Keputihan Saat Hamil: Penyebab, Ciri, dan Cara Aman Atasi

Keputihan saat hamil normal, tapi bisa juga tanda masalah. Kenali ciri dan cara mengatasinya di sini.

Kehamilan sering disebut sebagai masa penuh keajaiban karena tubuh ibu beradaptasi untuk mendukung perkembangan janin. Namun pada masa ini, ibu juga dapat mengalami berbagai perubahan tubuh yang memunculkan rasa tidak nyaman, salah satunya adalah keputihan saat hamil.  

Munculnya cairan keputihan sering membuat ibu merasa khawatir. Ada yang takut ini pertanda penyakit, ada juga yang bingung bagaimana membedakan mana keputihan normal dan tidak normal.

Kenyataannya, keputihan merupakan bagian alami dari proses kehamilan, tetapi sifat dan jumlahnya bisa menjadi petunjuk kondisi kesehatan ibu.  

Itulah mengapa penting bagi setiap ibu hamil untuk memahami faktor penyebab, ciri-ciri yang perlu diperhatikan, dampak yang mungkin timbul, serta cara penanganannya.

Dengan informasi yang tepat, ibu bisa mengambil langkah preventif sekaligus menjaga agar janin tetap berkembang sehat, terutama dengan dukungan tenaga kesehatan seperti Layanan Bidan Medi-Call yang siap memberikan pendampingan langsung di rumah.

Layanan Baby Care Medi-Call

Penyebab Keputihan Saat Hamil

Keputihan saat hamil dipengaruhi oleh banyak faktor yang berkaitan dengan perubahan tubuh. Penjelasan lebih rinci tentang penyebabnya antara lain:

1. Hormon estrogen yang meningkat

Estrogen membuat produksi lendir serviks lebih banyak. Tujuannya positif, yakni melindungi jalan lahir dari kemungkinan masuknya bakteri penyebab infeksi. Meski terlihat mengganggu, ini sebenarnya bagian dari mekanisme pertahanan alami tubuh.

Baca juga:  Bahaya Kanker Serviks Pada perempuan, Lakukan Pencegahan Sejak Dini

2. Peningkatan aliran darah ke area panggul

Volume darah pada ibu hamil meningkat signifikan. Hal ini menyebabkan suplai darah ke vagina juga meningkat, sehingga tubuh mengeluarkan cairan ekstra. Kondisi ini dikenal dengan istilah leukorrhea.

3. Infeksi jamur (kandidiasis)

Perubahan kadar gula darah pada ibu hamil bisa memicu pertumbuhan jamur. Ibu dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes pada masa kehamilan) cenderung lebih berisiko. Kandidiasis ditandai keputihan kental menyerupai keju, disertai rasa gatal cukup intens.

Baca juga:  Kenali Gejala dan Penyebab Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil

4. Infeksi bakteri (bacterial vaginosis)

Infeksi ini umum terjadi pada wanita usia subur, termasuk ibu hamil. Selain keputihan berbau amis, bacterial vaginosis juga sering membuat ibu merasa tidak nyaman karena bisa diikuti rasa panas di vagina.

5. Penyakit menular seksual (IMS)

IMS seperti trikomoniasis, klamidia, dan gonore bisa menyebabkan keputihan berwarna hijau atau kuning pekat. Biasanya cairan berbusa dan diiringi nyeri saat berhubungan seksual. Kondisi ini harus ditangani oleh tenaga medis karena berisiko membahayakan janin.

Dengan memahami penyebabnya, ibu bisa lebih tenang karena tidak semua keputihan berarti berbahaya. Namun jika disertai tanda tidak wajar, pemeriksaan medis wajib segera dilakukan.

Baca juga:  Komplikasi dari Penyakit Gonore Adalah Kemandulan Hingga HIV

Ciri-Ciri Keputihan yang Normal dan Tidak Normal

1. Keputihan yang Normal

Keputihan normal saat hamil justru memiliki peran protektif. Cairan bening atau putih susu membantu menjaga kelembapan, membuang sel mati, serta meminimalkan risiko bakteri masuk ke rahim.

Jumlahnya bisa lebih banyak seiring bertambahnya usia kehamilan, terutama menjelang trimester ketiga.

Bahkan, mendekati waktu persalinan, ibu mungkin akan melihat lendir bercampur sedikit darah yang disebut sebagai bloody show. Kondisi ini bukanlah tanda bahaya melainkan sinyal bahwa tubuh mulai bersiap menghadapi proses kelahiran.

2. Keputihan yang Tidak Normal

Sebaliknya, keputihan tidak normal adalah sinyal waspada. Beberapa kondisi bahkan bisa menjadi tanda infeksi serius yang jika dibiarkan mengganggu perkembangan janin.

Gejala yang termasuk tidak normal, misalnya cairan berwarna kuning-kecoklatan, hijau, atau bercampur darah di usia kehamilan muda. Jika keluhan ini disertai bau menyengat, gatal hebat, atau nyeri saat buang air kecil maupun berhubungan intim, hal ini perlu segera diperiksa.

Apabila ibu merasakan gejala tambahan berupa nyeri panggul, demam, atau kontraksi dini, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan karena kemungkinan mengarah pada komplikasi seperti keguguran atau persalinan prematur.

Dampak Keputihan Pada Kehamilan

Walaupun sebagian besar keputihan tergolong normal, kondisi tidak normal yang terjadi berulang atau tidak ditangani dapat memberikan dampak serius, di antaranya:

1. Infeksi yang menjalar ke organ reproduksi dalam

Bila dibiarkan, kuman penyebab infeksi bisa menjalar dari vagina ke rahim, bahkan ke dalam kantung ketuban. Kondisi ini meningkatkan risiko infeksi janin dalam kandungan.

2. Kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah

Penelitian oleh Hillier et al. (1995) menunjukkan hubungan signifikan antara bacterial vaginosis yang dibiarkan dengan kelahiran bayi prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. 

Studi ini menunjukkan bahwa bacterial vaginosis berhubungan secara signifikan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah, dengan odds ratio 1,4 (95% CI: 1,1–1,8), menunjukkan risiko lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami BV. 

3. Infeksi pada bayi baru lahir

Trichomonas vaginalis dapat ditularkan secara vertikal kepada bayi baru lahir selama proses persalinan, sehingga dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih, vagina, maupun saluran pernapasan bayi baru lahir, walaupun kasus ini termasuk jarang terjadi.

4. Ketuban pecah dini

Infeksi pada vagina dan serviks bisa memicu pecah ketuban sebelum waktunya. Bila ini terjadi, risiko komplikasi meningkat karena janin lebih mudah terpapar kuman.

Karena itu, tidak ada salahnya bagi ibu hamil untuk lebih waspada dan segera memeriksakan diri bila keputihan terasa berbeda dari biasanya.

Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil

1. Perawatan Mandiri

Menjaga kesehatan area intim tidak hanya soal kenyamanan, tetapi juga bentuk perlindungan bagi kehamilan. Beberapa langkah sederhana namun efektif yang bisa dilakukan setiap hari:

  • Pilih pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat agar area kemaluan  tetap kering dan tidak lembap.
  • Hindari celana ketat atau pakaian yang menekan area panggul karena bisa memicu iritasi.
  • Ganti pakaian dalam minimal dua kali sehari, atau lebih sering bila terasa lembap.
  • Bersihkan vagina dengan air bersih tanpa menggunakan sabun, karena sabun dapat mengganggu keseimbangan pH alami pada vagina.
  • Hindari kebiasaan menyemprot atau melakukan douching karena bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di vagina.
  • Batasi konsumsi makanan manis berlebihan yang dapat memicu pertumbuhan jamur.
  • Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung probiotik alami, seperti yoghurt atau kefir, untuk membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina.
  • Minum air putih cukup agar hidrasi tubuh terjaga dan metabolisme bekerja optimal.
  • Lakukan olahraga ringan seperti jalan santai atau senam hamil untuk memperlancar sirkulasi darah.

2. Konsultasi Medis

Untuk kondisi keputihan tidak normal, pemeriksaan medis adalah solusi utama. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bila perlu mengambil sampel cairan vagina untuk diuji laboratorium.

Beberapa hal yang bisa menjadi bagian dari terapi medis:

  • Obat antijamur untuk infeksi jamur, biasanya dalam bentuk krim atau tablet khusus pada vagina.
  • Antibiotik untuk menangani bakteri atau penyakit menular seksual.
  • Konseling tambahan bagi pasangan, karena beberapa infeksi dapat ditularkan melalui hubungan intim.

Hal penting yang harus diingat, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat tanpa resep dokter. Beberapa jenis obat dapat menembus plasenta dan berisiko pada perkembangan janin.

Jaga Kesehatan Ibu dan Janin Bersama Bidan Medi-Call

Keputihan saat hamil adalah fenomena yang hampir pasti dialami setiap ibu hamil. Sebagian besar kondisi masih tergolong normal, terutama jika cairannya jernih, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.

Namun, tanda keputihan abnormal harus segera ditangani agar tidak menimbulkan risiko pada ibu maupun janin.

Langkah pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan area intim, mengontrol pola makan, dan memeriksakan diri bila ada keluhan mencurigakan akan membantu menjaga kehamilan lebih aman.

Menjaga kesehatan ibu dan janin kini bisa dilakukan lebih mudah bersama Bidan Homecare Medi-Call. Bidan profesional kami siap stand by di rumah Anda, membantu memantau kondisi ibu hamil, mendampingi perawatan harian, hingga memberikan dukungan emosional dan pendampingan menyusui tanpa perlu repot ke klinik.

Layanan ini fleksibel, tersedia pilihan durasi 6 jam, 12 jam, atau 24 jam, serta paket harian, mingguan, hingga bulanan sesuai kebutuhan Anda.

Nikmati berbagai keuntungan seperti tanpa biaya admin, diskon spesial untuk pemesanan kedua (khusus JABODETABEK), dan cashback menarik bila memberikan review positif dengan foto.

Anda juga bisa memilih bidan sesuai kriteria yang diinginkan dan bahkan melakukan interview terlebih dahulu sebelum layanan dimulai.

Untuk informasi dan pemesanan, hubungi Customer Service Medi-Call 24 jam atau unduh aplikasi Medi-Call di Play Store dan App Store sekarang untuk mendapatkan pendampingan terbaik selama kehamilan Anda

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K

Referensi
  • Trichomoniasis: Background, Pathophysiology, Etiology. eMedicine [Internet]. 2023 Jun 13; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/230617-overview?form=fpf‌
  • Hillier SL, Nugent RP, Eschenbach DA, Krohn MA, Gibbs RS, Martin DH, et al. Association between Bacterial Vaginosis and Preterm Delivery of a Low-Birth-Weight Infant. New England Journal of Medicine. 1995 Dec 28;333(26):1737–42.‌
  • National Guideline Alliance (UK). Management of symptomatic vaginal discharge in pregnancy: Antenatal care: Evidence review T [Internet]. PubMed. London: National Institute for Health and Care Excellence (NICE); 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK573944/‌
  • Clinic C. Pregnancy Discharge: What’s Normal and What’s Not [Internet]. Cleveland Clinic. 2025. Available from: https://health.clevelandclinic.org/pregnancy-discharge‌
  • Schaeffer J. Vaginal Discharge During Pregnancy: What’s Normal? [Internet]. Healthline. Healthline Media; 2015. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy

Author

Spread the love
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Archives