan hormon Paratiroid adalah teriparatide, yang diberikan melalui suntikan harian.

Berbeda dari obat lain yang hanya memperlambat pengeroposan, hormon ini dapat meningkatkan kepadatan tulang.

Obat ini biasanya diresepkan untuk kasus osteoporosis yang sangat parah atau jika pengobatan lain tidak efektif. Beberapa efek samping pengobatan hormon Paratiroid adalah mual, sakit kepala, dan pusing.

  • Obat Biologis

Obat biologis seperti denosumab dan romosozumab digunakan jika bisfosfonat tidak cocok atau kondisi osteoporosis sudah sangat parah.

Obat ini bekerja dengan memperlambat kerusakan tulang dan mempercepat pembentukan tulang baru.

Obat ini diberikan dengan cara disuntikan setiap bulan atau beberapa bulan sekali. Beberapa efek samping dari pengobatan ini antara lain nyeri otot atau sendi, ruam, sembelit, dan gejala yang mirip dengan flu.

Baca juga:  Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis untuk Deteksi Awal
  • Suplemen Kalsium dan Vitamin D

Kalsium sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Kebutuhan kalsium harian adalah sekitar 1000-1200 mg untuk orang dewasa. Jika memiliki osteoporosis, dosis mungkin lebih tinggi dan memerlukan suplemen tambahan.

Sementara vitamin D bermanfaat untuk membantu tubuh menyerap kalsium. Kebutuhan vitamin D adalah 15-20 mcg atau 600-800 IU/hari. 

Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari, namun suplemen juga dianjurkan bagi yang sulit mendapatkan cukup vitamin D dari makanan.

  • Terapi Hormon (HRT/Hormone Replacement Therapy)

Terapi hormon atau HRT digunakan untuk mengatasi gejala menopause dan juga dapat membantu menjaga kekuatan tulang, serta mengurangi risiko osteoporosis.

Bagi wanita yang mengalami menopause dini (sebelum usia 45 tahun), HRT atau kontrasepsi hormonal disarankan hingga setidaknya usia 51 tahun untuk meningkatkan kadar estrogen dan menjaga kesehatan tulang.

Namun, dilansir dari laman NHS UK, sejumlah pengobatan HRT dapat meningkatkan  risiko kanker payudara jika digunakan dalam jangka panjang.

Selain itu, tablet HRT juga  dapat sedikit meningkatkan risiko penggumpalan darah (tidak berlaku untuk bentuk patch, gel, atau spray).

Penggunaan HRT tergantung pada usia, gejala, dan faktor risiko pribadi. Konsultasikan dengan dokter untuk memahami manfaat dan risikonya.

Operasi Tulang Belakang Medi-Call
Medi-Call: Layanan Fisioterapi ke Lokasi Anda

Demikian informasi mengenai pengobatan osteoporosis dan efek sampingnya. Jika Anda mengalami gejala osteoporosis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan fisioterapis untuk mendapat perawatan yang tepat.

Anda bisa berkonsultasi dengan fisioterapis Medi-Call datang ke rumah dengan menghubungi Call-Center 24 Jam atau aplikasi Medi-Call.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi:

Spread the love
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip