Penyebab Demensia Dini dan Cara Memperkecil Risikonya

Tidak hanya menyerang orang tua, nyatanya demensia bisa menyerang anak muda. Lantas, apa penyebab demensia diniMelansir dari laman World Health Organization, saat ini ada lebih dari 55 juta orang yang menderita demensia di seluruh dunia. Setiap tahunnya bahkan ada lebih dari 10 juta kasus baru. Demensia merupakan hasil dari berbagai macam penyakit yang bisa menyerang otak. Salah satu yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, bahkan menyumbang 60% dari kasus yang ada di seluruh dunia. Demensia dini atau young-onset demensia adalah jenis demensia yang bisa menyerang seseorang berumur di bawah 65 tahun, seperti usia 30-an, 40-an, atau bahkan 50-an. Secara umum, jenis demensia ini hampir sama dengan yang menyerang orang tua. Namun, dampak yang ditimbulkan bisa berbeda karena penderitanya masih memiliki usia yang produktif. 

Penyebab Demensia Dini 

Penyebab demensia dini secara umum hampir sama dengan yang menyerang orang tua. Akan tetapi, demensia dini bisa memiliki gejala yang berbeda. Berikut adalah beberapa penyebab demensia dini:
  • Penyakit alzheimer turunan
Penyakit alzheimer adalah penyebab demensia dini yang paling umum. Alzheimer bisa terjadi ketika ketika protein menumpuk di otak dan membentuk struktur yang disebut 'plak' dan 'serat/belitan neurofibriler'. Adanya plak dan serat inilah yang membuat sel-sel di otak menjadi mati dan memengaruhi fungsi otak. Ada 50% kemungkinan orang tua bisa menurunkan alzheimer kepada anak mereka. 
  • Alzheimer atipikal 
Penyebab demensia dini selanjutnya adalah alzheimer atipikal. Alzheimer atipikal lebih mungkin menyerang orang yang lebih muda daripada orang tua.Gejalanya pun bisa berbeda-beda, tergantung pada kasus tiap individu. Pada Posterior Cortical Atrophy atau PCA, gejala pertama biasanya adalah kesulitan untuk memahami informasi secara visual, seperti kesulitan membaca dari kejauhan. Kemudian pada Logopenic aphasia, gejala awal yang mungkin muncul adalah kesulitan berbahasa. Seperti mengambil jeda ketika bicara terlalu lama atau kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. Terakhir, pada Dysexecutive alzheimer, gejala umumnya berupa kesulitan dalam mengambil keputusan atau membuat rencana, serta memiliki kecenderungan untuk bersikap tidak sopan. 
  • Down syndrome dan learning disabilities 
Berikutnya, penyebab demensia dini juga bisa berupa kondisi down syndrome dan learning disabilities.Orang-orang yang memiliki masalah dalam belajar atau memiliki kondisi down syndrome cenderung lebih rentan terkena demensia ketika mereka masih muda. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit alzheimer. 
  • Frontotemporal dementia 
Demensia frontotemporal merupakan kondisi akibat rusaknya lobus samping atau depan otak. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang lebih muda, yang umumnya berusia antara 45 sampai 65 tahun. 
  • Kerusakan otak karena alkohol 
Penyebab demensia dini yang terakhir adalah karena alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan selama beberapa tahun bisa menyebabkan kerusakan otak. Kerusakan otak karena alkohol lebih sering terjadi pada pria, terutama yang berusia 40-an hingga 50-an. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin B1, kerusakan saraf otak dari alkohol, head injuries, dan pola diet yang buruk. Ketika terkena kondisi ini, maka mereka akan memiliki kesulitan untuk memecahkan masalah, sulit membuat rencana, sulit mengatur sesuatu, dulit fokus, hingga tidak bisa mengendalikan emosi. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan kesulitan untuk mempelajari keahlian baru, serta perubahan pada perilaku dan sikap. Berbagai penyebab demensia dini tersebut pada akhirnya akan memicu gejala yang sama dengan demensia pada orang tua. Beberapa gejala tersebut antara lain:
  • Kebingungan 
  • Hilangnya memori yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari 
  • Sulit untuk menyelesaikan tugas tertentu 
  • Perilaku yang berulang-ulang (repetitif) 
  • Masalah dengan bahasa 
  • Menarik diri dari keluarga dan teman-teman di sekitar 
  • Kehilangan kemampuan untuk membuat penilaian dan berpikir jernih 
  • hingga perubahan perilaku. 

Cara Mengurangi Risiko Demensia 

Setelah mengetahui berbagai penyebab demensia dini, penting juga untuk mengetahui cara mengurangi risiko demensia. Banyak sekali bukti penelitian yang menunjukkan bahwa gaya hidup bisa memengaruhi risiko terkena demensia.Orang-orang yang memiliki gaya hidup sehat cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena demensia. Inilah beberapa gaya hidup yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi risiko demensia: 
  • Hindari merokok dan minum alkohol 
Merokok dan minum alkohol akan memperbesar risiko terkena demensia. Asap rokok bisa memberi dampak buruk pada peredaran darah, terutama yang mengalir ke otak. Sementara itu, terlalu banyak mengonsumsi alkohol membuat otak menerima banyak kimia yang berbahaya. 
  • Jaga kesehatan mental dan aktif bersosialisasi 
Orang-orang yang memiliki masalah dengan depresi, memiliki tingkat risiko lebih tinggi terkena demensia. Inilah yang membuat kesehatan mental begitu penting untuk dijaga.Pastikan Anda juga selalu aktif bersosialisasi agar kemampuan otak melepaskan stress dan mengelola suasana hati tetap terjaga. 
  • Olahraga secara teratur 
Olahraga teratur akan memberikan banyak keuntungan untuk kesehatan, termasuk mengurangi risiko demensia.Pasalnya, olahraga bisa membantu menjaga kesehatan mental, peredaran darah, dan menjaga kesehatan jantung. 
  • Lindungi kesehatan penglihatan dan pendengaran 
Kehilangan pendengaran dan penglihatan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demensia. Oleh karena itu, pastikan Anda menjaga kesehatan penglihatan dan pendengaran sedini mungkin. 
  • Lindungi kepala 
Cedera otak traumatis bisa merupakan akibat dari pukulan atau benturan di kepala, apalagi jika orang tersebut mengalami kondisi tidak sadar atau pingsan. Ketika hal ini terjadi, maka zat-zat yang menyebabkan penyakit Alzheimer bisa menumpuk di sekitar area yang cedera. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu melindungi kepala, terutama jika sedang melakukan aktivitas berisiko. Seperti misalnya dengan memakai helm saat  mengendarai motor atau sepeda, memakai helm proyek saat berada di area konstruksi, dan menggunakan helm ketika naik kuda.
  • Jaga kesehatan tubuh jangka panjang 
Beberapa penyakit tertentu seperti tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko terkena demensia. Oleh karena itu, pastikan Anda menjaga kesehatan tubuh jangka panjang. Caranya bisa dengan melakukan check up secara rutin ke dokter. Selain itu, imbangi juga dengan menjaga pola makan dan diet agar tubuh senantiasa sehat dan terbebas dari obesitas yang juga bisa meningkatkan risiko demensia. Itulah berbagai penyebab demensia dini. Agar bisa memperkecil risiko terkena demensia, pastikan Anda selalu menjaga pola hidup yang sehat untuk menghindarinya.Selain itu, jika Anda merasa ada tanda kesehatan yang mengarah ke demensia, segera ke dokter atau bisa dengan panggil perawat ke rumah.Caranya, cukup dengan menghubungi via Call Center 24 jam atau bisa juga lewat aplikasi Medi-Call. Dengan penanganan dan pencegahan, risiko terkena demensia dini bisa semakin Anda kurangi. Referensi:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Arsip