Kenapa telapak kaki sakit? Ternyata ini penyebabnya! Cek infonya dan hubungi Dokter Visit Medi-Call untuk cegah nyeri berlanjut!

Kenapa telapak kaki sakit? Area ini rentan terhadap rasa sakit dan cedera karena terus menopang bobot tubuh. Banyak orang cuek saat telapak kaki sakit dan menganggapnya kelelahan biasa, padahal jika dibiarkan bisa menjadi radang yang membuat sulit berjalan. 

Kasus tersebut sering terjadi pada pelari atau pekerja yang berdiri lama. Awalnya hanya nyeri ringan saat bangun tidur. Lambat laun berkembang menjadi fasciitis plantaris yang mengganggu aktivitas harian.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala, penyebab, dan penanganan sejak awal agar kondisi telapak kaki tidak memburuk dan Anda bisa bergerak nyaman setiap hari.

Apa Itu Telapak Kaki Sakit?

Telapak kaki terdiri dari otot, ligamen, saraf, dan tulang yang bekerja sama untuk menopang berat badan dan memberi keseimbangan saat berdiri, berjalan, atau berlari. Ketika salah satu komponen ini tegang atau cedera, timbul rasa sakit.

Telapak kaki sakit adalah kondisi bagian bawah kaki terasa nyeri, sensitif, menusuk, atau terbakar. Area yang terkena, meliputi tumit, tengah telapak, atau dekat jari. Rasa sakit biasanya muncul saat berdiri, berjalan, atau bangun tidur. 

Kenapa Telapak Kaki Sakit? Ini Penyebabnya

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa nyeri telapak kaki dapat muncul akibat peradangan jaringan penopang kaki, tekanan berlebih, atau kelainan struktur kaki. Kondisi berikut menjadi penyebab paling umum:

• Fasitis plantar: peradangan pada jaringan penghubung tumit dan jari.
• Neuroma Morton: penebalan saraf di antara jari kaki yang memicu nyeri menusuk.
• Kaki datar: lengkungan kaki tidak terbentuk optimal sehingga beban tidak terserap baik.
• Keseleo atau cedera otot: akibat salah gerakan atau aktivitas berlebih.
• Bunion: perubahan posisi sendi jempol yang menyebabkan tekanan pada telapak kaki.
• Kapalan dan mata ikan: penebalan kulit akibat gesekan berulang.
• Osteoartritis: kerusakan tulang rawan yang menimbulkan nyeri di area kaki.
• Bursitis: peradangan pada bursa.
• Kutil telapak kaki: pertumbuhan kulit akibat infeksi HPV.

Hospital for Special Surgery (HSS) menambahkan beberapa kondisi khusus yang menyebabkan nyeri telapak kaki:

• Sesamoiditis: peradangan pada tulang kecil di bawah sendi jempol kaki.
• Radang sendi Metatarsophalangeal (MTP): menyebabkan nyeri dan kaku pada telapak kaki bagian depan. 
• Metatarsalgia: nyeri di bawah sendi MTP akibat tekanan berlebih atau cedera.

Menurut Mayo Clinic, faktor gaya hidup juga berpengaruh besar. Aktivitas, seperti berdiri terlalu lama dan intensitas olahraga tinggi dapat memperburuk nyeri telapak kaki. Kemungkinan lainnya, termasuk: 

• Neuropati: kerusakan saraf memicu sensasi nyeri, kesemutan, dan mati rasa.

• Artritis: peradangan pada sendi kaki yang dapat disebabkan oleh keausan sendi, gangguan autoimun, atau penumpukan asam urat.

Jika nyeri menetap atau makin parah, kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab yang Sering Tidak Disadari!

Kenapa telapak kaki sakit? Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan berikut dapat memicu nyeri telapak kaki:

• Sepatu tidak sesuai ukuran
• Berat badan berlebih
• Kelebihan latihan tanpa pemanasan
• Melakukan aktivitas berat, seperti berlari dan melompat
• Kebiasaan berjalan di permukaan keras
• Kurang istirahat

Telapak Kaki Nyeri Saat Dipijak? Bisa Jadi Ada Gangguan yang Tak Terlihat

Gejala nyeri pada telapak kaki berbeda pada setiap orang, tergantung penyebab yang mendasarinya. Berikut gejala umumnya:

• Nyeri ringan hingga berat dengan sensasi tumpul, terbakar, menusuk, atau tajam.
• Rasa tidak nyaman saat telapak kaki disentuh atau ditekan.
• Bengkak pada tertentu pada telapak kaki.
• Kaku pada kaki atau pergelangan kaki di pagi hari, setelah duduk, atau berdiri terlalu lama.
• Mati rasa atau kesemutan, tanda iritasi atau gangguan saraf.
• Kemerahan atau rasa hangat yang menandakan adanya peradangan.

Cara Diagnosis Telapak Kaki Sakit

Untuk menemukan penyebab nyeri, dokter akan melakukan langkah berikut:

• Wawancara dan penggalian riwayat medis, termasuk aktivitas harian, cedera, dan pola nyeri.
• Pemeriksaan fisik dengan menekan beberapa titik pada telapak kaki untuk menentukan sumber nyeri.
• Pemeriksaan pencitraan, seperti X-ray atau USG mungkin diperlukan jika dicurigai adanya parah tulang, peradangan berat, atau kerusakan jaringan.

Kini pemeriksaan tidak harus dilakukan di fasilitas kesehatan karena layanan medis di rumah menawarkan alternatif yang lebih nyaman. 

Keunggulan Pemeriksaan di Rumah

Pemeriksaan di rumah menjadi pilihan sebagian besar pasien nyeri kaki karena:

• Anda tidak perlu memaksakan diri berjalan saat kaki masih terasa nyeri.
• Risiko paparan infeksi lebih rendah.
• Dokter dapat menilai kondisi lingkungan rumah yang mungkin berkontribusi pada nyeri, seperti alas kaki kurang mendukung atau lantai terlalu keras.
• Jika diperlukan, dokter dapat langsung merujuk Anda ke layanan fisioterapi Medi-Call yang efektif untuk menangani plantar fasciitis, tendonitis, otot tegang, atau gangguan mekanik lainnya.

Pesan layanan Medi-Call sekarang melalui Customer Service 24 jam dan dapatkan pemeriksaan profesional langsung di rumah tanpa antre, tanpa repot.

Pengobatan Sesuai Penyebab

Setiap penyebab membutuhkan pendekatan berbeda:

Cara Mengurangi Nyeri Pada Telapak Kaki

Berikut perawatan di rumah yang efektif meredakan nyeri:

• Istirahatkan kaki dan kurangi aktivitas berat.
• Kompres dingin selama 10–15 menit untuk meredakan radang.
• Gunakan sepatu bertumit rendah dengan sol empuk.
• Lakukan peregangan plantar 2–3 kali sehari.
• Gunakan insole jika Anda memiliki kaki datar atau lengkungan tinggi.
• Elevasi kaki jika bengkak.
• Hindari berjalan di lantai keras.

Jika nyeri makin intens atau tidak membaik dalam 3–5 hari, jangan tunda untuk menghubungi dokter agar kondisi tidak makin memburuk.

Tanpa Pencegahan yang Tepat, Nyeri Kaki Bisa Kambuh Lagi

Biasakan pola hidup berikut menjaga telapak kaki tetap sehat:

• Pemanasan sebelum olahraga
• Memakai sepatu yang pas, tidak kekecilan
• Menjaga berat badan tetap ideal
• Menghindari berdiri terlalu lama
• Rutin meregangkan otot kaki 

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

• Menggunakan sepatu sangat tipis atau flat
• Mengabaikan nyeri awal
• Berdiri terlalu lama tanpa jeda
• Memakai ukuran sepatu yang salah
• Jarang melakukan peregangan

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa jika Anda mengalami:

• Nyeri semakin tajam dalam 24–48 jam
• Pembengkakan besar atau memar
• Kesemutan atau mati rasa
• Tidak mampu menapak
• Rasa panas atau sensasi terbakar
• Nyeri tidak membaik setelah perawatan rumah

Jangan menunda karena dapat memperburuk kondisi kaki dan mengganggu aktivitas Anda.

Solusi Layanan: Fisioterapi Home Care Medi-Call

Jika Anda mengalami nyeri telapak kaki yang tidak kunjung membaik atau sering kambuh, Medi-Call menyediakan layanan Fisioterapi ke Rumah sebagai solusi yang lebih fokus, aman, dan efektif tanpa harus keluar rumah.

Keunggulan Layanan Fisioterapi Medi-Call:

• Fisioterapis datang langsung ke rumah, lebih nyaman dan minim risiko cedera saat mobilisasi.
• Tersedia paket 4x dan 8x kunjungan dengan harga lebih hemat untuk terapi berkelanjutan.
• Bisa dijadwalkan di hari yang sama, dengan estimasi kedatangan paling cepat 45–60 menit.
• Pemilihan gender fisioterapis dapat disesuaikan dengan kenyamanan pasien.
• Waktu terapi fleksibel, mengikuti kebutuhan dan request pasien.
• Gratis telekonsultasi fisioterapi atau selama masa terapi.

Jangan biarkan nyeri kaki menghambat aktivitas Anda lebih lama. Pesan layanan Fisioterapi Medi-Call sekarang melalui Customer Service 24 jam atau download aplikasi Medi-Call di App Store & Play Store untuk pemesanan cepat dan praktis.

Penutup

Nyeri telapak kaki memang tampak sepele, tetapi penyebabnya bisa beragam dan menjadi serius jika dibiarkan. Dengan mengenali gejala dan penyebab kenapa telapak kaki sakit, Anda bisa mencegah kondisi bertambah buruk. Jika nyeri terus berlangsung, Medi-Call siap membantu Anda mendapatkan pemeriksaan cepat dan nyaman di rumah.

Disclaimer:

Artikel ini disusun untuk edukasi dan informasi umum. Isi di dalamnya bukan pengganti konsultasi, diagnosis, maupun penanganan medis langsung oleh dokter. Jika mengalami gejala yang disebutkan atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, segera konsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan pemeriksaan dan saran yang sesuai.

Ditinjau oleh: dr. Stanislaus Ivanovich K