Osteoporosis pada lansia adalah hal yang umum terjadi. Kondisi ini memengaruhi lebih dari 21% populasi lansia di seluruh dunia.
Seiring dengan usia yang terus bertambah, tulang akan secara alami kehilangan kepadatannya.
Dilansir dari laman Healthline, osteoporosis bukanlah bagian normal dari proses penuaan. Meskipun Anda sudah pasti kehilangan kepadatan tulang, tapi bukan berarti Anda pasti mengalami osteoporosis. Osteoporosis itu sendiri merupakan penyakit tulang yang artinya bukanlah suatu bagian dari proses penuaan.Kondisi ini terjadi ketika tulang menjadi lemah dan rapuh lantaran proses perbaikan tulang tidak berjalan dengan baik.
Siapa pun, berapa pun usianya, bisa terkena osteoporosis. Namun, karena proses penuaan telah membuat struktur tulang mengalami perubahan, maka osteoporosis lebih sering terjadi pada lansia atau orang tua.
Seberapa Umum Osteoporosis pada Lansia?
Di Amerika Serikat, ada sekitar 10 juta orang yang berusia lebih dari 50 tahun mengalami osteoporosis. Laman Healthline juga menyebut osteoporosis memengaruhi 1 dari 5 perempuan yang berusia 50 tahun ke atas. Tak hanya perempuan, tapi 1 dari 20 laki-laki berusia 50 tahun ke atas juga mengalaminya. Kemudian secara global, dari Journal of Orthopaedic Surgery and Research (JOSR), ditemukan 21,7% lansia hidup dengan osteoporosis.Prevalensi (populasi dengan karakteristik dan dalam kurun waktu tertentu) osteoporosis paling tinggi yang tercatat yakni di Asia, Amerika Serikat, dan di Eropa.
Penyebab Osteoporosis pada Lansia
Laman Healthline menyebutkan jika osteoporosis pada lansia disebabkan oleh ketidakseimbangan proses perbaikan tulang.Tulang lama hancur lebih cepat daripada tulang baru yang terbentuk. Jadi, saat tulang yang hilang terlalu banyak, masalah osteoporosis pada lansia terjadi. Hal ini kemudian membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Seiring dengan bertambahnya usia, memang proses perbaikan tulang menjadi lebih lambat. Akhirnya, Anda akan secara alami kehilangan kepadatan tulang. Jika sudah kehilangan kepadatan tulang lebih dari yang seharusnya, maka Anda mungkin hidup dengan osteoporosis.Faktor Risiko Osteoporosis pada Lansia
Tidak ada penyebab pasti yang dipahami untuk osteoporosis pada lansia. Pasalnya, tidak semua orang yang masuk ke usia lanjut mengalami kondisi ini.Selain itu, para ahli juga belum yakin mengapa sejumlah orang bisa mengalaminya sedangkan lansia lainnya tidak hidup bersama osteoporosis.
Meskipun begitu, para peneliti telah mengetahui sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami osteoporosis seperti:
- Memiliki kadar hormon reproduksi yang rendah
- Riwayat keluarga yang menderita osteoporosis
- Kerangka tubuh yang ramping
- Kekurangan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D
- Tidak aktif secara fisik
- Penggunaan obat-obatan jangka panjang (steroid, obat kemoterapi kanker, perawatan hormon untuk kanker prostat atau payudara)
- Menderita kondisi medis lainnya (gangguan tiroid, HIV/AIDS, stroke, operasi penurunan berat badan, dan lainnya)
- Berusia lebih dari 50 tahun
Diagnosis dan Tes
Penyedia layanan kesehatan tulang akan mendiagnosis osteoporosis pada lansia dengan cara melakukan tes kepadatan tulang.
Tes ini merupakan tes untuk mengukur kekuatan tulang Anda. Nantinya, dalam pengetesan akan menggunakan sinar-X guna mengukur kalsium dan mineral yang ada dalam tulang Anda.
Penyedia layanan kesehatan, pada umumnya menyebut tes kepadatan tulang ini sebagai DEXA (dual-energy x-ray absorptiometry), pemindaian DXA, atau pemindaian kepadatan tulang.Memeriksa perubahan kepadatan tulang Anda menjadi langkah terbaik untuk mengetahui osteoporosis sebelum menyebabkan fraktur (patah tulang).
Bagaimana Cara Mengobati Osteoporosis pada Lansia?
Jika dalam tes kepadatan tulang menunjukkan hasil skor-T adalah -2,5 atau lebih rendah, maka Anda mungkin diberikan resep untuk memperkuat tulang.
Terdapat beberapa obat yang dinilai dan secara khusus dibuat untuk menguatkan tulang, seperti:
- Bifosfonat
- Agen biologis
- Terapi yang berbasis hormon (Terapi Penggantian Hormon, Terapi Hormon Estrogen, Terapi Hormon Testosteron, Pemberian Hormon Kalsitonin)
- Agen anabolik
Selain itu, bersamaan dengan resep obat-obatan, dokter juga mungkin merekomendasikan Anda untuk:
- Mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D.
- Membatasi konsumsi alkohol.
- Berhenti dari kebiasaan buruk merokok.
- Menghindarkan diri dari konsumsi kafein.
- Berolahraga secara teratur.
- Belajar strategi agar tidak jatuh ketika berada di rumah, seperti dengan memasang pegangan atau menyediakan benda kokoh sebagai penahan.
Pencegahan Osteoporosis pada Lansia
Mungkin tidak selalu efektif untuk mencegah osteoporosis. Namun, makin Anda proaktif dalam menjaga kesehatan tulang, maka makin besar peluang mencegah atau memperlambat munculnya penyakit ini.Osteoporosis pada lansia bukanlah kondisi atau penyakit yang terjadi hanya dalam semalam, melainkan berkembang secara perlahan dan bertahap.
Maka dari itu, gaya hidup seperti berolahraga rutin, pola makan yang sehat, hingga memiliki kebiasaan hidup yang baik akan berdampak positif pada kesehatan tulang. Selain itu, terdapat beberapa langkah yang dapat membantu Anda mencegah osteoporosis pada lansia seperti:- Berhenti merokok karena dapat mempercepat proses penurunan kepadatan tulang.
- Membatasi konsumsi alkohol secara berlebihan karena memengaruhi tingkat penyerapan kalsium yang penting untuk kesehatan tulang.
- Olahraga teratur, utamanya olahraga beban untuk membantu Anda dalam menjaga kekuatan tulang.
- Memastikan kebutuhan kalsium serta vitamin D untuk tulang tetap terpenuhi dengan makanan seperti susu, yogurt, dan juga sayuran hijau.
- Memeriksakan kepadatan tulang secara rutin dengan tes DEXA untuk mendeteksi atau mendiagnosis osteoporosis sejak dini.
Dengan langkah-langkah ini, maka Anda dapat memperlambat laju perkembangan osteoporosis pada lansia dan menjaga tulang tetap kuat meski telah berusia lanjut.
Tapi, jika Anda atau orang terdekat butuh bantuan untuk merawat lansia dengan kondisi osteoporosis, maka layanan perawat lansia dari Medi-Call bisa Anda pertimbangkan. Jangan tunggu masalah kesehatan makin parah, hubungi Medi-Call atau download aplikasi Medi-Call dan dapatkan perawatan terbaik untuk orang yang Anda cintai di rumah!Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich KReferensi:- Canada H. Seniors and Aging - Osteoporosis [Internet]. aem. 2007. Available from: https://www.canada.ca/en/health-canada/services/healthy-living/your-health/diseases/seniors-aging-osteoporosis.html
- Does Osteoporosis Always Happen in the Elderly? [Internet]. Healthline. 2023. Available from: https://www.healthline.com/health/osteoporosis/osteoporosis-in-the-elderly#prevention
- Salari N, Darvishi N, Bartina Y, Larti M, Kiaei A, Hemmati M, et al. Global prevalence of osteoporosis among the world older adults: a comprehensive systematic review and meta-analysis. Journal of Orthopaedic Surgery and Research [Internet]. 2021 Nov 13;16(1). Available from: https://josr-online.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13018-021-02821-8
- Cleveland Clinic. Osteoporosis [Internet]. Cleveland Clinic. 2023. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4443-osteoporosis
- What Is Osteoporosis and How Does It Impact Older Adults? [Internet]. Ncoa.org. 2022. Available from: https://www.ncoa.org/article/what-is-osteoporosis-and-how-does-it-impact-older-adults/
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan [Internet]. yankes.kemkes.go.id. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1689/osteoporosis-pada-lansia