Gejala keracunan histamin sering kali disangka sebagai gejala alergi terhadap makanan laut. Tapi ternyata ini merupakan dua hal berbeda loh! Lalu apa itu keracunan histamin?
Apakah Anda pernah merasa tidak enak badan setelah mengkonsumsi makanan laut?
Anda mungkin berpikir bahwa itu disebabkan oleh reaksi alergi makanan laut yang Anda miliki.
Tapi ternyata tidak semua masalah kesehatan yang terjadi setelah konsumsi makanan laut adalah karena alergi, bisa jadi itu dikarenakan keracunan histamin.
Apa itu keracunan histamin? Apa bedanya dengan alergi makanan laut? Keracunan histamin adalah sebuah sindrom kesehatan yang mirip dengan reaksi alergi.
Ini biasanya terjadi setelah seseorang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi histamin dalam tingkat tinggi.
Beberapa jenis ikan mengandung histidin kimia tinggi secara alami, yang dapat berubah menjadi histamin jika terkontaminasi oleh bakteri. Jenis ikan yang mengandung histidin kimia antara lain adalah tuna, makerel, mahi mahi, ikan teri, herring, bluefish, amberjack dan marlin.
Jika Anda mengalami gejala seperti berkeringat, mual, pusing, sakit kepala, dan timbul sensasi pedas di tenggorokan serta mulut setelah mengkonsumsi ikan-ikan di atas sebaiknya segera hubungi dokter Medi-Call.
Pernah merasa mual, pusing, atau gatal setelah makan ikan? Banyak orang langsung mengira hal tersebut sebagai alergi makanan.
Padahal, bisa jadi Anda mengalami keracunan histamin, suatu kondisi yang sering terjadi setelah mengonsumsi ikan atau makanan tinggi histamin lain, dan kerap disebut scombroid poisoning.
Pertanyaannya, apa itu keracunan histamin? Ini adalah bentuk keracunan makanan akibat peningkatan kadar histamin di dalam tubuh.
Histamin sendiri adalah senyawa alami yang sebenarnya berperan penting dalam sistem imun, mengatur asam lambung, hingga fungsi otak. Namun, jika jumlahnya terlalu berlebih, senyawa ini justru berubah menjadi “racun” yang menimbulkan berbagai gejala tidak menyenangkan.
Kondisi ini cukup sering luput dikenali dan disalahartikan sebagai reaksi alergi, padahal mekanismenya berbeda. Mengetahui tanda-tanda keracunan histamin penting untuk mencegah komplikasi sekaligus agar penanganan medis bisa dilakukan lebih cepat.
Jika gejala muncul setelah makan ikan atau produk laut, jangan ragu untuk melakukan dokter visit baik ke klinik maupun melalui layanan homecare Medi-Call, sehingga pemeriksaan bisa langsung dilakukan meski Anda masih berada di rumah.
Anda dapat menghubungi dokter Medi-Call untuk datang ke rumah dengan menggunakan aplikasi Medi-Call atau hubungi Call-Center 24 Jam.

Table of Contents
ToggleApa Itu Keracunan Histamin
Apa itu keracunan histamin? Mengapa sebuah ikan dapat menjadi makanan yang mengandung racun histamin?
Ikan-ikan seperti tuna, makerel, mahi mahi, ikan teri, herring, bluefish, amberjack dan marlin yang mengandung histidin alami jika tidak disimpan dengan baik di dalam kulkas dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Kemudian bakteri ini akan mengubah histidin menjadi racun histamin.
Apa itu keracunan histamin apakah hanya karena tidak menyimpan ikan dengan baik?
Tidak hanya itu, seseorang yang memiliki tingkat enzim dalam tubuh yang rendah tidak dapat memecah histamin dalam makanan sehingga akan lebih berisiko mengalami keracunan daripada orang dengan tingkat enzim yang tinggi.
Gejala Keracunan Histamin yang Perlu Diperhatikan
Gejala keracunan histamin biasanya muncul sangat cepat, dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi ikan atau makanan penyebab.
1. Gejala ringan
Beberapa gejala awal yang sering ditemui:
- Mual dan muntah yang datang mendadak, bahkan setelah hanya memakan sedikit ikan.
- Sakit kepala berdenyut menyerupai migrain. Banyak pasien melaporkan rasa berat di dahi maupun belakang kepala.
- Ruam kemerahan pada kulit (flushing), terutama di wajah, leher, dan dada.
- Gatal-gatal dengan sensasi terbakar di kulit.
- Sensasi panas di tubuh, mirip dengan gejala “flush” setelah minum alkohol.
Gejala ini umumnya berlangsung singkat, antara 6–24 jam, namun bisa sangat mengganggu aktivitas. Yang sering mengecoh adalah kemiripannya dengan alergi makanan, sehingga banyak orang menyebut kondisi ini sebagai reaksi alergi semu.
2. Gejala sedang hingga berat
Pada sebagian orang, keluhan bisa lebih serius:
- Jantung berdebar kencang (palpitasi), kadang disertai rasa tidak nyaman di dada.
- Tekanan darah menurun drastis sehingga muncul pusing hebat atau hampir pingsan.
- Sesak napas atau nafas pendek, pada kasus parah dapat menyerupai serangan asma.
- Nyeri perut dan diare berulang, terutama bila jumlah histamin yang tertelan cukup tinggi.
Pada laporan kasus di berbagai literatur medis, gejala berat sering muncul setelah konsumsi ikan berminyak seperti tuna, makarel, dan sarden yang disimpan pada suhu ruang.
Karena gejala muncul cepat dan menyerupai alergi, diagnosis medis yang tepat sangat dibutuhkan.
Tapi tidak perlu khawatir, karena apa itu keracunan histamin bukanlah reaksi dari alergi jadi aman bagi Anda untuk mengkonsumsi ikan yang telah diawetkan dan didinginkan dengan baik.
Gejala apa itu keracunan histamin biasanya muncul dalam hitungan menit hingga dua jam setelah seseorang mengkonsumsi ikan dengan tingkat histamin yang tinggi.
Gejala ini antara lain sakit kepala, pusing, mual dan berkeringat, diare dan sakit perut.
Pada beberapa kasus gejala keracunan histamin juga dapat menyebabkan gatal-gatal, ruam di wajah hingga pembengkakan.

Dan pada kasus yang paling parah apa itu keracunan histamin dapat mengakibatkan jantung berdetak dengan cepat dan penurunan tekanan darah.
Oleh karena itu apabila Anda atau orang terkasih mengkonsumsi makanan laut dan merasakan gejala seperti di atas sebaiknya segera mendapat pertolongan pertama.
Anda bisa menghubungi dokter Medi-Call datang ke rumah untuk mendapatkan pertolongan pertama keracunan histamin, cukup dengan menghubungi Call-Center 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call.
Penyebab dan Faktor Risiko Keracunan Histamin
1. Penyebab utama
Keracunan histamin bukan berasal dari ikan yang beracun, melainkan akibat pertumbuhan bakteri yang menghasilkan enzim pemecah histidin (asam amino alami pada daging ikan).
Enzim ini mengubah histidin menjadi histamin dalam konsentrasi tinggi. Proses ini sering kali tidak mengubah rasa, warna, atau tekstur ikan, sehingga sulit dikenali hanya dengan indera pengecap.
Artinya, meskipun tampak segar, ikan atau makanan laut sebenarnya bisa saja mengandung histamin tinggi bila penyimpanannya tidak tepat.
2. Faktor risiko
Selain ikan, ada berbagai faktor risiko lainnya:
- Makanan laut tertentu: Tuna, makarel, sarden, herring, dan mahi-mahi adalah contoh utama yang rawan menyimpan histamin.
- Produk fermentasi: Keju cheddar, blue cheese, kecap asin, saus ikan, kimchi, hingga anggur merah menyumbang kadar histamin tinggi.
- Kondisi individu: Orang dengan kekurangan enzim diamine oxidase (DAO), yaitu enzim yang memetabolisme histamin, cenderung lebih mudah keracunan.
- Penyimpanan buruk: Makanan yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang atau tidak segera dimasak setelah dibeli rentan menghasilkan histamin.
Maka, edukasi penting bahwa penyebab keracunan histamin bukan hanya dari ikan rusak, melainkan juga pola penyimpanan, pengolahan, serta sensitivitas tubuh.
Cara Diagnosis dan Penanganan Awal
Bagaimana dokter mendiagnosis
Diagnosis keracunan histamin seringkali ditegakkan melalui kombinasi:
- Riwayat konsumsi makanan: Dokter menanyakan makanan apa yang baru saja dimakan, khususnya ikan atau produk laut.
- Awal gejala cepat: Munculnya gejala dalam 10–60 menit setelah makan sangat khas.
- Pemeriksaan fisik: Ruam pada wajah, gatal, dan flushing merupakan tanda penting.
- Uji laboratorium (bila diperlukan): Kadar histamin dalam darah atau sisa makanan yang dikonsumsi bisa diperiksa untuk konfirmasi, khususnya dalam penelitian atau kasus besar (outbreak).
Penanganan awal
Antihistamin oral maupun suntik efektif untuk memblokir histamin berlebih.
- Obat tambahan: Pada pasien dengan keluhan berat, dokter bisa memberi kortikosteroid untuk mengurangi reaksi peradangan.
- Terapi cairan intravena: Jika tekanan darah turun atau muntah terus-menerus, pemberian cairan infus membantu mencegah dehidrasi.
- Pemantauan ketat: Pasien dengan gejala sesak napas perlu pengawasan di fasilitas medis untuk mencegah komplikasi.
Oleh karena itu, penting mengetahui bahwa meski jarang mengancam jiwa, keracunan makanan laut akibat histamin tetap harus ditangani cepat.
Pencegahan Keracunan Histamin
Pencegahan jauh lebih mudah dibanding pengobatan. Langkah-langkah utama adalah:
- Pendinginan cepat segera setelah ditangkap: Industri perikanan menyarankan ikan harus segera disimpan pada es atau suhu <4°C.
- Jangan menyimpan ikan terlalu lama di suhu ruang meskipun tampak masih segar. Histamin yang terbentuk tidak hilang meski ikan dimasak atau dipanggang.
- Hati-hati pada produk fermentasi: Untuk individu sensitif, batasi konsumsi makanan tinggi histamin untuk mencegah gejala kronis.
- Waspadai tanda tidak segar: Misalnya bau asam kuat, lendir berlebih, atau tekstur daging ikan yang terlalu lembek.
Khusus bagi orang yang pernah mengalami keracunan histamin sebelumnya, sebaiknya selalu berhati-hati saat menyantap ikan restoran atau produk laut yang tidak jelas rantai pendinginannya.
Peran Homecare Medi-Call dalam Penanganan
Menghadapi kondisi mendadak seperti keracunan histamin tentu bisa mencemaskan, apalagi bila gejala timbul di rumah dan sulit untuk segera ke rumah sakit. Inilah peran penting layanan Medi-Call homecare:
- Akses dokter langsung ke rumah: Pasien dapat segera berkonsultasi dan ditangani tanpa harus keluar rumah.
- Penanganan awal yang tepat: Dokter dari Medi-Call dapat memberikan antihistamin, observasi tanda vital, serta memberi edukasi lanjutan tentang diet rendah histamin bila diperlukan.
- Kenyamanan dan keamanan: Layanan rumah mengurangi paparan lingkungan rumah sakit yang padat, sangat bermanfaat bagi pasien dengan gejala sedang.
- Rujukan bila kondisi berat: Jika gejala berkembang serius, dokter homecare dapat membantu rujukan cepat ke rumah sakit terdekat.
Dengan adanya Medi-Call, keluarga memiliki jaring pengaman kesehatan di rumah sehingga tidak panik menghadapi situasi darurat ringan hingga sedang.
Tetap Waspada, Segera Lakukan Dokter Visit Jika Gejala Muncul!
Jadi, apa itu keracunan histamin? Ini adalah kondisi yang timbul akibat konsumsi makanan dengan kadar histamin tinggi, seringkali karena penyimpanan ikan yang tidak tepat.
Gejalanya meliputi mual, muntah, sakit kepala, flushing, ruam di kulit, gatal-gatal, hingga sesak napas pada kasus berat.
Penyebab utamanya berasal dari bakteri yang menghasilkan histamin, dengan faktor risiko pada makanan laut, produk fermentasi, dan individu sensitif.
Pencegahan dilakukan dengan menyimpan ikan pada suhu rendah, mengonsumsi makanan segar, serta menghindari produk fermentasi berlebih pada mereka yang rentan.
Meski jarang berakibat fatal, keracunan histamin bisa membuat seseorang sangat tidak nyaman dan berisiko bila tidak ditangani. Jika gejala muncul, segera cari bantuan medis.
Berkat layanan Medi-Call homecare, kini Anda bisa mendapatkan pertolongan dokter langsung di rumah tanpa harus menunggu lama.
Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K
Referensi:
- Traylor J, Mathew D. Histamine (Scombroid Toxicity, Mahi-Mahi Flush) Toxicity [Internet]. PubMed. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499871/
- Histamine Toxicity Symptoms, Diagnosis, Treatment & Management [Internet]. Aaaai.org. 2022. Available from: https://www.aaaai.org/Conditions-Treatments/related-conditions/histamine-toxicity
- Histamine Intolerance [Internet]. Cleveland Clinic. 2024. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/histamine-intolerance